Pages

Thursday, June 16, 2011

Wanita perkasa itu, ibu dari ayahku..

Tulisan ini khusus saya dedikasikan untuk wanita dengan kulit keriput, mata yang tidak lagi muda, namun pernah membuat seorang pria jatuh cinta. Rasa mereka telah mengundang saya hadir di dunia. Perempuan hebat yang selalu saya banggakan : Nenek saya tercinta.

Saya terbiasa memanggilnya dengan sebutan mami. Beliau adalah wanita yang sangat mandiri. Kakek saya ( Papi ) telah meninggalkan kami semua saat saya berusia sekitar tiga tahun. Dan mami selalu mengabarkan kepada semesta bahwa papi adalah cinta matinya.

Saya kagum pada bagaimana beliau mengemas cintanya dengan luar biasa, karena menurut papa, mereka dulu bukan termasuk pasangan yang romantis. Nenek saya awalnya berprofesi sebagai seorang perawat, hingga akhirnya menikah dengan papi dan memutuskan menjadi ibu rumah tangga.

Mami selalu setia mengikuti pekerjaan suaminya, hingga saat papi menjabat sebagai ketua PBSI selama 22 tahun, mami tidak pernah luput memberikan papi support. Mami juga sangat mencintai bulutangkis karena itu tidak jarang jika para atlit berlatih, nenek saya itu bertugas membuatkan makanan untuk mereka dan kebetulan juga, mami sangat mahir dalam urusan dapur.

Kemampuan memasak mami diatas rata-rata. Masakannya mempunyai citarasa yang luar biasa. Beliau adalah putri padang sejati, jadi berbagai santapan minang mengalir dengan lezat ditangannya.

Sejak papi tidak ada, mami yang saat itu juga tidak lagi muda menjadi wanita karier. Beliau selalu cantik dengan rambut yang rapih, harum, dan sangat memperhatikan Fashion. Setiap pakaian yang dia kenakan selalu serasi. Tidak hanya itu, beliau juga masih aktif dalam urusan per bulu tangkisan. Maka dari itu, kami para cucunya telah diperkenalkan pada raket sejak dini. Namun sayang, kenyataannya tidak ada satu-pun dari cucu-nya yang menjadi atlet.

Tapi mami tidak pernah memaksakan kehendak, dia selalu membebaskan para cucunya menjadi apa yang kami suka. Dari sejak kecil, setiap saya memandangnya saya selalu ingin, suatu hari nanti, aku akan menjadi seperti dia. Untuk saya, wanita super itu ya dia.

Mami punya kebiasan unik, dia selalu enggan untuk dibantu.

"Minta bantuan itu kalau memang sudah dicoba, tapi tidak bisa. Kalo belum dicoba terus minta tolong mulu, namanya males"


Itu salah satu kata yang paling sering keluar dari mulutnya. Di usianya yang ke 83, dengan jalan yang amat sangat sulit, beliau bahkan menolak jika diambilkan minum. Padahal kadang saya gemas melihat gerakannya yang sudah sangat lambat dan terlihat kesusahan. Jadi saya langsung ambilkan gelasnya dan beliau langsung berteriak

"MAMI BISA SENDIRI. ARTASYA. LETAKKAN KEMBALI KE TEMPATNYA". Kwak kwaannggg, akhirnya saya mengalah. Meletakkan gelasnya kembali diatas meja dan menunggu dia sampai untuk meraihnya. Setelah gelas sampai ditangannya, dia akan minum dengan tampak sangat nikmat dan menoleh ke arah saya sambil tersenyum nakal
"Tuh, mami bisa kaaaann?" dan saya hanya mengangguk sambil tertawa.

Saya belum lupa di usia yang sudah berkepala tujuh, dia masih mampu membawa cucu-cucunya pergi ke DUFAN, tanpa PRT dan tanpa SUPIR. Saya yang saat itu duduk dikelas 1 smp juga belum terlalu dewasa menjaga sepupu2 saya yang rata-rata masih SD saat itu. Saya tidak tahan untuk tidak berlari mengantri kora-kora dengan Dinda (saudara sepupu yang seumur) lalu mengabaikan sepupu-sepupu kecil kami yang sudah berhamburan entah kemana. Dan mami saat itu hanya sibuk menelp orang tua kami masing-masing sambil panik karena cucu-cucunya menyebar entah kemana.

Seorang perempuan berusia 70-an, membawa sekitar 5 orang cucunya ke dufan tanpa asisten rumah tangga plus MENYETIR SENDIRI. Kurang perkasa apalagi Nenek saya?

Dalam perjalanan pulang dimana telah lewat senja, kami seperti pulas tanpa suara di mobil karena keletihan. Saat itu saya duduk tepat dibelakang kursi kemudi. Seluruh penghuni kendaraan roda 4 itu senyap. Saya sendiri terjaga malam itu, dan mata kami bertemu dalam kaca spion. Saya masih ingat raut wajahnya saat berkata

"Tasya gak bobo?" dan saya menggeleng
"Cape gak?" Saya menggeleng lagi
"Happy gak?" lalu saya menggangguk.

Disitu saya melihat senyumnya merekah dari kaca spion dan matanya terus menatap saya sambil tetap menyetir

"Alhamdulillah kalo kamu happy" begitu katanya.

Saya balik bertanya saat itu padanya "Mami, are you happy?"

dan dia menjawab "Im so happy"

"Tapi kan mami ga naik apa-apa" jawab saya.

dia menjawab "Im happy because i have u all" dan disitu saya yakin, wanita perkasa yang sedang mengendarai Mercy Jeep pukul 8 malam ini sangat mencintai kami, cucu-cucunya.

Saya punya sejuta kenangan dan cerita tentang beliau yang tidak akan pernah habis bila diceritakan. Namun lagi-lagi waktu memiliki peran yang kuat, menyangkut ingatannya. Alkhir-akhir ini mami mulai terserang pikun parah.

Puncaknya hari ini, kami mengantarnya ke Rumah Sakit Pelni karena mendadak gula darah beliau naik. Spontan kami para cucu dan juga anak-anaknya membawanya untuk diperiksa.

Sebenarnya saya cukup terkejut, terakhir kami berkumpul saat ulang taunnya 2 bulan lalu, beliau masih baik-baik saja. Bercanda dan berkumpul seperti biasa. Hari ini air mukanya berbeda, seperti kosong.

Yang membuat saya semakin sedih, kini dia total tidak dapat mengingat siapapun dari kami, bahkan ayah saya yang merupakan anak laki-laki-nya. Dia hanya berkali-kali tersenyum. Setiap ditanya "Hayo mami, ini siapa?" dia selalu menjawab diiringi tawa "Hehehe, gak tau".

Kami tidak terluka karena dilupa, kami hanya terlalu bersedih membayangkan jika suatu saat dia tidak ada. Karena dia begitu berharga, itu saja.

Aku adalah kenangan diujung memorinya yang mungkin terlupa, namun dia adalah dasar ingatan, bagaimana aku bisa sampai didunia.

i love u mami, we love you. Cepat sembuh...

Tuesday, June 7, 2011

Me Likey!!


Anda punya mimpi?

Liat mobil saya didepan? itu hasil MLM lho!

Eh, aku kangen banget sama kamu. Lama ya ga ketemu dari SMA. Kamu sekarang kegiatan-nya ngapain? ketemuan yuk! *saat pertemuan* Hai ciiinn, pa kabar. Makin cantik aja, sinniii deh duduk. Eh eh, kamu punya mimpi gak? mayan lho buat nambah2 *atau bahasa lainnya yang artinya* SELAMAT DATANG DI MLM :D

Lumayan sering denger ga sih sama pick up line diatas? Saya duluu banget jaman-jamannya lulus sma sering banget ditelp-nin temen yang ngakunya kangeenn terus ngajak reuni, buntut2nya nawarin jadi downline.

Disini banyak banget sebagian orang jadi semacam anti dengan MLM dengan alasan mengganggu. Kalau saya pribadi, sejak dulu ga pernah ada masalah seputaran dengan MLM. Masalah temen presentasi sih tinggal bilang "belum tertarik bro, ga bakat!".

Sebelum kalian malas baca tulisan saya, atau mengira saya mau "prospek" kalian, TUNGGUUUUUUU!! jangan di close dulu :D saya ini cuma mau sharring aja. Sampe sekarang saya juga ga ikut-ikutan tuh MLM. Hehehe..

Ini soal sesuatu yang tidak sengaja,

Berawal dari teman kantor yang menjadi bagian dari member Oriflame dan meletakkan buku dagangannya diatas meja. Saya yang waktu itu meminjam komputer di cubical-nya lalu spontan membalik-balikkan majalah yang berisi prodak-prodak oriflame. Karena iseng, saya beli lah itu nail polish sama body butter dan ternyata, kok enak? Harganya juga ga mahal booww ( body butternya 50 ribu ajyaahh ukuran besar ) sejak itu mulai sedikit banyak saya coba prodaknya yang lain-lain.

Yang ingin saya bahas disini adalah salah satu parfume-nya yang membuat saya jatuh cinta, THE BABES !!!

Gimana gak jatuh cinta cobaakk?
dari kemasannya lucu bangettt. Sebenernya saya naksir yang botol yang strawberry, dan sempet bingung cukup lama (baca : labil) untuk memilah yang mana yang harus dipilih sampai akhirnya yakin : KIWI !!!

Kenapa Kiwi? karena yang pertama, aromanya super segar. Apalagi saya termasuk perempuan dengan pekerjaan yang cukup aktif dan mobile. Jadi aromanya si kiwi ini kaya ngasih semangat gitu tiap pindah tempat. Dan yang saya cukup kaget adalah, aromanya tahan lamaaa ( atau memang saya tidak bau2 amat ) tapi yang pasti review untuk prodak yang satu ini ok sekali.


Kalo saya Kiwi bangett, kalian pilih yang manaaa? :D


****

Friday, June 3, 2011

Menunggu..




Aku punya cerita.
Kali ini tentang : Menunggu...

Kalian pernah tau rasanya terjaga hingga menjadi saksi, dari lahirnya matahari?
Bermata terbuka ditemani keringat yang tidak menetes itu cukup mengganggu, setidaknya hari ini.

Aku merasakan sunyi paling bising dengan pipi yang basah.
Menatap kotak berisi gambar bergerak, tidak dengan maksud atau seperti kehilangan alasan untuk tidak beranjak.
Tapi tidak satupun dari apa yang mereka bicarakan atau lakukan didalam televisi itu aku pahami, aku hanya ingin
memastikan, aku punya kegiatan.

Bermata kosong dengan harapan tidak kesepian.
Ternyata sepi itu terlalu gaduh, aku menunggu sesuatu yang belum juga tiba. Menjaga tempat yang dia tinggalkan, dengan harapan dia cepat pulang.

Ada suara detik, yang tidak pernah berhenti.
Aku telah mengumpulkankannya menjadi musim hujan yang belum juga datang.
Aku percaya, Tuhan telah mengutus salah satu utusan yang tidak pernah mampu manusia lawan, waktu.
Dan aku telah menjadi pecundang-NYA yang paling konyol, saat memposisikan diri sebagai penantang.

Inilah hasil dari kekalahan tertotol, emosi yang tidak lagi mampu aku kontrol.
Sekarang aku menunggu diam dibalik pintu.

Ramai belum juga mau datang, televisi ini juga masih menyala, suaranya numpang lewat diterima.
Tapi samar-samar aku mendengar kayu terketuk.

"Siapa?" tanyaku tanpa menoleh pada pintu dibelakang kepala.
"Aku mengantarkan surat" sahut suara didepan.

Aku buka pintu dan menabuhkan tanda tangan pada secarik kertas sebelum surat beramplop putih sampai pada ke-lima jemari. Pria bertopi dengan jaket biru tua itu sempat bilang "Maklum birokrasi. Bisa minta lagi parafnya disini? Hanya untuk tanda bukti suratnya sudah sampai". Aku tidak membalasnya dengan kata, hanya melakukan apa yang dia perintahkan.

Sekarang aku kembali duduk diposisi semula, dengan amplop yang aku buka dengan hati-hati.
Secarik kertas tanpa garis dihiasi beberapa kata.


"Jika aku belum juga pulang, mungkin waktunya kamu untuk berdiri, keluar dan mencari aku, atau mungkin kita tidak akan pernah lagi bertemu. Tertanda, Hati-mu"




Aku meraba lubang dibalik dadaku, kosong...


********