Pages

Friday, September 30, 2011

Ada hal yang tidak biasa di Jakarta saat hari Lebaran tiba : Maraknya kendaraan yang tiada. Jalanan begitu lenggang dan bersahabat, kadar karbondioksida pada udara juga berkurang.

Selepas senja, saat beberapa keluarga masih asyik menikmati liburan dirumah, seorang lelaki berjubah putih tanpak kebingungan. Keringat menyembul dari pori-porinya yang besar. Matanya begitu awas akan sekeliling. Pria itu sadar, dirinya akan menjadi santapan hangat para pewarta berita kelak. Jasadnya akan menjadi musuh masyakarat, kasusnya akan memenuhi kepala para polisi, namun sekali lagi, dia sudah tidak perduli.

Jalan layang malam itu begitu kosong, namun hati dan pikiran laki-laki tersebut terlalu penuh. Keputusan memanjat kaki bangunan setinggi dua puluh tujuh meter pun ia lakukan. Sekali lagi, pria ini merasa terancam, dia merasa diikuti hingga perlu tempat untuk bersembunyi.

"Apa kamu tidak punya cukup kata untuk bilang permisi?" suara yang cukup berat sontak membuat pria yang merasa seorang diri ini kelabakan. Bagaimana mungkin dari ketinggian dua puluh tujuh meter dari tanah, ada juga manusia gila macam dirinya yang bersembunyi.

Bibirnya bergetar, suaranya tak mampu keluar, keringatnya semakin berpencar

"Selain tidak mampu bersuara, ternyata kamu juga tidak punya etika ya?" kali ini suara itu menyerangnya lagi.

Pria berkulit sawo matang itu kini mengacungkan senapannya

"Siapa disana? Keluarkan batang hidungmu kalau berani!!" suaranya berusaha menjadi lantang, padahal nyalinya bagai plastik dibakar api, mengkerut.

"Lah kamu gimana sih? Naik ke tempat saya, misuh-misuh, terus minta liat hidung. Absurt sekali kau anak muda" jawab suara itu sekenanya.

Seketika jantung pemuda berusia kirasan dua puluh tiga tahun seperti berhenti. Ternyata dia telah tiba di tempat sebuah patung yang berdiri sejak 1963.

"Ka ka ka kamu ko bi bi bi sa ngomong?" tanya si pria berjubah putih dengan terbata-bata.

"Nah kamu, kenapa bisa sampai disini?" patung itu kembali bertanya.

"Ah, ini pasti mimpi. Mana mungkin patung ko bisa ngomong" lirih si pria berjenggot tebal.

"Ah, ini pasti mimpi. Manusia ko kurang kerjaan amat manjat-manjat kesini" lirih patung itu juga.

Laki-laki dengan rompi dan tas ransel hitam itu semakin carut marut. kejadian ini sungguh diluar nalarnya sebagai manusia. Giginya bergetar, lelaki itu, takut.

"Nak, tolong mukamu jangan bengong. Aku berdiri sambil menunjuk sejak tahun 1963, tak pernah melihat dari dekat begini wajah manusia. Tega sekali kau suguhkan mimik yang tak enak dipandang mata begitu"

"Tapi tapi tapi, tapi saya...."

"Ssstt, sudahlah. Ayo duduk, ceritakan apa yang terjadi"

"Jadi begini om, saya sedang dikejar-kejar orang" jawab si pemuda

"Maaf, belum pernah ku kawinkan tante-mu, jadi jangan panggil saya om. by the way, siapa yang mengejarmu?"

"Banyak sekali oarangnya. Atau mungkin justru seluruh rakyat Indonesia"

"Eh ya ampun, memang apa yang kau lakukan?"

"Anu om, eh pak...." lelaki ini tak berani melanjutkan kata-katanya.

"Anu-nya siapa? ngomong jangan berbelit-belit. Kamu bukan anggota dewan kan?"

"iya pak bukan. Anu, saya sebenernya..... teroris pak" saat menucap kata terakhir, sang lelaki ini langsung menutup mata. dia belum siap mendapat pengadilan dari sosok seberat sebelas ton ini.

"teroris?" tanya sang patung dengan mata terbelalak.

"iya pak" jawabnya sambil menunjuk.

"teroris itu apa ya?" tanya dirgantara dengan polos.

"Tugas kami menteror seluruh kelompok yang berbeda pendapat. Tidak sama, kami sikat?"

Patung itu diam dan mulai berpikir, "Sejak kapan kita semua hidup harus seragam?"

"maksud bapak?" tanya si pemuda.

"Sejak saya bediri disini, saya tidak melihat persamaan dari penampakan luar bangsa ini. SEmua berbeda, baik gaya maupun kata. dan itu yang selama ini membuat saya Percaya diri mengabarkannya ke dirgantara, bahwa Negara kami ini negara kaya. dengan ketidak saam penampilan, dunia harus tau, dalam hati para penduduk Indonesia itu sama, merdeka.

Friday, September 16, 2011

i love u marchi

Hari ke-empat saya bersama si cantik march yang saya panggil Marchi. Saya menyempatkan diri untuk memandikan teman kencan seminggu saya ini. Tanpa terasa, sebentar lagi Marchi akan pergi dari garasi. Tempatnya selama empat hari belakangan.

Hari ini, perjalanan Nissan March akan sedikit berliku. Saya dan partner siaran saya Hilbram Dunar mendapat undangan dari suatu toko sepatu di Plaza Indonesia. Kebetulan saat ini, kendaraan pribadi Hilbram sedang diurus asuransi. Kebetulan, Hilbram sangat penasaran untuk menjajal rasanya menghuni Nissan March.
Hal ini tidak akan menjadi begitu rumit, jika saja supir pribadi saya tidak izin. Karena (lagi-lagi) saya tidak bisa menyupir, maka langkah pertama adalah memikirkan bagaimana caranya nissan march dapat tiba dikantor bersama saya?
R
Entah kenapa seketika saya merasa begitu jenius saat akhirnya menemukan jalan keluar. Jadi, hari ini adik dan kekasih saya akan bermain futsal di kuningan. Saya akan diantar adik saya dengan Nissan March sampai dikantor. Kekasih saya akan datang menjemput adik saya dikantor dengan kendaraan pribadinya. Setelah siaran saya selesai, maka saya dan Hilbram sebagai pengemudi segera menuju plaza indonesia untuk menghadiri undangan. Sepanjang jalan, hibram selalu bergumam "lo adalah orang yang paling merugi tas. Mobil seenak ini dan lo gak bisa nyetir". Saya sedikit mengangguk-angguk. Dalam pikiran sih kebayang "iya juga ya". G

Hilbram juga bilang "tarikannya enak banget. Apa gue ganti march aja ya? Irit kayanya". Hilbram memang penggemar dan pemerhati otomotif. Mungkin itu yang membuat dia bertahan menjadi icon host F1. Sampai di Plaza Indonesia, tak sulit mencari parkir, penata parkir di mall tersebut tampak memanggil-manggil. Akhirnya kami tiba tepat waktu, dan acara berlangsung cukup seru. Saya dan Hilbram mendapat hadiah sepasang sepatu. Senang sekali rasanya!

Nah, sekarang kami kembali memutar otak untuk rute pulang. Saya, Hilbram, March, dan ketidak mampuan saya menyetir. Kami putuskan, Hilbram akan mengantar saya menuju tempat adik dan kekasih saya bemain futsal. Tibalah kami di kuningan dan Hilbram pulang dengan membawa marchi. Setelah usai permainan futsal, saya dan adik menumpang salah seorang teman yang memang tinggal di kawasan Bintaro, dimana disitulah pula kawasan Hilbram bemukim. Kami diantar menuju rumah hilbram.

Tiba dirumah hilbram, partner siaran saya itu sudah lengkap dengan pakaian tidurnya. Memberikan kunci pada adik saya sambil berkata "petualangan keliling Jakarta begini gak akan terjadi kalau kakak lo bisa nyetir". Adik saya dan Hilbram terbahak. Saya akhirnya berkata "iyaaaa, ntar gue belajar nyetir!!". Saya bertekad, saya akan belajar nyetir setelah acara #7dayswithmarch! !

Tapi ngomong-ngomong, acara putar-putar Jakarta itu gak akan seseru itu, tanpa marchi! :D

Wednesday, September 14, 2011

hemat?

Hari ini berbagai hal indah menjelujur dihadapan saya.
SENYUM, adalah hal terindah yang dapat dilakukan dengan bibirmu, dan hari ini mereka tidak berhenti merekah.
Dengan perasaan riang, ditemani adik tercinta, saya menuju salah satu mall di jakarta selatan untuk membeli sepatu bola. Bukanlah saya yang akan akan mengenakannya, tapi sepatu bola tesebut akan menadi sebuah hadiah bagi seseorang yang sangat spesial dimata saya.

Si hitam manis, nissan march menemani dengan setia dan kami tidak membutuhkan waktu lama untuk mencari parkir. Setiap tempat akan terasa lega jika si mungil march yang akan menempati. Saya pun mulai menyelusurui setiap toko olahraga yang ada.

Perjalanan mencari sepatu bola tidaklah mudah. Sejujurnya, saya adalah wanita normal yang awam serta asing dengan segala hal yang berkaitan dengan sepak bola, futsal, atau saudara-saudara olahraga mereka yang lain. Demi cinta ( tsaaaahh ) saya putar melukar mall lebih dari tiga lantai itu.

Toko pertama, pilihan luar biasa banyak sampai proses eliminasi menentukan tiga terbesar. Satu dari kontingan sepatu itu saya suka. Akan tetapi adik saya lagi-lagi membuat steatment kecil yang membuncahkan ranah kelabilan saya : "kalo aku sih, gak suka yang itu". Nah yang gini-gini yang buat saya ragu, akhirnya saya putuskan : LIAT-LIAT YANG LAIN DULU.

Toko kedua, kalo ini kami berdua hanya menyerngitkan dahi, tidak ada sepatu yang menggoda untuk disentuh. Adik saya bahkan hanya melipat tangan didada atau terkadang menaruh kedua tangannya di belakang. Saya hapal mati, pasti itu terjadi karena menurutnya tidak ada yang menarik.

Toko ketiga, NAH! Ditoko ini banyak yang menurut kami berdua bagus, hingga akhirnya kami jatuh cinta pada sepatu yang kami sepakat untuk berkata : keren. Namun sayang beribu sayang, NOMORNYA GAK ADA.

Dengan kecewa dan lunglai kami pun berjalan dan memutuskan kembali ke toko pertama. Disanalah akhirnya sepatu bola siap saya tenteng dengan hati riang, dan otot kaki yang tidak segembira hati. Dengan jalan terburu-buru karena mengejar pukul empat dimana waktunya saya siaran, maka kami bergegas menuju parkiran.

Ditengah-tengah perjalanan menuju parkiran, seluruh etalase toko seakan memanggil-manggil. Padahal saya sudah berjanji pada diri sendiri, tujuan ke mall ini hanya membeli hadiah, bukan mencari hal-hal yang tidak saya butuhkan. Tapi tetap saja, sepasang sepatu cantik seperti merajuk ingin saya tengok. Tidak selesai sampai disitu, etalase berikutnya juga seperti menarik paksa (siapa yang maksa? Masuk sendiri ko xp ) sepotong gaun putih dengan renda kecil dibagian dada juga menggoda.

Setelah (akhirnya) saya menenteng beberapa kantong plastik, kami segera kembali menuju march. Mesin menyala dan ac terpasang, tiba-tiba adik saya bengong dengan tatapan menuju kanan dashboard. Dengan bibir yang tak terkatup, dia berkata "ka, ni mobil parah. Iritnya ga manusiawi. Kita ambil hari sabtu, sampe hari ini, bensinnya cuma kurang 3 bar!!". Saya sempat melongo, memandangi apa yang adik saya lihat. Dan akhirnya saya baru tersadar, dari sejak pengambilan Nissan March ini, saya belum pernah mengisi bensin. Iritnya memang luar biasa, padahal saya termasuk mobile dan sementara march sudah saya pakai tiga hari berputar-putar.
Mobil aja bisa begitu hemat, harusnya kita juga bisa ya mengatur keuangan? Setidaknya, untung ada March

Monday, September 12, 2011

Keindahan yang nyaman


Minggu ceria, hari cerah dimana march hitam menginap dirumah saya hari pertama. Pukul sebelas siang, saya putuskan untuk memandikan si hitam manis ini tanpa bantuan pekerja rumah. Ternyata membersihkan prodak keluaran Nissan ini sangat menyenangkan, tubuh mungilnya membuat saya dengan mudah menjangkau serta menghilangkan debu-debu jalanan yang menempel padanya.

Dengan pancuran air plus sabun pencuci mobil, cahaya matahari membuat teman kencan saya selama seminggu ini begitu berkilau. Tubuhnya begitu elok dibawah sinar mentari disiang hari. Setelah march hitam selesai mandi, kini giliran saya yang akan bersiap-siap membersihkan diri. Rencananya, siang ini saya dan adik bungsu saya akan menuju salah satu pusat perbelanjaan dikawasan Pondok Indah. Saya sedang mencari sebuah dress yang rencananya akan dikenakan untuk undangan perkawinan salah seorang teman di bangku SLTA dulu.

Lelah berkeliling dan tidak menemukan gaun yang saya idamkan, adik saya dan march yang begitu setia kembali menemani perjalanan menuju mall berikutnya di bilangan gandaria. Hampir dua jam saya habiskan untuk mengelilingi toko tersebut hingga hari semakin larut. Pencarian tidak sia-sia, sebab akhirnya baju impian kini telah ditangan. Waktunya untuk mengisi perut dan kami pun jalan menuju Bintaro dimana saudara-saudara saya menunggu untuk makan malam bersama. Pilihan matuh pada nine walk. Suatu tempat dimana berbagai makanan dari mulai ayam, bebek, hingga sushi tersedia disana.

Tiga saudara saya tiba lebih awal, hingga saat march hitam diparkirkan, kata pertama mereka setelah saya turun dari mobil adalah : PARAH, KEREN BANGET!

Saya dan adik saya saling bertatapan, seperasaan kami berdua, tidak ada yang spesial dengan penampilan kami hari ini. Ke-tiga saudara saya tampak memahami ke-GRan kami di situasi tersebut. "MOBILNYA KALEEE!" . Saya dan adik sekali lagi melempar pandang, kali ini sambil terbahak. "gue kira, gue yang keren" kataku sambil mengangkat dagu.
Pertanyaan pun terlempar : "Nemu gak bajunya?", sayapun menjawab "setelah setengah hari tawaf di dua mall, Alhamdulillah dapet". Sambil diwarnai tawa dari saudara-saudara saya, salah satunya menyeletuk tiba-tiba : "Sebenernya bukan tuh baju susah dicari,baju mah dimana-mana ada. Tapi mana yang cocok dan lo rasa nyaman di badan lo".

Well, disitu saya menangkap. Fashion adalah kenyamanan, dimana apa yang kita kenakan dengan perasaan tenang dan senang, maka akan berefek menjadi sesuatu yang indah dan dinamis. Saat Nissan march memberikan kenyamanan luar biasa hari ini, apa yang lebih stlyish dari dia?

Sunday, September 11, 2011

Jatuh Cinta Dalam 20 detik


Hari ini, matahari tesenyum begitu ramah dan menyenangkan sambil mengiringi hati saya nan riang untuk menjemput Nissan March yang akan menemani selama tujuh hari. Tampaknya pula, hari ini rumah saya berlimpahan cinta, mengingat sepuluh september dua puluh sembilan tahun yang lalu, kedua orang tua saya mengikat janji setia mereka, dan pagi ini, mereka berdua seakan membanjiri senyum sedari terbit mentari. Begitu juga saya yang tampak menato bulan sabit di bibir sejak bangun pagi, karena pukul satu, saya akan bertatap muka dengan calon pasangan kencan selama seminggu, Nissan March!

Saya memberikan kedua orang tua saya hadiah berupa "kupon dinner sekeluarga" yang saya buat sendiri dengan kertas gambar. Sebagai anak yang (akhirnya) sudah berpenghasilan, mentraktir keluarga makan bersama itu rasanya luar biasa. Sebagai tambahan, saya akan merayakan acara tersebut bersama NISSAN MARCH :D

Setelah lewat 1 jam dari pertengahan hari, tibalah saya ditemani adik lelaki saya di showroom Nissan yang berada dikawasan MT Haryono. Akibat tingkat traumatis pengalaman diajari mengemudi oleh sosok yang galak dan (menurut saya) cerewet yaitu ayah saya sendiri, maka hingga detik ini, saya tidak bisa menyetir. Jadilah adik saya Audri bertugas mengendarai Nissan March tersebut.

Awalnya saya mendapat jatah Nissan March berwarna kuning, namun dikarenakan adik tercinta tidak begitu piawai dengan kendaraan manual, maka seorang peserta Billy menjadi telihat begitu heroik dimata saya saat dia akhirnya menawarkan untuk betukar kendaraan. Akhirnya, si hitam manis yang super cantik ini berhasil saya gondol pulang.
Pertama kali mendaratkan tubuh kedalam Nissan March, sungguh magis. SAYA JATUH CINTA DALAM DUA PULUH DETIK!!

Dengan tubuh mungilnya (jika dilihat dari luar) ternyata bagian dalam Nissan March cukup luas. Bagasi mereka juga bukanlah hanya sekedar bagasi basa-basi. Sekitar satu koper besar dengan satu koper kecil mampu mereka tampung. Dan sebagai penumpang yang menempati kursi pendamping pengemudi, tidak saya rasakan sempit sedikitpun. Hingga akhirnya saya tiba dirumah untuk menjemput kedua orang tua dan seorang lagi adik laki-laki saya. Luar biasa, 5 orang (termasuk pengemudi) tidak merasa kesempitan sama sekali. Kami sekeluarga menghabiskan banyak sekali tawa dalam perjalanan.

Tidak hanya kenyamanan kelima orang penghuni dalam satu waktu, Nissan March telah menampung tawa, dan cinta kami hari ini. Pertanyaannya : Apa lagi yang lebih luas dari itu? :D

Friday, September 2, 2011

....

Sekiranya bisa, sekali saja aku menjelma menjadi hujan. Akan kuderasi, tubuhmu dengan pelukan..

....

Ada awan di lautan langit biru, ada rekahan bunga merah jambu, ada pusaran waktu. Yang tidak ada, hanya kamu...

....

Kamu yang terang, membunuh aku yang baru membuka mata. Kamu matahari, membuat aku sang embun, tiada...