Pages

Sunday, July 31, 2011

Bintang Paling Jalang

Bintang jalang yang serampangan. Bintang jalang paling keparat.

Hitungannya sudah lebih dari 12 bulan dia menggusur akal sehat, lahan paling vital dalam sejarahku sebagai manusia. Satu-satunya tempat dimana aku akan menjadi lebih spesial daripada anjing-anjing liar tanpa tuan atau babi-babi gemuk yang siap menjadi santapan.

Buah-buah pikiran di kepalaku dilahap habis dengan rakus. Lahan itu sekarang tandus, lebih kering daripada gurun tergersang. Makam bagi para musafir yang kehausan.

Kadang dia berjalan, dengan kaki yang sudah dirambati tangkai mawar, menginjak dengan Bintang beban yang lebih berat dari binatang paling besar sekalipun. Dari dalam kepala, perlahan menuju mata, menusukkannya, menuju hidung, menusukkannya, menuju mulut, menusukkannya, menuju kerongkongan, menusukkannya, terakhir, menuju dada, lalu memporakporandakannya.

Selalu begitu, setiap hari.

Saat hari sudah terlalu renta dan akan bereinkarnasi, dia pasti datang, setelah terpejam, bahkan mata terbuka. Pasti datang, selalu begitu, setiap hari.

Mimpi, adalah saat dimana dia mampu keluar dari tubuh, dan aku dapat melihatnya. Bercinta dengan dia, yang bukan saya.

Pagi hari dia kembali bersembunyi, dikerajaannya. Karena dikepalaku dia telah membangun, Neraka rahasia...

Hanya secuil terang dalam pekat gelap, kamu memang bintang yang paling jalang.