Pages

Tuesday, January 25, 2011

Serdadu kata untuk Sang Dewi



Dalam suatu petaka, kamu adalah rasa takut yang paling kusuka.

Tiada kasih yang tak lepas, bahkan dalam kisah yang kandas.
Semua rasa yang pernah kucipta, kutiupkan dengan ikhlas.

Mungkin hatiku, tempat bersandar yang terlupa.
Semoga kamu tau.
Meski telah lewat, masa lalu itu ada.

Jika berkenan kau buka telinga, ada kata yang ingin kusampaikan.
Bahwa daripada kata perpisahan, yang lebih menyakitkan adalah kenyataan,
bahwa ak tak lagi diperjuangkan.

Sempat tak lagi kulihat bintang diangkasa.
Karena semenjak kamu tak ada, aku buta.
Sempat tak kudengar gemercik air bernyanyi, saat suaramu tak ada lagi.

Tanpa kamu, pelangi hanyalah lengkungan hitam putih..

Hari ini aku sadar, tidak ada lagi kemarin.
Saat ini aku percaya, tak akan mampu seorang aku, melihat angin.

Ini aku, dengan semua pesan yang tertahan, saat kau putuskan untuk pergi.
Jika kamu telah menjadi masa lalu, perkenankan aku, menjadi seorang pelupa...


******

Tulisan ini sepenuhnya terinspirasi dari konser Swara sang Dewi.
Terima kasih untuk seorang Titi Dj yang tidak hanya berkarya untuk dirinya, tetapi juga untuk seluruh pencinta seni disekitarnya...

Monday, January 17, 2011

Sang Pencipta


Emas menjadi pelapis pilar-pilar yang menjulang pada para bangunan di tempat itu, segalanya megah.
Pepohonan mejalar rapi serta sarat warna-warni bunga yang cantik. Belum lagi beraneka macam buah ranum menggantung sedang menggoda untuk dipetik.
Udara sekitar sangat sejuk menyentuh kulit, sayup-sayup terdengar suara dari binatang-binatang bersayap yang berterbangan. Mengepak indah sambil bernyanyi lagu riang.

Mahluk-mahluk hilir mudik dengan wajah penuh senyuman. Tubuh mereka bersinar, bukan hal yang perlu diherankan sebenarnya. Mereka tercipta dari cahaya, membuat rupa para mahluk itu rupawan bukan kepalang. Tidak ada yang pernah tau jenis kelamin pasti mereka, namun semua hidup rukun dan damai. Jauh dari pertikaian, karena semua seragam dan disamakan oleh NYA, Sang Pencipta.

Dalam sebuah bangunan berwarna gading, seorang diantara mereka sedang duduk bersila.
Matanya terpejam berusaha menangkap sinyal yang hanya bisa teraba oleh rasa.
Tubuhnya bersinar seperti yang lainnya, namun sang Creator tampaknya meluangkan waktu lebih banyak saat menciptanya. Kuratan di wajahnya sedikit berbeda dari kaum setempat.

Dapat dikatakan, dialah mahluk tercantik disana. Sesekali dahinya mengernyit, berusaha mencapai tingkat kepekaan tertinggi sehingga dia mulai merasakan titik terang, bahkan lebih terang dari kulit tubuhnya sendiri.

Sebuah bisikan datang, tidak seorangpun yang dapat mendengar kecuali telinga nya sendiri.
Cahaya itu semakin terang dan membutakan matanya....., PUTIH.
Sepertinya Sang pencipta kali ini menambah keistimewaan pada mahluk dengan tubuh semampai yang sedang mendapati dirinya ber aktualisasi.
Sebongkah sinar putih menyelusup ke dalam kepalanya. Kini dia resmi berbeda, The creator menurunkan salah satu kehebatannya, BERKEHENDAK.

Sejak hari itu, mahluk tercantik pun mulai melahirkan banyak pertanyaan dari rahim kepalanya.
Merasa bosan dengan tempatnya berpijak, Kota Emas. Semua dirasa menjemukan, dan terkekang oleh kediktatoran Sang Pencipta.
Mereka hanya dicipta untuk melakukan kebaikan, kerukunan, dan kebahagiaan. Dirinya bergejolak untuk bergerak. Dia yakin, ditangannya....dia dapat membuat kota itu menjadi lebih berwarna, lebih hidup dan berdinamika.
Sehingga kini dia memulai dosanya yang pertama....MEMBANGKANG.

Dengan wajahnya yang rupawan, dia dapat membisikan sebagian para pemujanya untuk bergerak dan memberontak. Segala strategi pun telah tersusun rapi, kini di siap membusung dan bergerak menuju satu ambisi. Menjadi penguasa kota Emas.

Ditengah pepohan rimbun berdaun hijau, mahluk kesayangan Sang Pencipta ini pun memimpin rapat, dimana mereka akan menyerang saat angin sedang bergerak ke selatan. Disaat itulah kebencian dapat ditiupkan.
Tapi satu hal yang dia lupakan, adalah siapa musuh yang dia hadapi : Sang Pencipta.

Perang besar terjadi, meruntuhkan sebagian bangunan-bangunan gading berhias emas yang seragam. Udara tidak lagi sejuk, kedamaian mulai bersembunyi di bilik emosi. Cemas beranak pinak di setiap mahluk di kota itu.

Senyum kini tersungging di bibirnya, dia pun mulai merasa....kemenangan tinggal selangkah di depan mata. Dengan cemas, maka para mahluk d kota itu akan berlindung padanya. Hingga the last battle pun terjadi, dirinya kini berhadapan dengan pemimpin para mahluk kota Emas yang tidak bisa ia anggap remeh.

"Mana Tuanmu?" tanya pemberontak itu dengan congkak. Dia berdiri 4 meter didepan para pasukannya.
Dan pemimpin kota itu pun maju sendiri dengan dada yang membusung " Bahkan jangan pernah terlintas di pikiranmu walau sekejab kalau kamu pantas disejajarkan dengan NYA!".

"HAHAHAHAHA" tawanya menggema, "Aku puja kesetiaanmu pada NYA Michael!! Akupun bisa memahami, kalian tidak memiliki apa yang aku punya. Harusnya kalian marah pada NYA, LIHAT!! DIA sudah bertindak tidak adil, dia mewariskan padaku salah satu sifat istimewanya. Tapi kalian??? Lihat diri kalian yang hanya dapat ditakdirkan melakukan sesuatu tanpa pilihan, MENYEDIHKAN!!"

"BELIAU memberimu keistimewaan dengan alasan NYA sendiri. Dan itu adalah mutlak hak NYA, kami tidak bertanya, karena kami rasa kami juga belum pantas untuk tau. Pengetahuan kami begitu kecil dibawah kaki NYA yang besar. Tapi kami yakin, DIA maha tau lagi maha bijaksana. Sekiranya BELIAU menjawab, belum tentu kami rasa pengetahuan kami mampu untuk memahaminya. Dan mohon kiranya kamu untuk tau, bila ada kata "MENYEDIHKAN" maka yang paling pantas menyandangnya adalah ENGKAU!"

"JAHANAM KAU MICHAEL!!!" pemberontak itu kini terbang menyerang pemimpin kota Emas yang dikenal dengan nama Michael itu. Tubuh mereka beradu, kilatan cahaya bergesekan....membuat suasana Kota Emas saat itu megerikan. Tidak ada kedamaian, hanya teriakan dan pekikan.

Cahaya terang yang menyilaukan coba dihembuskan untuk menyerang kedua mata pemimpin kota, namun Michael mampu melompat lincah untuk menghindar. Kali ini pemberontak ini semakin marah....tubuhnya mulai meradang merah. Ini adalah jalan untuk menuju kuasa, dan dia harus melewatinya. Dan dia terus menyerang sang pemimpin dari berbagai penjuru, dan ini semua diluar prediksinya. Michael terlalu kuat untuk menjadi lawannya, sehingga dia memutuskan untuk mengambil jarak sementara...

"Aku sepertinya sedikit meremehkanmu di awal" katanya dengan nafas terengah.

"HAHAHA, jangan pernah berpikir kamulah satu-satunya mahluk yang diberikan wahyu dan rahmat."

SIAL!! hatinya mengutuk, dia seharusnya berpikir lebih panjang. Bukan hal yang tidak mungkin the creator menurunkan salah satu sifatnya pula pada pemimpin tempat ini. Salah satunya KEKUATAN. Pemberontak itu tau, Michael bukanlah tandingannya dalam hal ini. Kekuatannya jauh lebih besar dari kekukatan yang bersarang pada dirinya. Namun di tengah kelengahannya, Michael melompat dan merangkup tubuhnya, mengangkat, lalu membantingnya ke permukaan. Kini sang pemberontak mulai lemah, dan kaki MICHAEL telah berada di permukaan tubuhnya...siap menikam dengan pedang emas yang serupa dengan 2 lilitan yang mematikan.

Namun Sang Pencipta memberikan perintah, agar MICHAEL menahan apa yang sebenarnya ingin dia lalukan, mengkorek habis pemberontak tercantik yang seharusnya bersyukur. Akhirnya pemimpin para malaikat itu kini menghempaskan tubuh mantan mahluk tercantik kota Emas yang biasa terlafaz dengan kata "SURGA".

Tubuh lemasnya pun terlempar jauh dari surga dengan amarah yang belum padam. Dimana dia mendarat terasing dalam suatu tempat baru. Dia bersumpah, akan mengumpulkan massa sebanyak-banyaknya serta mulai membangun kota baru dengan api emosi yang teus membakar jiwanya.

Dari Kota Emas, Michael hanya menatap dengan sorot mata jauh ke bawah. Jauh didasar dirinya, dia amat menyesali, apa yang telah dilakukan saudaranya. Tapi sekali lagi dia harus yakin, ini perintah NYA. Dia hanya cukup yakin dan percaya kalau Sang creator pasti mempunyai rencana lain, Dia maha tau.....lagi maha bijaksana. Lalu Pemimpin para malaikat itu hanya bergumam.....

" Sampai berjumpa, LUCIFER "





Judul lukisan diatas adalah " Michael Expelling Lucifer And The Rebellious Angels From Heaven "

NB : Gambar diatas adalah salah satu lukisan di Museum LOUVRE, Paris.

Soal cerita, ini sebagian fiksi dan tanpa menyinggung suatu kaum tertentu. Hanya cerita dari pendongeng berotak semut yang lagi suka sama cerita2 mitologi trs nyambung2in pake teori sendiri. Just 4 have fun yaaa :) Kamsiaaaa.....

Sunday, January 16, 2011

Aku Cinta Buta, Pada Hujan...


Hujan, kenapa kamu tidak juga datang?

Aku menunggu keluarga besarmu menyentuh pori-pori, telah kunanti kamu dari duduk hingga berdiri. Tapi, belum juga kau berkunjung.

Kini aku memutuskan menetap ditempat biasa. Dimana kursi berlapis busa menjadi sahabat kala menanti pasukanmu tiba. Perlahan kurasakan aroma merasuk pelan menuju penciuman.

Mari kuberitahu sesuatu yang sudah tidak lagi menjadi rahasia. Hidungku itu amat handal dalam memahami bau. Telingaku, luar biasa tajam menangkap suara dari berbagai penjuru. Bahkan aku dapat mendengar sesuatu yang secara konstan dan terus menerus, ibuku yakin itu adalah bunyi jarum detik. Dan aku percaya, ibu tak pernah berbohong.

Biar mereka bilang aku asal bicara, tak kuberi sedikitpun peduli. Aku jatuh cinta pada kamu, hujan. Ibu bilang cinta adalah perasaan yang paling membahagiakan, menunggu untuk dinantikan. Selalu ingin bertemu, walau tak selalu lembut dan menyenangkan. Itulah kehidupan, cinta adalah yang menjadi dasar alasan. Sekali lagi, itu kata ibu, dan aku percaya. Ibuku, tidak pernah berbohong.

Semua membuat aku semakin yakin :

HUJAAANNN, AKU JATUH CINTA. SAMA KAMUU !! Meskipun curah dan nyanyianmu tak pernah menentu, tetap aku, ingin bertemu...

Jika kamu lama tak datang, aku terpaksa melahirkanmu, lewat mataku...
Kuberitahu lagi ya, ibu bilang kedua bola mataku amat indah dan orang-orang berkata itu adalah anugrah.

Bukannya aku tak mengenal kata bersyukur dan berterima kasih, tapi bisa kau bayangkan rasanya memiliki sepasang mata yang menerima begitu banyak puji, namun tidak berfungsi?

Hujan, ayo turun. Kamu adalah prajurit langit yang dapat menyatu denganku secara nyata. Lalu sekali lagi kutegaskan, aku jatuh cinta padamu, hujan. Walaupun aku tidak mampu melihat kalian, percayalah, dengan hebat aku mampu merasakan.

*****

Friday, January 14, 2011

Surat Cinta Soekarno untuk Hariyatie


Bagaimana tidak saya rasakan cinta, jika seorang lelaki seperti Soekarno menuliskan lisatan kata macam ini. Berikut ini adalah surat cinta Soekarno yang ditujukan untuk Hariyatie. Salah satu istri yang dinikahinya pada bulan Mei 1963 hari ke 21. Surat ini sendiri ditulis pada 31 Agustus 1963. Jadi kira-kira dengan perasaan berbunga-bunga dalam usia tiga bulan perkawinan.

Surat ini terdiri dari dua lembar. Pada sisi kertas ditulis miring oleh Bung Karno :
" Bali saka hotel, Ora bisa turu, njur nulis layang iki " kira-kira artinya " Pulang dari hotel, tidak bisa tidur, lantas menulis surat ini."

Surat untuk Harijatie konon katanya lebih banyak menggunakan bahasa Jawa ( Saya belum pernah baca surat untuk Harijatie yang lain ). Berikut kutipannya :


Yatie adikku wong ayu,

Iki lho arloji sing berkarat kae. Kulinakna nganggo, mengko sawise sesasi rak weruh endi sing kok pilih : sing ireng, apa sing de mau kae, apa karo-karone? Dus : mengko sesasi engkas matura aku ( Dadi : sanajan karo-karone kok senengi, aku ya seneng wae )
Masa aku ora seneng? Lha wong sing mundut wanodya pelenging atiku kok! Aja maneh sekadar arloji, lha mbok apa-apa wae ya bakal tak wenehke.

Tie, layang-layangku ki simpenen ya! Karben dadi gambaran cintaku marang kowe kang bisa dibaca-baca maneh ( kita baca bersama-sama ) ing tembe jen aku wus arep pindah omah sacedake telaga biru, sing tak ceritake dek anu kae. Kae lho, telaga biru ing nduwur, sak nduwure angkasa. Coba tutupen mripatmu saiki, telaga kuwi rak katon ing tjipta! Yen ing pinggir telaga mau katon ana wong lanang ngagem jubah putih ( dudu mori lho, nanging kain kang sinulam soroting surya ), ya kuwi aku, ----aku, ngenteni kowe. Sebab saka pangiraku, aku sing bakal ndisiki tindak menyang kono, ---aku,ndisiki kowe!

Lha kae kembang semboja sing saknduwure pasareanku kae, ----petikan kembang iku, ambunen, gandane rak gandaku. Dudu ganda kembang, naning sawijining ganda kang giwane saka rasa-cintaku. Sebab oyote kemboja mau mlebu ing dadaku ing kuburan.


Masmu

Soekarno



Kira-kira terjemahannya begini....


Yatie, adikku yang ayu,

Ini lho, arloji bertahta emas itu. Biasakan memakai, nanti setelah sebulan, kamu akan tau mana yang hendak dipilih. Yang hitam, yang satunya, atau bahkan keduanya? Jadi sebulan lagi, katakanlah ( walaupun senang keduanya, aku akan senang juga )> masak aku tidak senang, apalagi yang meminta adalah jantung hatiku. Jangankan arloji, apapun akan aku beri!

Tie, suratku ini tolong disimpan ya. Supaya menjadi gambaran cintaku kepada kamu. yang bisa dibaca-baca lagi ( atau kita baca bersama-sama ) pada suatu hari nanti saat aku mau pindah rumah di dekat telaga biru yang pernah aku ceritakan. Itu lho, telaga yang diatasnya angkasa. Coba kau pejamkan matamu sekarang, maka kau akan melihat telaga itu. lalu jika ditepian telaga kau lihat lelaki berjubah putih ( bukan memakai kafan lho ya ) tapi kain bersulam sinar matahari yang menjadi jubah, itu aku, aku---menunggumu. Sebab sepertinya, aku yang akan lebih dulu pergi kesana, mendahuluimu.

Nanti jika kau lihat kembang kamboja diatas nisanku, Ciumilah!
maka engkau akan rasakan aroma tubuhku. Bukan aroma bunga, tetapi aroma yang tercipta dari rasa cinta. Sebab akar kamboja itu telah menusuk menembus dadaku, didalam tanah sana!!

Masmu

Soekarno


*********

Surat cinta tersebut saya dapatkan dari seorang teman yang merupakan seorang dalang muda favorit saya : Nanang hape.terima kasih mas Nanang :))

****