tag:blogger.com,1999:blog-11601279591592756672024-02-20T15:44:44.131+07:00Welcome To My WorldArtasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.comBlogger69125tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-10910317318321810592016-08-10T20:34:00.000+07:002016-08-10T20:49:35.591+07:00Pekatnya Persinggahan<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";">Kamu pernah bertemu suatu tempat untuk pertama kalinya, tapi tak merasa asing disana?</span><span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />Aku pernah..<br /><br />*<br /><br />Lima puluh tiga menit lagi pesawat ini akan mendarat. Bokongku sudah bosan pada bangku yang memaku selama lima belas jam ini. Mereka persis seperti pasangan yang menunggu gusar dimeja hijau, menanti ketuk palu hakim untuk mengucap selamat tinggal. Tapi lima puluh menit, bisalah hal ini aku tangani, sudah kulalui belasan jam, apalah arti puluhan menit.<br /><br />Mataku masih berkunang, entah dimana kacamata ku sisipkan. Minus dua memaksaku memicing ketika kupandang lagi layar dihadapanku,<br /><br /><br />1 Hours 30 Minutes<br /><br /><br />Bukannya semakin mendekat, tapi ini justru menjauh. Pikiranku yang belum mampu diajak bekerja sama ini bingung, dia masih nyaman berdekatan dengan rasa kantuk. Persis seperti pria paruh baya disampingku, masih terlelap seperti bayi diiringi suara tenggorokan yang menandakan tidur lelapnya. Tak kulihat awak pesawat yang bisa kumintai keterangan. Aku semakin risau, lagi-lagi bokong dan kursi pesawat beradu, gelisah seperti menunggu hakim yang sedang kekamar kecil.<br /><br />Sampai akhirnya lima bangku didepanku menoleh, posisi duduknya bersebrangan denganku sehingga kami mudah bertatapan. Aku lihat rautnya bingung, sama seperti rautku, lalu wanita jenjang berseragam yang kunanti akhirnya lewat. Belum sempat tanganku teracung diudara, laki-laki yang baru saja bertatapan denganku sudah memanggilnya terlebih dahulu. Aku kalah cepat, posisinya lebih menguntungkan. Aku sulit membaca bibir pramugari tersebut karena yang kulihat hanya wajah samar yang sibuk menggeleng. Kemudian perempuan berambut pirang itu kembali ketempatnya tanpa melewati kursiku.</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman";"><br /></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";">*</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman";"><br />"Maaf, tadi pramugarinya bilang</span><span style="font-family: 'times new roman';"> apa ya? Kayanya kok waktu mendarat kita semakin mundur" tanyaku pada lelaki berambut cepak itu. Alangkah lega karena laki-laki ini berasal dari Indonesia. Aku lihat pula, tiga pria disampingnya masih terlelap dan juga dari asal negara yang sama.</span><br />
<span style="font-family: "times new roman";"><br />"Pramugarinya gak bisa jawab, katanya tunggu pengumuman kapten" jawabnya sambil mendongak. Posisiku berdiri tepat disamping kursinya. Aku menghampiri sekalian mencoba memberi jarak pada bokongku dan kursi pesawat, mereka sudah tak bisa disatukan lagi.<br /><br />"Oh, ok terima kasih" jawabku padanya sambil kembali menuju bangku.<br /><br />Aku kembali duduk, memaksa dua pasangan yang sedang menunggu perceraian itu bertemu, hingga akhirnya datang pengumuman. Suara kapten yang kurasa tidak cukup jelas itu mengabarkan, bahwasannya pesawat yang kami tumpangi ini tidak diperkenankan mendarat di Bandara Turki dengan alasan isu politik, singkat kata, airport telah dikudeta militer.<br /><br /><br />APAAAA~~<br /><br /><br />Matilah aku, semakin berkunang-kunanglah kepalaku, lunglai sudah semua tubuhku. Dalam hati aku mengutuk kelabilanku yang memutuskan berangkat hari ini. Jika saja aku turut bersama ayah dan ibu, aku mungkin sudah menenggak martini dengan santai di Santorini bersama keluargaku. Tidak, ini tidak mungkin terjadi. Siapa yang bisa kuremas tangannya dalam kondisi secemas ini?<br /><br />Lelaki paruh baya yang setengah tubuhnya ditutupi selimut milik maskapai ini jelas tidak bisa diandalkan. Dalam situasi seperti ini saja suara tenggorokannya semakin besar. Aku gelisah sendirian. Entah apa yang akan terjadi dan dengan siapa akan kulewati semua ini.</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman";"><br />*</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />Para penumpang berdesakan, sebagian memgambil barangnya pada bagasi diatas kepala. Sebagian bertanya-tanya, sebagian cemas, sebagian kecil seperti penumpang disampingku justru bertanya :<br /><br />"Where are we? It’s not like Ataturk?"<br /><br />Haduh pak, kemana aja daritadi. Udah bagus pesawat kita tidak dicium misil atau rudal. Mendarat dengan selamat saja rasanya ingin kupeluk tubuh kapten dan para awak kapalnya. Namun kami belum diperkenankan turun, semua masih diharap sabar menunggu. Akupum belum mengambil koperku diatas cabin. Biar saja orang-orang dahulu, toh aku juga masih akan terperangkap di airport antah berantah ini. Sampai pintu pesawat dibuka dan para penumpang diperkenankan keluar, barulah aku berperan sebagai hakim yang mengetukan palu sekeras-kerasnya menandakan perceraian antara bokong dan kursi pesawat, dimulai dari detik ini.<br /><br />Setelah mulai sepi, ku ambil tas beroda kecilku diatas dan hampir saja dia menimpa kepalaku sendiri. Jangan lihat dari ukurannya, tas berukuran cabin itu sebenarnya lebih dari 7 kilo. Segala kebutuhan perempuan seperti hair dryer, catokan, sisir, make up, sampai sepatu ada disana. Jadi tas itu amat penting peranannya dalam perjalanan ini. Seorang pria menahannya, dan menurunkannya dengan mudah. Tubuhnya lebih tinggi dariku jauh, padahal untuk ukuran wanita Indonesia, aku tidak pendek.<br /><br />"Akhirnya sampai juga kita" katanya sambil menurunkan satu lagi kantong yg berisi bajuku.<br /><br />"Ini dimana ya?" tanyaku pada pria yang dipesawat tadi juga sempat kuajak bicara.<br /><br />"Anthalya" jawabnya.<br /><br />Anthal.. whaaat? Apa pula itu? desirku dalam hati. Salah satu awak pesawat memanggil kami sekaligus memberi tanda bahwa kami harus segera mengosongkan pesawat. Kamipun bergegas turun dari burung besi itu. Aku lihat orang berbondong-bondong menaiki tangga menuju gedung yang aku duga adalah bandara. Jika boleh kutambah tebakannya, bandara yang kami singgahi itu jarang terpakai. Duty free ditutupi kain hitam tanpa ada lampu yang menyala, begitu juga cafe dan restoran yang mengelilingi, tidak ada satupun yang buka.<br /><br />Begitu kulihat petugas bandara, langsung kutanyakan wifi karena daritadi handphoneku seperti kesulitan koneksi. Aku harus memberi kabar keluargaku. Dan alangkah kecewanya ketika petugas hanya menggeleng sambil memberi informasi kalau tidak ada koneksi internet di bandara tersebut. Setelah kupandangi sekeliling, jangankan internet, tak kulihat televisi disitu, bahkan jam dindingpun tidak ada. Aku kembali bertanya, apa aku terperangkap kudeta, atau kembali ke masa purba?</span><br />
<span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />*</span><br />
<span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />Berkali-kali kupandangi layar ponsel-ku dan nihil upaya bagaimana cara menghubungi keluargaku. Sudah dua batang tembakau hinggap diparu-paru, tapi jalan keluar dari semua ini belum kutau.<br /><br />"Kita mestinya diberangkatin sejam yang lalu, cuma gedung parlemen mereka baru di bom tadi" kudengar meja sebelah berbincang dengan bahasa Indonesia. Segera kutarik koperku ke arah mereka.<br /><br />"Permisi, dari Indonesia ya? Sebenarmya ini ada apa ya, mas? serius gitu masalahnya? Internet saya mati soalnya jadi gak bisa liat berita" aku berusaha membuka pembicaraan dengan mereka.<br /><br />"Iya mba, bandara yang seharusnya kita mendarat di kudeta militer, sekarang ditutup. Jadi kita gak bisa mendarat disana" jawab salah satu pria berkemeja garis-garis biru.<br /><br />"Waduh, sampai kapan ya kira-kira? Pesawat saya yang ke Yunani keburu pergi ini nanti" kataku sambil setengah bergumam sendiri.<br /><br />"Iya, saya juga ada lanjutan ke Roma sama keluarga dan kayanya ketinggalan. Mba ke Yunani bareng rombongan mas-mas ini?" katanya sambil menunjuk dua pria yang sama-sama sedang menghisap rokok dengannya. Salah satu dari mereka aku tau, tadi aku sempat melihatnya terlelap disamping pria yg aku hampiri bangkunya.<br /><br />"Eh, engga mas." jawabku pada si biru garis-garis. "Mas-mas ini mau ke Yunani juga?" tamyaku pada dua yg tersisa.<br /><br />"Iya, mba. Kami mau pentas teater." Jawab salah satu dari mereka. Dugaanku si penjawab adalah tetua kelompok karena aku bisa melihat begitu banyak perak di helai-helai rambutnya.<br /><br />Setelah melalui berbagai perbincangan tentang apa yang kami lalui dipesawat dan bagaimana kelanjutan nasib kami yang masih terkatung-katung ini, datang seorang lelaki menghampiri. Celana jeans dan kaos putih polos melekat didada. Aku mulai hafal wajahnya walaupun warna bajunya telah berganti. Terakhir kami berbincang dipesawat, kaosnya bercorak khas Bali.<br /><br />"Mas, kita dimintain data passport sama KBRI. Tadi ada orang Indonesia juga nyamperin dan handphonenya nyala, nyamperin aku. Dia diminta ngedata seluruh WNI yang ada disini." Rambut cepaknya basah kali ini, mungkin dia baru saja berganti baju dan membasuh kepalanya. Spontan kumatikan rokok dan bicara dengannya.<br /><br />"Saya juga bisa taruh nama juga kan, mas? Kira-kira saya bisa pinjam ponselnya gak ya? Mau kasih kabar ayah saya" celotehku sambil menembus dua pria didepanku.<br /><br />"Lho, mba yang tadi?" katanya setengah bengong sambil menunjuk. "Iya mba, semua WNI dimintain datanya. Orang yang nyatet ada didalam. Saya antar?" katanya menawarkan.<br /><br />Tanpa berpikir panjang, kuayunkan langsung langkahku meninggalkan smoking area dibagian luar, setelah 5 langkah, aku ingat tiga pria Indonesia tadi.<br /><br />"Eh iya, itu mas-mas-nya gak sekalian?" Tanyaku pada si dada bidang.<br /><br />"Mereka paling nyusul, ngabisin rokok dulu. Sayang, berharga rokok disini" jawabnya sambil tersenyum. Aku kembalikan senyumnya sambil menunduk. Aroma tubuhnya khas lelaki. Aku bisa menduga dia baru saja menyemprotkan paling tidak setengah botol parfume dibadannya. Kami menyusuri lorong berisi para penumpang yang bernasib sama dengan kami, dengan berbagai warna rambut dan kulit. Passport kami semua berbeda, namun tempat terperangkap kami satu, Anthalya.<br /><br />Setelah menuliskan data pada secarik kertas bersama para Warga Negara Indonesia lain, seorang wanita berkerudung terlihat sedang membagikan signal handphonenya pada ibu-ibu dihadapannya. Ku hampiri dia sambil bertanya apakah internetnya berfungsi, dan ternyata benar. Dia telah menyalakannya dari Jakarta, sungguh hebat providernya. Aku segera meminjam untuk mengabarkan keadaanku pada ayahku yang telah tiba di Yunani sejak kemarin. Tidak lama, ponsel wanita itu berdering.<br /><br />"Baby, are you okay? i saw the news. Be safe, jangan kemana-mana, ikutin aja prosedurnya. Mama kamu shock dan lagi nangis disini, aku juga khawatir" Kata suara disebrang sana.<br /><br />"I'm good but this is horrible. Gak ada yg bisa ditanyain ada apa dan gimana disini. Gak ada pihak maskapai yang bisa kasih informasi, dan petugas bandara gak tau apa-apa. Aku gak yakin bisa ikut acara malam ini" jawabku lirih.<br /><br />"Aku liat berita bandara udah aman dan jam satu siang udah bisa beroprasi normal kok" Katanya menenangkan.<br /><br />Aku langsung bertanya pada wanita disebelahku pukul berapa saat ini, dan kami harus menunggu dua jam untuk menggapai pukul satu. Sedangkan kami telah tiba di bandara yang belum pernah kudengar sebelumnya ini sejak pukul setengah tujuh pagi.<br /><br />"Ok, thank you for the info. Let me know kalo ada update ya. Bilang Ayah sama mama gak usah khawatir, i'm good kok." jawabku.<br /><br />"Hang in there ya sayang, Mba Arti juga khawatir banget tadi, dia langsung mogok makan." Informasi barusan sedikit menusuk dadaku. Kakakku satu-satunya itu sedang menghitung detik menuju hari besarnya.<br /><br />"Bilang mba Arti there's no problem at all. Aku cuma terlambat aja. Kiss-kiss buat dia. Aku mau cuci muka dulu dan gak enak pinjem hp orang lama-lama" kataku sebagai penutup.<br /><br />Kukembalikan ponsel yang kupinjam, kututup dengan terima kasih dan berjalan menuju toilet. Langkah kupercepat padahal tak kutau dimana letak kamar kecil disini. Kuhambur pintunya, kubasuh wajahku dengan air segumpal tangan, anak-anak rambutku turut berkenalan dengan air keran asal Turki. Aku limbung, tak tau apa yang dapat aku lakukan. Aku ingin terisak tapi sesuatu yang terlalu besar menahan dadaku. Aku seperti menelan udara yang tak mampu kuhitung masanya, seorang diri.<br /><br />Setelah nafasku kembali pada jalurnya, aku keluar dari ruang yang menelan sekitar lima menit waktuku. Terlalu sedikit yang terbuang, dan lelaki itu berdiri tepat didepan pintu.<br /><br />"Lho?" kataku bengong sambil menunjuknya.<br /><br />"Kopernya mba, tadi ditinggal aja" jawabnya sambil memberikan koper hitamku.<br /><br />"Ya ampuuunn, makasi mas. Astaga bisa skip gini saya. Maaf, maaf" kataku langsung menunduk dan menghambur menuju setengah nyawaku itu.<br /><br />"Gak apa-apa." jawabnya sambil tersenyum. Aku lihat lesung pipinya menyibak. Hanya di bagian kiri. Aku langsung berjalan beriringan dengan tas berodaku dan kudengar dia menyebut.<br /><br />"Tama" katanya.<br /><br />Aku menoleh. Melihat dia tidak beranjak.<br /><br />"Nama saya, Tama." katanya. Kali ini dia mendekat, mengulurkan tangannya.<br /><br />"Audri" jawabku sambil menjabatnya. "Terima kasih banyak, Mas Tama. Maaf udah ngerepotin" tambahku.<br /><br />"Gak sama sekali" kali ini kedua tangannya dia lipat dibelakang punggungnya, jalannya mengiringi aku, dan koper kecilku.</span><br />
<span style="font-family: "times new roman";"><br /></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br /></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";">*</span><span style="font-family: "times new roman";"><br /><br /><br />"Wow, jadi kamu udah dua kali ke Eropa karena Teater? Hebat amat!" kataku kearahnya.<br /><br />"Bukan hebat, beruntung. Pemain di Indonesia yang lebih hebat banyak, cuma saya beruntung aja karena ketemu sama director Austria ini" lanjutnya.<br /><br />Dia kemudian bercerita tentang rencana perjalanan tournya, kota-kota apa saja yang akan dia singgahi, kehidupan teater di Indonesia, dan banyak lagi. Kami bertukar tawa sambil diselingi roti berisi tomat, ketimun, dan keju yang merupakan kompensasi dari pihak maskapai. Tidak masalah, roti itu terasa menyenangkan, atau kami saja yang terlalu lapar.<br /><br /><br />*</span><br />
<span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />Handphoneku berdering, akupun turut terkejut dibuatnya. Bagaimana bisa akhirnya kotak buatan Steve Jobs ini menyala. Kulihat namanya dilayar, kemudian aku izin beranjak dari lelaki yang baru kukenal itu.<br /><br />"Gimana keadaan disana? Katanya sekarang bandara Istambul sudah berjalan normal, aku lihat di berita" sahut suara sebrang sana.<br /><br />"Apaan, kita baru dapat informasi dari pihak airport, katanya bandara masih ditutup dan gak ada penerbangan apapun. Ngaco tuh berita. Yang ada malah katanya beberapa sosial media disini di block. Udahlah aku pasrah aja" jawabku patah arang.<br /><br />"Masa sih, katanya semua udah baik-baik aja kok. Maskapai kamu udah kasih keterangan" katanya meyakinkan.<br /><br />"Whatever deh. Aku udah mulai pasrah. Ini udah <a dir="ltr" href="x-apple-data-detectors://2" x-apple-data-detectors-result="2" x-apple-data-detectors-type="calendar-event" x-apple-data-detectors="true">jam 3</a>, pesawat Yunaniku udah angus. I think i wouldnt make it to Santorini tonight." Aku pasrah sekaligus lega. Ada alasan kuat untuk menghindari malam ini. By the way, kok telephoneku bisa nyala?"<br /><br />"Aku minta urus orangku di Jakarta biar nomor kamu tetep nyala. Kondisi darurat"<br /><br />"Oh, thank you ya. Mama Ayah udah gpp kan?" Aku semakin cemas membayangkan kedua orangtua ku khawatir.<br /><br />"Aman, mereka udah tenangan jauh. Mba Arti lagi make up". Aku melamun seketika, membayangkan kakakku akan menjadi perempuan paling cantik didunia malam ini.<br /><br />"Good for her kalo gitu. Kalian have fun disana yaaa" kataku menutup pembicaraan.<br /><br />"Dri, kamu lagi ngapain sih?" tanyanya.<br /><br />"Lagi limbung, yaudah, keep updating me yaa. Talk to you later" kali ini benar-benar kututup telephonenya. Aku hanya tidak ingin bicara apapun. Aku hanya ingin mendengar. Mendengar suatu cerita asing yang akan kunikmati, tapi bukan ceritaku sendiri.</span><br />
<span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />*<br /><br /><br />Matahari mulai melemah. Kali ini suara bayi menangis turut ambil kendali. Satu per satu dan saling bersautan. Aku bisa paham, terperangkap lebih dari enam jam tanpa kepastian membuat jiwa-jiwa baru itu tak nyaman. Mereka pasti kelelahan. Begitu juga wajah orangtua mereka yanh khawatir berlebihan. Wajar.<br /><br />"Jalan-jalan yuk" dia datang lagi.<br /><br />"Tama. Kamu gak tidur?" tanyaku. Sebenarnya aku sempat mengintip dia dan rombongannya tadi. Kulihat dia menutup wajah dan sebagian pundaknya dengan jacket hitam.<br /><br />"Udah bangun dan super segar. Sekarang butuh jalan-jalan. ikut?" katanya sambil memamerkan lesung pipitnya yang hanya sebelah itu.<br /><br />"Kemana?" kataku masih dengan posisi duduk dan kaki tersangga koper berukuran cabin.<br /><br />"Ya kita cari tau bisanya kemana, sini berdiri. Nanti kram lho" katanya mengulurkan tangan.<br /><br />Aku menyambutnya, berdiri dengan perasaan yang masih setengah bingung, lalu melongok pada satu koper, dan satu tas berisi gaun yang harusnya kukenakan malam ini. Lelaki itu mengambilnya, kedua bawaanku kini ada ditangannya. Dia berjalan dan aku mengikuti. Kali ini ia menuju pada kelompoknya sambil menoleh padaku.<br /><br />"Barang-barangmu biar saya titip di teman-teman, jadi kita jalan-jalan bebas. Tenang, mereka terpercaya kok" katanya sambil tersenyum.<br /><br />Aku hanya mengangguk. Tidak ada pilihan kecuali setuju. Toh tidak ada juga yang bisa kulakukan. Idenya tidak begitu buruk.<br /><br />Akhirnya kami berjalan mengelilingi bandara yang tidak lebih besar dari terminal 3 Soekarno Hatta, lebih kecil malah, setengahnya. Ada satu cafe yang yang mulai dibuka dan penuh pembeli.<br /><br />"Kopi atau teh?" katanya.<br /><br />"Saya gak punya uang Turki" kataku.<br /><br />"Saya nanya kopi atau teh, bukan nanya kamu punya uang Turki atau engga"<br /><br />"Tea, please" tak terasa tiba-tiba aku bibirku membentuk sabit melihat dia mengantri dan sesekali melempar senyum ke arahku.<br /><br />"Teh untuk anda, Kopi untuk saya" katanya sambil menyodorkan tangan kanannya.<br /><br />"Efharisto" kataku.<br /><br />"Parakalo" jawabnya<br /><br />"Hey, your good in greek!" aku setengah kaget. Walaupun hanya sekedar satu kata, aku tak menyangka dia akan mengatakannya.<br /><br />"4 tahun lalu saya pentas di Yunani, mbak Audri. Jadi kalau sekedar Terima kasih, sama-sama, bisalah" jawabnya dengan muka jahil.<br /><br />"Ok fine." jawabku sambil menenggak teh yang masih mengebul ini. "So, you're a coffee person" kataku.<br /><br />"Ya sebenernya gak juga, cuma aja ini ngantuk banget sebenernya, jadi butuh kopi. Ini juga bukan kopi item, chapuchino. Mau coba?" dia menyodorkan gelasnya.<br /><br />"No, thanks. I'm good with this. Thank you" jawabku.<br /><br />"Oia, kamu mau ke Yunani, dikota apa?" tanyanya<br /><br />"Santorini"<br /><br />"Seriuuussss? Itu kota cantikk bangett kan." Dia menoleh kearahku sambil membelalakkan matanya.<br /><br />"Kamu pernah kesana?"<br /><br />"Engga sih. Liat di tv doang" jawabnya cengengesan.<br /><br />"iya cantik terakhir kesana. Gak tau sekarang" aku sebenarnya tidak begitu tertarik membahas hal itu.<br /><br />"Ada acara atau liburan?"<br /><br />"Kawinan kakak" jawabanku semakin tak bergairah.<br /><br />"Kakak kamu kawinan disana? Gokil, keren amat. Kapan?" tanyanya makin antusias.<br /><br />"Malam ini"<br /><br />"........." dia bengong.<br /><br />"Iya malam ini, dan pada pukul lima sore, saya masih minum teh dengan baju yang sama persis saya pakai tadi pagi, di bandara antah berantah ini" jawabku sambil merentangkan kedua tangan,<br /><br />"AS TA GA. Terus gimana ituuuu?" katanya panik.<br /><br />"Ya gak gimana-gimana. Mau gimana emang?" aku memandang wajahnya dengan datar. Dia membalasku masih dengan raut muka penuh tanya.<br /><br />"Gimana kalau kita ngerokok aja? Yuukk!" kataku sambil mempercepat langkah. Kulihat dia masih mematung dengan jemari memeluk gelas berisi kopi.<br /><br />"Ayuuuukk" entah kenapa aku tetiba menarik tangannya, dan dia menahannya. Tangan kami bagaikan bergandengan dalam 3 detik. Ada aliran listrik sekejap didadaku. Dan kami sama-sama melepasnya.<br /><br />"Let's make a game. Kita suit, yang menang maju satu langkah. Yang sampe duluan, akan dapet rokok dari yang kalah. Sebatangpun berharga kan? jadi kita bisa bunuh-bunuhan demi asap disini." Kataku berusaha mencairkan suasana.<br /><br />"Siapa takut. Suit jawa apa jepang?" katanya tertantang.<br /><br />"Jawa aja deh"<br /><br />Kamipun larut dalam permainan dan entah dia mengalah, atau memang aku sedang beruntung. Smoking area dibandara ini setidaknya cukup nyaman karena merupakan area terbuka. Didalam semakin ramai karena banyaknya pesawat yang datang serta mendarat darurat. Dia memberikanku rokok lintingan.<br /><br />"Apa ini? Gila kamu, legal dibawa kesini?" jawabku sambil panik setengah mati.<br /><br />"Ini rokok kali, legallah. Tembakau lintingan. Katanya yang kalah mesti kasih rokoknya." jawabnya.<br /><br />"Rokok beneran?" tanyaku ragu-ragu.<br /><br />"Lha ya iya, masa ganja neng?" katanya tertawa.<br /><br />Ini pertama kalinya bagiku mencoba rokok lintingan. Rasanya tidak buruk. Tembakau bercampur aroma cherry ini lebih mirip seperti shisha di restoran Arab. Lumayan untuk mencoba hal baru ditempat yang rasanya sudah kududuki dari jaman majapahit. Lalu dia bercerita tentang rokok ini, bagaimana dan kenapa dia menyukainya,<br /><br />"Saya gak pernah masalah kalo harus repot untuk menuju nikmat" katanya.<br /><br /><br />*</span><br />
<span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />Waktu sudah menunjukkan <a dir="ltr" href="x-apple-data-detectors://4" x-apple-data-detectors-result="4" x-apple-data-detectors-type="calendar-event" x-apple-data-detectors="true">pukul 6</a> sore, akhirnya pihak bandara memberikan pengumuman, seluruh penumpang di bandara ini akan dibawa pada suatu hotel di daerah Anthalya.<br /><br />Hotel? Jadi kesimpulannya kami harus bermalam? Positif sudah aku akan melewati hari besar kakakku. Ada rasa lega namun cemas saling menatap dalam dadaku. Tapi aku tak punya pilihan, semua harus aku ikuti.<br /><br />Dari kaca bus ini, aku bisa melihat hotel megah dengan batu bata maroon sebagai ornamen utamanya. Tempat ini lebih bisa dikatakan sebagai istana. Angkuh, megah, dan tak terjamah. Pada lobby hotel bintang lima itulah para penumpang yang lebih terlihat sebagai pengungsi berjejalan. Para petugas hotel kewalahan, aku sendirian menopang badanku yang terdorong-dorong belasan orang. Mereka menyerbu, meminta kunci kamar secepat-cepatnya agak dapat beristirahat. Semua sudah seperti tidak pandang bulu, padahal apa sulitnya jika ibu-ibu dan anak-anak dipersilahkan lebih dulu. Tapi penantian cemas selama lebih dari 12 jam itu membutakan akal. Memaksa ego untuk maju ke medan perang. </span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";">Akhirnya aku mengalah dan memilih duduk pada doga yang tersedia terlebih dahulu. Lebih-lebih hotel ini menyediakan free wifi khusus untuk pada bagian lobby. Maka ketika kunyalakan semua media sosialku, notifikasi berhamburan satu per satu. Puluhan photo kakakku terpampang disana. Dalam balutan gaun putih, putri tertua ayahku itu terlihat sangat cantik dan anggun, senyum tak pernah lepas dari setiap photo yang kucermati. Pada satu gambar, kutemukan seorang pria memeluk pinggang dan mencium lehernya. Kakakku tertawa bahagia hingga kehilangan bola matanya, dan lelaki berbadan atletis dengan rambut kecoklatan itu seolah tak mau melepaskannya. Mereka berdua begitu serasi, tanpa terasa aku sudah menciptakan banjir bandang dipipi. Aku tau segala lekuk dibalik jas putih itu, aku juga tau bagaimana rasa bibirnya, pelukannya, aku masih ingat jelas semua. Dan sekarang, ia resmi menikahi kakak kandungku sendiri, sementara aku terperangkap dalam ruang belantara ini, sendiri.</span><span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />"Kamu udah dapat kamar?" suara itu menyentak lamunanku. Kuhapus dengan segera seluruh air mata yang membasahi wajahku.<br /><br />"Kamu gak papa?" Tanya lelaki yang tadi mengisi hariku di bandara.<br /><br />"Gapapa, kecapean aja ini kayanya, jadi agak pilek" jawabku panik.<br /><br />"Kertas formulir kamar kamu mana sama pasport? sini saya yang urusin. Kamu duduk sini aja" tanpa pertahanan, kuberikan formulir hotel dari pihak maskapai yang tadi sudah kuisi di bandara, berikut juga dengan passportku. Aku tak bisa berpikir apa-apa, yang bisa kulakukan hanya melepas kacamata, dan membuyarkan segala pandang. Untuk hari ini, aku ingin buta.<br /><br />"Ini kamarmu, 1126. Berarti dilantai satu gedung wing kanan. Keluar lobby ini, kolam renang, langsung kanan nanti katanya ada tulisannya" laki-laki ini kembali sambil memberikan kotak kartu yang berisi akses untuk kekamarku. Akupun berjalan lunglai menuju arah yang semestinya membawaku. Menggeret koperku dengan tenaga seadanya.<br /><br />"Hey, saya lupa. Didalam kartu itu ada kupon untuk makan malam. Mereka buka <a dir="ltr" href="x-apple-data-detectors://6" x-apple-data-detectors-result="6" x-apple-data-detectors-type="calendar-event" x-apple-data-detectors="true">jam 8</a>. Jadi jangan lupa makan dulu, takutnya kalau kamu tidur, nanti kebablasan." aku menoleh mencari arah suara tersebut. Tama, dia diam ditempat. Memaku dengan koper coklatnya.</span><br />
<span style="font-family: "times new roman";"><br /></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br />*</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br />Hotel ini sebenarnya cukup bagus, sangat bagus malah. Entah berapa biaya yang harus ditanggung oleh pihak maskapai sehingga harus menampung ratusan penumpang yang terjebak ini. Kamar ini terlalu besar untuk kuisi sendiri, terlalu dingin untuk kugigili, seorang diri. Aku memandang bungkus yang berisi gantungan baju. Sebilah gaun tergantung disana. Dress coklat muda yang ditaburi payet sederhana berwarna emas, yang seharusnya kukenakan malam ini, untuk menghadiri pernikahan kakakku dan mantan kekasihku secara sembunyi-sembunyi. Air mataku menetes lagi, dia mulai ikut menghiasi baju, menemani manik yang dari tadi ditutupi sinarnya. Kuputuskan untuk mengenakannya malam ini, sendiri,<br /><br />Rambutku yang melewati dada, kukuncir kuda, Tali besar gaunnya memeluk leherku, resletingnya berhenti disetengah punggungku, mempersilahkan dunia melihat pundakku yang dirudung beban tak terkira. Hari ini entah aku bersolek untuk siapa.</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />*</span><br />
<span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />Satu potong daging kambing dan ikan telah masuk kedalam perutku yang seharian hanya diisi sandwich berisi tomat. Sekarang aku menerawang, mengecap anggur berwarna putih sambil memandang langit-langit restoran yang tinggi. Arsitekturnya bergaya Eropa kuno, dengan ukiran melingkar dan beberapa ornamen kayu, taplak dan kursi-kursi berwarna putih ini yang membuat suasana semakin menusukku. Tembus pada usus dan lambungku.<br /><br />"Audri?" lagi-lagi suaranya memecah lamunanku.<br /><br />"Hai Tama. Udah makan?"<br /><br />"Udah tiga kali, ini gelas ke-empat." jawabnya sambil mengangkat gelas berisi wine berwarna merah.<br /><br />Aku mengacungkan jempolku padanya. Dan dia membalasnya dengan tawa.<br /><br />"Saya duduk disini boleh?" dia menunjuk bangku kosong tepat dihadapanku.<br /><br />"Sure, please have a seat" jawabku mempersilahkan.<br /><br />"Saya pangling, Dri. You look good" katanya sambil memandangiku.<br /><br />Aku memberikannya senyum kecil, senyum kecut lebih tepatnya. Aku sedang tidak bernafsu membicarakan penampilan, walau kulirik rambut basah dan bulu-bulu sekitaran wajahnya yang sudah terpangkas habis. Ada sekelibat warna biru mengabu disekitaran bibirnya. Tanda tercukurlah kumis tipis dan rambut halus sekitaran pipi dan lehernya.<br /><br />"Saya gak ada baju ganti. Koper besar kan gak dikeluarin. Jadi cuma ada baju ini di cabin" jawabku mencari alasan.<br /><br />"iya, cantik" katanya sambil meneguk wine itu sampai habis tak bersisa.<br /><br />Gombalam paling standart dimuka bumi ini keluar dari mulutnya tapi aku tak merasa geli. Itu agak dipertanyakan. Karena biasanya jikalau ada pria berkata demikian padaku, seketika lambungku akan menolak makanan yang baru saja tiba, dan menendangnya ke tenggorokan kemudian dikeluarkan oleh mulut.<br /><br />Aku memutuskan untuk membuang pandanganku dari wajahnya. Tapi ekor mataku tau, dia masih menatap dengan pandangan yang kupertanyakan.<br /><br />"Kenapa ngeliatin?" tanyaku memberanikan diri.<br /><br />"Engga. Kok saya kaya pernah ke tempat ini sebelumnya ya?"<br /><br />"Deja vu?"<br /><br />"Lebih tepatnya, saya yakin pernah kesini"<br /><br />"Sama?" kataku sambil memicingkan mata.<br /><br />"kamu."<br /><br />Aku diam walau jantungku tersentak. Wajahku makin menuntut penjelasan.<br /><br />"Jangan parno. Tadi pas kamu buang muka, tiba-tiba saya ngerasa pernah dalam kondisi persis begini. Sama kamu"<br /><br />Dia mengulangnya. Aku pernah mendengar bahkan mengalami dejavu berkali-kali. Jadi pembicaraan barusan tidak terlalu absurt bagiku.<br /><br />"Engga parno. Saya sering mimpi lihat laki-laki yang punggungnya bersayap. Dileher kirinya ada tahi lalat"<br /><br />Dia terdiam.<br /><br />"Gantian parno yaaaa?" kataku sambil tertawa, menunjuk raut wajah bingungnya.<br /><br />"Kalau saya, mimpinya perempuan, dibahu kanannya ada tahi lalat juga."<br /><br />"Saya dong!" kataku sambil tertawa dan menunjukkan bahuku yang dihinggapi tahi lalat sejak lahir.<br /><br />Kali ini dia makin terdiam, dahinya mengerut.<br /><br />"Mukanya gimana?" tanyaku merinci ceritanya.<br /><br />"Mukanya gak pernah lihat. Cuma lihat dari belakang" jawabnya.<br /><br />Kami berdua saling kikuk. Salah tingkah hadir sebagai pelengkap di meja makan itu.<br /><br />"Jalan-jalan yuk" kataku sambil berdiri.<br /><br />"kemana?" tanyanya sambil mendongak.<br /><br />"Ya kita cari tau bisanya kemana, sini berdiri. Nanti kram lho" jawabku men copy kata-katanya di bandara. Dia tersenyum, mengikuti langkahku dan merapat.<br /><br />Hotel ini besar sekali, mungkin salah satu yang terbesar di Anthalya. Kolam renangnya super luas, seperti kolam renang Shangrila Jakarta dikali tiga. Dikelilingi payung-payung dan kursi putih di bibir kolam. Lampu temaram, menjadikan malam ini begitu cantik tanpa perlu kaya akan warna. Cahaya sudah menghidupkan, kami tak butuh lagi warna warni.<br /><br />Kami bertukar cerita, tentang passionnya di dunia seni yang begitu tinggi, tentang mimpi dan harapan untuk negri kami, sampai kehebohan pemilihan gubenur DKI. Kita berdua tertawa lepas tanpa batas, saling mengagumi tanpa menghakimi, sesekali kulit kami bersentuhan, dan entah karena anggur yang mulai memabukkan, syaraf-syarafku bagai terjangkit listik tegangan rendah. Mengundang kupu-kupu yang mengira perutku adalah taman bunga, hingga mereka bebas bermain disana.<br /><br />Pada pangkal kolam kami mendengar alunan suara musik. Tampaknya seorang DJ memainkan jarinya pada alat musik. Kami dengar senandungnya yang cepat. Seperti mengundang untuk mengintip.<br /><br />"Kesana yuk" ajakku<br /><br />"Disini aja deh. Saya gak begitu suka musik disko" tolaknya halus.<br /><br />"Saya penasaran. Saya kesana dulu boleh?" kataku meminta izin.<br /><br />"Kalau gitu saya ikut. Katanya sambil berdiri dari kursi putih tempat kita berdua duduk sedari tadi.<br /><br />"Katanya gak suka musik disko"<br /><br />"Tapi saya suka dekat kamu" katanya sambil merangkul pinggangku seakan memberi signal untuk aku jalan terlebih dahulu.<br /><br />Kamipun tertawa terbahak dilantai dansa, sesekali aku lihat atau lebih tepatnya memaksa dia bergerak, walaupun tariannya off beat, aku merasa sangat terhibur. Tawa pun pecah diantara kami, dan suara musik sudah tidak penting lagi.<br /><br />"Rambut kamu warna aslinya emang begini?" tanyanya sambil berbisik dari belakang.<br /><br />"Engga, ini di cat. Aslinya rambut saya kaya main layangan. Ini dicat kecoklatan supaya lebih manusiawi" jawabku berbisik.<br /><br />"Emang kamu kecil main layangan juga?"<br /><br />"Engga, nemenin kakak saya yang paling besar doang. Jadi main layangannya gak bisa, kucel rambutnya dapet"<br /><br />Dia tertawa, nafasnya bergema ditelinga, dan disebagian punukku.<br /><br />"Kamu sih gak ikut main layangan, kalo iya jangan-jangan kamu udah ikut nikah kaya kakak kamu" katanya lagi.<br /><br />Sontak aku berhenti. Berbalik badan menghadapnya, "Bukan kakak saya yang itu, kakak saya yang laki-laki. Dan dia sekarang udah gak ada". Tiba-tiba aku menjadi emosional. Wajah saudara lelaki tertua dan terbaik yang pernah kupunya datang menyebak ditengah-tengah kota asing ini. Senyumnya tak pernah kulupa.<br /><br />"Maaf. Saya gak tau" Tama memegang tanganku. Aku melepasnya "Ga papa. Maaf. Kok saya jadi sensi begini".<br /><br />"Kamu udah dapat kabar tentang acara kakak perempuanmu?" tanyanya halus.<br /><br />"Udah, dari sosmed. Kita balik ke tempat duduk tadi yuk. Saya pegel" Kataku sambil melepas sepatu berhak 7 cm ini.<br /><br />Kamipun kembali ke tempat semula. Duduk memandangi hamparan kolam tanpa ombak. Warnanya biru, seperti lamgit siang tadi.<br /><br />Kali ini lebih banyak hening, walau samar-samar suasana pesta musik diujung sana masih terdengar.<br /><br />"Saya menyinggung hal sensitifmu ya?" Tana bertanya dengan hati-hati.<br /><br />"Engga juga, perjalanan ini yang kayanya salah waktu, salah tempat, salah mood, salah semua"<br /><br />"Saya ngerti, acara kakak kamu pasti penting buat kamu. Kalo saya jadi kamu pasti saya juga stress."<br /><br />"Kalo gitu kamu gak ngerti" kataku menatapnya.<br /><br />"Ini berkah buat saya, justru perkawinan mereka yang bencana."<br /><br />Tama terdiam, dia tampak bertanya-tanya dan hilang kata-kata.<br /><br />"Saya selalu berdoa untuk kegagalan pernikahan mereka. Ternyata Tuhan mengabulkan dengan meniadakan kehadiran saya disana." Aku mulai terisak.<br /><br />"Maksudnya?"<br /><br />"Panjang ceritanya"<br /><br />"Saya punya banyak waktu"<br /><br />Akupun mulai meracau. Tentang keindahan dan kenaifan masa lampau. Dimana seorang pria yang kukira mencintai aku, ternyata menikahi kakakku sendiri. Setelah kuberikan semua untuknya pertama kali, dia menganggap aku hanya sebagai seorang adik kecil. Walaupun apa yang dia lakukan malam itu jelas bukan bentuk kasih kakak kepada adiknya. Bisa-bisanya dia melamar kakakku setelah memghabiskan malam bersamaku. Terlalu biadab untuk dikenang, tapi kenyataan yang harus ku ingat sepanjang zaman.<br /><br />Aku mengulur waktu untuk datang dengan berbagai alasan, hingga peristiwa yang mengeliminasiku untuk datang, dengan segala cara mereka menyelamatkan. Gemuruh didadaku menguap, hujan di bola mata tak terelakan. Aku meraung seperti anak kecil yang kehilangan barang kesayangannya. Udara begitu menusuk, aku menggigil dalam kisahku sendiri.<br /><br />Sebuah jacket hitam memelukku. Menutupi pundakku yang gemetaran. Tubuhnya memelukku, mengajakku bersandar pada bidang tangannya. Dadanya adalah musim semi bagi badanku yang kekeringan. Rongga-ronggaku retak di bakar matahari, dan malam itu pelukannya menghujani, sesekali dia mengecup kepala juga dahi. Alam tau, lebih baik tersesat di kota asing ini, daripada pesta bunuh diri di Santorini.</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />*</span><br />
<span style="font-family: "times new roman";"><br /></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br />Meja kami telah penuh gelas-gelas anggur dan minuman yang namanya tidak aku ketahui. Maskapai ini sunggu merasa bersalah hingga membiarkan bar terbuka bebas untuk para penumpangnya. Kakiku sudah lunglai. Tak kurasakan lagi telapak memijak. </span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";">Diantara angin yang mencoba memporak porandakan tubuh, yang kurasa hanya.. basah kecupmu, pada lenganku. </span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";">Pandanganku yang mengambang, dan bibirmu yang melindap pada pori-pori jelas tidak dapat kuhindarkan. Orang asing yang begitu dekat.</span><span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />"Sudah jam satu. Kamu harus beristirahat." katanya.<br /><br />"Kita" jawabku.<br /><br />"Iya. Kita."<br /><br />"Kamu antar aku kekamar?" tanyaku<br /><br />Dia diam tidak menjawab. Kepalanya sedikit menunduk.<br /><br />"Sorry. It's ok. Aku jalan sendiri, kita ketemu <a dir="ltr" href="x-apple-data-detectors://10" x-apple-data-detectors-result="10" x-apple-data-detectors-type="calendar-event" x-apple-data-detectors="true">besok pagi</a>. Kataku sambil berdiri, mengecup pipinya, tempat dimana titik lesungnya hadir saat tersenyum.<br /><br />Aku berdiri, jalan lunglai sambil meracau dalam hati. Entah apa yang terjadi, bencana ini lebih gila dari konspirasi semesta, membawaku kedalam gelap yang terlalu legam. Kulihat pintu kamarku, aku telah tiba, berkali-kali kucoba menempelkan kartu untuk membuka pintu tapi tak juga berhasil. Aku benci dalam ketidak pastian, aku benci pada keadaan, aku benci pada ketidak stabilan, hingga seseorang memgambil kartu yang terjatuh dilantai, membukanya, dan mengiringku masuk.<br /><br />"Kamu ngikutin saya?" ditengah kesulitanku mengangkat kelopak mata, aku lihat sosoknya. Dia tidak lagi asing.<br /><br />"Kamu mabuk, gak mungkin saya lepas sendiri"<br /><br />"Kamu bisa pergi sekarang, saya udah baik-baik saja."<br /><br />"Saya gak bisa" jawabnya.<br /><br />Aku menoleh, berjalan menghampirinya, menggenggam tangannya. Kutemukan lingkaran perak disana.<br /><br />"You?" kataku sambil memegang cincin di jari manisnya.<br /><br />Dia menunduk. Aku makin hancur berantakan. Otakku seperti bola keramik yang siap menggelinding dari pegunungan Alpen.<br /><br />"Oh shit, you didn’t say that you’re married!" kataku memaki sambil menangis.<br /><br />"Well i'm not!" katanya mebalas tegas.</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";">"Not yet" suaranya kembali melemah.</span><span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />"Kamu punya waktu semenit untuk jelasin!" kataku.<br /><br />"Empat tahun lalu saya ketemu perempuan ini di Hungary. Dia mahasiswa musik director yang bawa saya ke Eropa. Kami berkenalan, dan beberapa kali dia ke Indonesia..."<br /><br />"Ok, so you guys engaged?" potongku sambil membuang muka.<br /><br />"Yes" jawabnya tegas.<br /><br />"Ok. Terima kasih dan mohon maaf untuk semuanya." Aku mendorongnya dari lorong kamarku, memaksanya keluar pintu. Tapi dia jusru memelukku, aku yang meraung terus dipeluknya hingga tak berdaya, aku rindu dada ini, entah kerinduan apa, seperti pernah aku miliki sebelumnya. Kami berpelukan, tangannya membelai punggungku yang kosong, hidungku mengendus aroma lehernya, masih terasa wangi yang kucium di bandara, ini wangi yang sama, wajahnya menoleh kearahku, dan bibirnya mulai menyerangku. Kami bertautan malam itu, tanpa kata-kata, dengan rasa yang tidak kami ketahui artinya, dan tidak perlu dicari tau pula. Tidak ada masa udara yang mampu menyelinap dalam tubuh kita, kamar ini menjadi terlalu sesak, pertukaran udara kian pekat. Pada anggur-anggur basi ini segala dosa kita persalahkan, atas nama ketidak sadaran mereka kita kambing hitamkan.</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />*<br /><br /><br />Kita telanjang dibawah sinar bulan, tidak perlu lampu atau warna, cahaya sudah terlalu mewah dan benderang. Sesekali kita seka keringat, pada malam yang akan selalu kita ingat. Kita bicara tentang banyak hal, tentang mimpi yang pernah kita lalui sebelum benar kita temui. Tentang rasa yang terlalu biadab untuk dikenal tapi kita yakin akan kekal.<br /><br />Suara pintu diketuk, sebuah kertas selebaran masuk. Dia menuju pintu, membacanya.<br /><br />"Kita akan berangkat ke Istambul <a dir="ltr" href="x-apple-data-detectors://11" x-apple-data-detectors-result="11" x-apple-data-detectors-type="calendar-event" x-apple-data-detectors="true">jam 3</a> pagi."<br /><br />Aku menganga, sepasang sayap mengembang dipunggungnya.<br /><br />"Sekarang udah jam setengah 3. Setengah jam lagi kita harus siap" lanjutnya.<br /><br />Mataku berkunang, punggung itu, sayap itu, jelas sering berkunjung pada mimpi-mimpiku terdahulu.<br /><br />"Kamu kenapa?" tanyanya<br /><br />"Sejak kapan kamu punya tato itu?" tanyaku bergetar.<br /><br />"Sejak umur 20. Pas lagi pentas di Makasar"<br /><br />Aku menelan ludah yang terasa seperti gumpalan larva. Tubuhku beku disengat jutaan lebah. Aku tak dapat bergerak. Dia menghampiriku, memelukku, menciumi rambutku.<br /><br />"Mendingan kamu balik ke kamar. Teman-teman kamu pasti menunggu." kataku.<br /><br />Dia diam, menatapku dalam-dalam.<br /><br />"Aku juga harus siap-siap. Waktu kita cuma setengah jam, kan?"<br /><br />Dia mengangguk, mengambil kaosnya, mengencangkan sabuknya, dan berlalu. Terakhir yang ku ingat hanya bunyi pintu. Kali ini aku ingin tuli.</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<br />
<br /></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br />*</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br /></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: 'times new roman';">Kami tidak duduk berjauhan. Mata kami masih saling mampu memandang. Tiga jam lagi burung raksasa ini akan mengantar kami meninggalkan Turki, dan menjumpai Yunani. Kukenakan kacamata hitamku, aku takut memandangnya, matanya memaku, dan aku pasti layu. Seperti magnet yang tak terpisahkan, mereka seperti saling tarik menarik, mataku dan matanya, mereka memberontak ingin dipertemukan. 180 menit paling menyiksa. Ini lebih panjang dari segala bencana yang telah terjadi. Ini tragedi.</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br /></span>
<span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />*</span><br />
<span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />Athena, bandara yang tidak juga asing karena 3 tahun belakangan, passportku terisi capnya empat kali. Kakakku bersekolah disini, begitu juga dia. Dia, yang melambaikan tangan penuh semangat di sebrang kaca. Dia yang mengira telah mengambil hatiku satu tahun belakangan. Dia bekerja dan menetap di negri para dewa sejak SMA. Kami berkenalan 2 tahun lalu dan tepat setahun kemudian memutuskan menjadi sepasang kekasih.<br /><br />"AUDRI!!" Dia menghambur memelukku, mengatakan segala kekhawatirannya, Mencium rambut dan keningku, memelukku berkali-kali. Tapi bukan dada ini, bukan pundak ini. Aku ingin yang kemarin.<br /><br />Sudut mataku menangkap, seorang wanita mungil berambut emas memeluk lelakiku. Lelaki yang seharusnya menjadi milikku, sejak masa lalu.<br /><br />Ini bukan kisah cinta, atau mungkin cerita yang belum terukur kadarnya...</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";">Ini tentang kehilangan, atas apa yang belum pernah kita miliki, ini tentang akhir, dari sesuatu yang belum pernah kita mulai.</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="font-family: "times new roman";"><br /><br />Kamu pernah bertemu suatu tempat untuk pertama kalinya, tapi tak merasa asing disana?<br /><br />Aku pernah..</span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";"></span></div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
</div>
<div class="gmail-MsoNormal" style="-webkit-text-size-adjust: auto; font-family: UICTFontTextStyleBody; font-size: 17px;">
<span style="background-position: initial initial; background-repeat: initial initial; font-family: "times new roman";">***********</span></div>
<span class="fullpost">
</span>Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com8tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-53147276348723518302015-07-31T18:20:00.001+07:002015-07-31T18:20:29.279+07:00Pilihan Pertama AL!<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
</div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Kadang sebagai ibu kita gak sadar, memberi apa yang kita anggap baik, tapi ternyata si anak gak suka.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Dilema pertama adalah saat 2 bulan pertama menyusui. Beberapa ibu mungkin mengalami hal yang sama :</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Luka pada puting!</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">dan itu rasanya : Mak deng!</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Karena pengobatan ( saya lumayan parah saat itu ) Dokter menyarankan untuk menggunakan cup feeder sebagai wadah untuk memberikan ASI pada bayi. Jadi sebelum dioles salep dari dokter, kita perah dulu ASI, taruh di cup feeder kemudian baru diminumkan kepada bayi. Tapi ternyata yang terjadi ( berlangsung beberapa kali )</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">CUP FEEDERNYA TUMPAH *semakin meraung-raung*</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Apalagi untuk yang ASI-nya kala itu masih pas2an dan memerah itu bisa berjam-jam, hasilnya tumpah dalam 3 detik itu sangat super sekali rasanya.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Cuma itu personal ya, karena beberapa menyarankan untuk menggunakan cup feeder. Hanya saja saya mencari jalan aman yaitu : Menggunakan botol.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Percobaan pertama tidak langsung berhasil pastinya. Karena botol susu tersebut ditolak mentah-mentah sama Baby AL. Jangankan disedot, baru kena ujung botolnya aja dia gak mau. Jadilah kita kembali lari-lari kekamar mandi dahulu, bersih-bersih salep, baru kembali menyusui ( karena dokter bilang salep harus bersih betul )</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Menurut sepupu saya yang anaknya 3 :</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">"dia gak suka botolnya kali, coba diganti"</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Hmmmm, mungkin aja saya pikir. Lagian botol pertama yang dicoba itu hasil dari hadiah teman. Gak ada salahnya coba membeli. Dengan cuma bermodal</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">"Ya ampun, lucu botolnya"</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Akhirnya saya belilah satu merek yang berbeda dengan sebelumnya. Dan hasilnya, tetap sama. Baby AL tetap menolak dan bahkan menangis kalau ditempel dimulutnya</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">*lesu*</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Akhirnya saya terus menyusui langsung sampai puting tak kunjung sembuh. Setiap baby mulai didekatkan ke dada, tiap saat itu pula saya menghitung mundur dalam hati :</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">3</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">2</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">1</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">AAAAAAAAAAKKK~~~</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">*walaupun itu berlangsung awalnya aja, belakangnya engga sakit lagi*</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Akhirnya mama pulang dengan membawa 1 botol susu lagi dengan merek berbeda. Mama bilang setelah ngobrol dengan mbak-mbak ditokonya, dia bilang botol itu anti kolik.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Apa itu kolik?</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Bisa dibaca disini -> </span><a href="http://bit.ly/1Kopwo1" rel="noreferrer" style="background-color: white; color: #1155cc; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" target="_blank">http://bit.ly/1Kopwo1</a><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Yang jelas, akibat dari kolik adalah bayi bisa menangis sepanjang hari. Hal ini selain bisa membuat bayi lelah, juga dapat membuat sang orangtua panik, apalagi kalau sang orangtua adalah pasangan orangtua baru *kaya saya misalnya*</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Keajaiban datang setelah botol dari mama selesai di-steril dan dimasukan ASIP.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Kala itu langit seperti biru dihiasi awan-awan gembul merata, kemudian langit cantik itu terbelah, turunlah botol merek : AVENT dan baby AL menyambutnya, dan menghisapnya tanpa misuh misuh sedikitpun seperti biasa.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">i was like : MAGIC 😱😱😱</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Dan itulah awal persahabatan AL dan Avent. Setelah saya sembuh ( sekitar 3 hari ) saya kembali menyusui langsung dari sumbernya. Oia akhirnya sumber dari segala luka itu diketahui dan segera dilakukan tindakan. Al lahir dengan tounge tie.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Apa itu tounge tie : </span><a href="http://milissehat.web.id/?p=2020" rel="noreferrer" style="background-color: white; color: #1155cc; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" target="_blank">http://milissehat.web.id/?p=<wbr></wbr>2020</a><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Setelah dilakukan tindakan, perekat bawah lidahnya dipotong sedikit *saya sampe nangis nemeninnya, gak tega*</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Jadi langsung selesai ditindak, baby langsung segera diserahkan pada ibu untuk disusui karena salah satu pemulihnya adalah ASI.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Setelah selesai semua, saya kembali menyusui langsung seperti biasa. Setelah menggunakan botol, beberapa teman bilang :</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">"Pake botol? awas kolik lho"</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">"ntar bingung puting lho"</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">"ntar diserang ibu-ibu menyusui langsung dari sumbernya garis keras lhoo"</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Lha ya bebas. Setiap ibu punya cara dan kenyamanan yang berbeda untuk sang anak. Apalagi mengingat proses hamil, melahirkan dan menyusui, semua yang dilewati sang ibu untuk buah hati, pastilah hal terbaik yang dia punya. Dan sepertinya sangat tidak bijak dan prematur untuk memberi nilai kepada hubungan seorang ibu dan anak.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Despite itu semua, setelah Al 3 bulan dan mulai kadang menemani mommy ke mall</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">*Yihaa, i'm back*</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Saya selalu bawa ASIP dan botol Avent kesayangan dia itu. Karena pengalaman mau menyusui pakai celemek penutup *nursery room ramai dan AL keburu meronta-ronta*</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">akhirnya penutup itu ditendang aja sama baby AL *pucet*</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Selain ditendang, tentunya ditarik dengan tenaganya sehingga muka saya berubah merah kuning hijau dengan sekitar. Semacam</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">CILUUUK BAA~</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Baby AL paling gak suka menyusu tanpa melihat wajah saya, mungkin dipikirannya</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">"Saya harus melihat wajah pemilik ASI yang saya teguk ini!"</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Jadi, biasanya sudah saya hitung berapa lama kami pergi, bawa asip, kalo AL mau mimik tinggal panasin pake air hangat, terus masukkan dalam botol *Yihaa*</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Oia, Alhamdulillah AL bebas kolik dari sejak pakai botol Avent, dan kalo baca2 soal kolik, kayanya kita sebagai ibu emang mesti jeli soal pemilihan botol untuk bayi -></span><a href="http://philips.to/1xFI3pQ" rel="noreferrer" style="background-color: white; color: #1155cc; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" target="_blank">http://philips.to/1xFI3pQ</a><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Sekian blog hari ini, semoga berguna dan kiss-kiss dari Baby AL :*</span><div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd2GbHkpr0PFbhZJ9Hn9YKfV26iAkt6vsdG5U88o6-g2UP6dWqMil6xN8Ypw6CraX-YqKgISbugX4kDx-mDpaShko4KTo8tVwSQS8RvKhAbzU81KGfLDiTtW_tb-wI0nkQ-666_cvozA/s1600/photo-4+copy.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhd2GbHkpr0PFbhZJ9Hn9YKfV26iAkt6vsdG5U88o6-g2UP6dWqMil6xN8Ypw6CraX-YqKgISbugX4kDx-mDpaShko4KTo8tVwSQS8RvKhAbzU81KGfLDiTtW_tb-wI0nkQ-666_cvozA/s320/photo-4+copy.JPG" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnjyDxJQFiUa4F4Ae_goDC-AZuGt6Ut8n0jG-XxTBFIRnwHticRbSIqPV-A0yP_ei68qZLzF-1UtmfuC7m6YaWVoxvSGAv7Opda51j7PAA4nijR3vv1Sy8G5iUfkxdlfcK94kZHZoheA/s1600/photo-4+copy.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnjyDxJQFiUa4F4Ae_goDC-AZuGt6Ut8n0jG-XxTBFIRnwHticRbSIqPV-A0yP_ei68qZLzF-1UtmfuC7m6YaWVoxvSGAv7Opda51j7PAA4nijR3vv1Sy8G5iUfkxdlfcK94kZHZoheA/s320/photo-4+copy.JPG" width="240" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span class="fullpost">
</span></div>
Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-43170665164996183302015-06-14T20:32:00.000+07:002015-06-14T20:32:24.460+07:00Seasik-asiknya main sama rambut!<span class="fullpost">
</span><br />
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"><b>Rambut adalah mahkota wanita</b>.</span><br />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Siapa yang setuju statement diatas?</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">*angkat tangan paling tinggi*</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Ngomongin soal rambut, terhitung dari kelas 6 SD, saya gak pernah punya rambut pendek. Alasannya?</span><br />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Gak boleh sama Papa.</span></div>
<div>
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Setelah menikah, hamil, dan melahirkan, konsistensi punya rambut panjang tetep diusung.</span></div>
<div>
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">"Abis punya anak kan rambut rontok, lo tetep gak mau potong rambut?"</span><br />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">"Mau"</span><br />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">"Terus kenapa engga?"</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Gak boleh sama suami *dumplangg*</span><br />
<br />
<br />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Ok, dengan harga mati diatas, maka mari tetap bertahan timang bayi dengan rambut sepinggang *mengepalkan tangan ke udara*</span><br />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Tapi yang pasti, punya rambut panjang itu banyak banget manfaatnya selain buat dijambakin anak kalo dia ngambek, yaitu :</span><br />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Eksperimen dooong!</span><br />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Dikepang, dicatok, dicurly, diiket, sampe kalo ada undangan kawinan, pastinya disasak, disemprot hairspray, disanggul. Banyak juga yang menghindari banget segala macam eksperimen diatas dengan alasan :</span><br />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Takut rambut rusak!</span><br />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Rambut yang sering kena percobaan itu biasanya kering. Keringnya kadang bisa kaya isi dompet akhir bulan. Belum lagi ujungnya jadi jigrak plis bercabang. Kalo udah kena itu semua rambut rasanya kaya gulali dan mau gak mau dicatok lagi biar gak ngembang kaya bolu dipanggang. Cuma abis dicatok, dia makin kering lagi. Mau nangis gak siiiihh?</span><br />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Cuma apa seninya punya rambut panjang tanpa eksperimen-eksperimen diatas?</span><br />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Untungnya sekarang ada Dove Total Damage Treatment Shampoo & conditioner! *tabur confetti*</span><br />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Keratin repair actives dari Dove Total Damage Treatment itu ngerawat, menutrisi, dan memperbaiki kerusakan rambut dari dalam. Jadi kita tetep bisa dan gak perlu takut lagi eksperimen sama rambut. Gak perlu tuh galau nentuin jadi ketemuan apa engga sama gebetan cuma gara-gara rambut lagi kering banget atau bad hair day 😍</span></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN3YCZwlXDmvWs_8bQqF1n9cAtlKgRnOcVP5z4zxiyImKh26zh0Cog7jM58U1akQkzx179L25_H6JfajgjIChj_K1vtHsFqZTLU6RCCLdSMcgzar05bPKidg5i_1E7ZT5ovAkXZG5X4g/s1600/photo+3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhN3YCZwlXDmvWs_8bQqF1n9cAtlKgRnOcVP5z4zxiyImKh26zh0Cog7jM58U1akQkzx179L25_H6JfajgjIChj_K1vtHsFqZTLU6RCCLdSMcgzar05bPKidg5i_1E7ZT5ovAkXZG5X4g/s320/photo+3.JPG" width="240" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCdLUorI83BtjlWsHASxBOhKQtztfbhSgaMhuvxHAYSvHfe31QXdhyjh0CTRghK76rbpwTXll_oAJC3uW50m8-uRxPR5wC91hYcL5FkRTNItQxmvx8dY1TY9DHaz50OU04NlxQNFj6mQ/s1600/photo+1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiCdLUorI83BtjlWsHASxBOhKQtztfbhSgaMhuvxHAYSvHfe31QXdhyjh0CTRghK76rbpwTXll_oAJC3uW50m8-uRxPR5wC91hYcL5FkRTNItQxmvx8dY1TY9DHaz50OU04NlxQNFj6mQ/s320/photo+1.JPG" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjucROo-JFxf7_skjrewsZHcu1zQNcu5xibDYVX1uE3zLnavJm1iWFYoRoVxJAFdv55GCbFfdqEaCfu8pmg0GIFbL_3_u9BpBQh0KKBcZmpCCZolX9Mn14j7EcX_iNVGFjF95fdCWinyA/s1600/photo+4.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjucROo-JFxf7_skjrewsZHcu1zQNcu5xibDYVX1uE3zLnavJm1iWFYoRoVxJAFdv55GCbFfdqEaCfu8pmg0GIFbL_3_u9BpBQh0KKBcZmpCCZolX9Mn14j7EcX_iNVGFjF95fdCWinyA/s320/photo+4.JPG" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijAKaxdoCDEChVhoqadwuSzBwwEzHDtH2SkJFLHWsQD_r7PqpkjNHdQN5hfxJyFBC96MTTduV7zvN_e36w_X_HdVBd4u0R57DYvUpXU8_bMDwkS5jlg4lPpt2JSaal7xHR9ypKYG2N2g/s1600/photo+1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEijAKaxdoCDEChVhoqadwuSzBwwEzHDtH2SkJFLHWsQD_r7PqpkjNHdQN5hfxJyFBC96MTTduV7zvN_e36w_X_HdVBd4u0R57DYvUpXU8_bMDwkS5jlg4lPpt2JSaal7xHR9ypKYG2N2g/s320/photo+1.JPG" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgv1YYzIywe-WZvxqNGkNB9yRV6i5xgCJY5dV_WuhkKyz1eUFsM9_AJQdVjOdVrF_Wkmj06Jzplr36xSLKlEr5ANYuZdjc961s17v2_yvwEzQRY8FaoyAVZzu6dt-CT70osvBL5Ce6fMA/s1600/photo+3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgv1YYzIywe-WZvxqNGkNB9yRV6i5xgCJY5dV_WuhkKyz1eUFsM9_AJQdVjOdVrF_Wkmj06Jzplr36xSLKlEr5ANYuZdjc961s17v2_yvwEzQRY8FaoyAVZzu6dt-CT70osvBL5Ce6fMA/s320/photo+3.JPG" width="259" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2pDx-s78OOpv4viAEul9SMxaGEgGqKtd8ofqj5krV4vob5q5WAiAJrqo9pL27wPnk-0Y69jwdiBAvLCNfx1hJ0bMouK_IvZoWtweeRuTS5Zk5PtscLqdC0aDnwHts7ICHzi3xGeIJcQ/s1600/photo+2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh2pDx-s78OOpv4viAEul9SMxaGEgGqKtd8ofqj5krV4vob5q5WAiAJrqo9pL27wPnk-0Y69jwdiBAvLCNfx1hJ0bMouK_IvZoWtweeRuTS5Zk5PtscLqdC0aDnwHts7ICHzi3xGeIJcQ/s320/photo+2.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUlvts5RiY_YkFc25SB2VQtxdqcWIL02DZlSb4NF0R8b9sTQXWk8HaSk-7t3GDFncCPFxQ7tBNjdQkgFQnihwuM7FPijJh3VD3p9hh46btjJAJcHvgR72iNq6WMlhR5tFq56KQkZFHLw/s1600/photo+2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhUlvts5RiY_YkFc25SB2VQtxdqcWIL02DZlSb4NF0R8b9sTQXWk8HaSk-7t3GDFncCPFxQ7tBNjdQkgFQnihwuM7FPijJh3VD3p9hh46btjJAJcHvgR72iNq6WMlhR5tFq56KQkZFHLw/s320/photo+2.JPG" width="240" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg1sjBaAgUYF7NVDhZka44SMHbzMigqwKk8wKkGfD_jqc1NpNjwW87Vq8rjTk4ieufz1qH4WqTUbakgUKrntFUJnYahWFRgA22LYvgX0X-nu0kS_0gK_PDeaq2NlKc9ISF5zjbIzHQ_Q/s1600/photo+4.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjg1sjBaAgUYF7NVDhZka44SMHbzMigqwKk8wKkGfD_jqc1NpNjwW87Vq8rjTk4ieufz1qH4WqTUbakgUKrntFUJnYahWFRgA22LYvgX0X-nu0kS_0gK_PDeaq2NlKc9ISF5zjbIzHQ_Q/s320/photo+4.JPG" width="240" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" />
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">So, selamat bermain-main dengan rambutmuuuu~</span></div>
Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-63149795224404746082015-04-19T11:20:00.001+07:002015-04-19T11:20:27.598+07:00The Real Gold and Chocolate<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">"Temanya chocolate atau gold ya. Cewe pake dress, cowo suit and tie"</span><div>
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Kira-kira itu yang membuat 3 hari sebelum hari H, saya dan satu orang teman yang juga diundang ke acara tersebut kocar kacir. Pasalnya, setelah melahirkan, baju-baju lama wujudnya ngga lagi sama dibadan dengan penampakan waktu gadis dulu. Alhasil, saya dan Renny, teman saya tersebut janjian akan cari baju special untuk datang ke acara tersebut *niat* 🙈</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Sehari sebelum acara, kami datang ke Pondok Indah Mall dengan maksud mencari baju sesuai dengan tema acara yang akan kami hadiri besok. Layaknya dua perempuan ( yang sudah tidak terlalu ) muda, toko demi toko tidak luput dari kaki kami, dan tetap saja tidak satupun kantong belanjaan dijinjing.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Sementara itu, acara yang juga akan kami hadiri besok kebetulan adalah tempat kami berpijak sekarang :</span></div>
<div>
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Pondok Indah Mall 2.</span></div>
<div>
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Tampak persiapan sedang berlansung di atrium lantai dasar. Panggung, hiasan, hingga balon besar yang menjuntai dari langit lantai 3. Balon transparan besar tersebut merupakan salah satu yang menarik perhatian saya karena didalamnya, kita dapat melihat hiasan eskrim yang rasanya pengen saya gigit saat ini juga.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Yes, acara yang bikin saya dan beberapa teman kalang kabut "pake baju apa yaa" ini adalah ulang tahun ke-5 Magnum sekaligus launcing their newest packaging. Beberapa kali datang ke acaranya, tidak pernah ada yang failed. Makanan, tempat, hingga kostum tamu undangan semua sempurna. Yang membuat kami bingung kala itu</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">"Bener gak sih kita mesti pake dress......</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">..... di Mall? 😱</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Karena setengah hati gak PD, akhirnya saya yang pulang dengan tangan hampa dari mall dan meminjam seluruh atribut mama.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Outer, kalung, legging.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Harinya tiba, beberapa teman yang saya tau akan hadir berada di salon kecantikan sejak siang. Ada juga yang menelphone hanya untuk ..</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">"Tasy, lo ke acara magnum? Make up dimana, mau sekalian dirumah gue aja gak? MUA (Make Up Artist)-nya gue panggil dirumah."</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">BEGIMANA MAKSUDNYAA?</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Rasanya pengen terbang lagi ke mall siang itu juga buat pilih baju yang kemaren saya pikir</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"> "Kayanya kerapihan ah" 😭😭😭😭😭😭</span></div>
<div>
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Tapi namanya juga ibu-ibu, kita boleh berencana tapi anak bayi menentukan. Hari itu anak lagi ngajak main mulu, dan karena nanti malam mau ada acara, jadi rasanya dari pagi males misah.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Suami gak ambil pusing. Dia tinggal pake jeans, kemeja, jas, udah jadi dan gak mungkin saltum. Sayapun akhirnya udahlah PD aja mari kita kesana secepatnya. Tiba disana, seperti yang diduga, acara magnum memang tidak pernah luput dari kata Glamour. Selain itu, instalasi chocolate yang ada di acara tersebut mencuri perhatian dan INSTAGRAMABLE *penting*</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3o2v5N6NNBGzVJkB6ytwBx-x_v8nIpDpx7zGE4f-4uU790aYLoJ1Lhfkv7uBwVM7x_wJO8xb3yu301Bl9byxpV8h4OnrAWr4qKYCiMV53fLNPNiEWqF79-X4lldcaC7uMgQ_Qg_7O4g/s1600/Raisa+Installation.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj3o2v5N6NNBGzVJkB6ytwBx-x_v8nIpDpx7zGE4f-4uU790aYLoJ1Lhfkv7uBwVM7x_wJO8xb3yu301Bl9byxpV8h4OnrAWr4qKYCiMV53fLNPNiEWqF79-X4lldcaC7uMgQ_Qg_7O4g/s1600/Raisa+Installation.jpg" height="320" width="237" /></a></div>
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9lKMcD-jXhigySRlH6nJ0u6U-hdFWKOiEtLbuEdOm1x4FuBnodb4tSVhoRKhtPQKakyqEUmOTkuAmUe8EQ49zlRV5QP5NI-AdbN6D1oI3j2ucT5m0Ono0YyZx7PpIeZ2DyYTpJM72FA/s1600/abcde.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh9lKMcD-jXhigySRlH6nJ0u6U-hdFWKOiEtLbuEdOm1x4FuBnodb4tSVhoRKhtPQKakyqEUmOTkuAmUe8EQ49zlRV5QP5NI-AdbN6D1oI3j2ucT5m0Ono0YyZx7PpIeZ2DyYTpJM72FA/s1600/abcde.jpg" height="180" width="320" /></a></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<br /></div>
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOsUr71-QcF-ByHv1J_XpomEKO7DMHEWzkDRRVSgbjHXIDgpY9ytPI-6avKWGY6CIr5fN_IsiMmRJR8t-Hfr5A39KGr5FZXozkcll5drZuf5UJi4eUf6VbeHE4BitXYeGABvPH_5Gh2Q/s1600/photo-3.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgOsUr71-QcF-ByHv1J_XpomEKO7DMHEWzkDRRVSgbjHXIDgpY9ytPI-6avKWGY6CIr5fN_IsiMmRJR8t-Hfr5A39KGr5FZXozkcll5drZuf5UJi4eUf6VbeHE4BitXYeGABvPH_5Gh2Q/s1600/photo-3.JPG" height="320" width="175" /></a><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br />Para tamu undangan terlihat siap sekali dengan kostum yang sudah mereka kenakan</span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">. Wanita impian jutaan pria di Indonesia, Raisa tampil cantik malam itu. Dia juga menjadi salah satu pengisi acara. Begitu juga dengan Marissa nasution yang juga merupakan salah satu icon magnum. Malam itu semua tamu undangan tampil menawan. Khas event Magnum...</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">FASHION 😍</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Dengan atau tanpa mengikuti dresscode yang ditentukan, para tamu undangan terlihat gagah dan cantik. Seperti melihat kotak pandora didalam mall. Laki-laki berjas dan para wanita melenggang dengan dress mereka yang sangat cantik. Hari itu Pondok Indah Mall seperti disihir </span><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">oleh acara yang diselenggarakan Magnum. Diantara tamu undangan, favorit saya malam itu adalah tampilan dari </span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Masayu Anastasia</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br /><br /><br /><br /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Dari mulai pilihan make up, rambut, dress, clutch, hingga sepatu, untuk saya : PERFECT.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Akhirnya, malam itu kami tutup dengan : Makan ice creamnyalahyaaaa. </span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Dimana yang kalo kita gigit, ada sensasi bunyi coklat retaknya. Beuuuuuhhh~</span></div>
<div>
<br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: x-small;">Buat yang gak sempet dateng ke acara Magnum, tetep bisa ikutan keseruannya karena mereka lagi bagi-bagi hadiah buat para Plesure Seekers. Banyak banget hadiah kejutan disini -> </span><a href="http://bit.ly/1G73MNn">http://bit.ly/1G73MNn</a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
YUKKSS~</div>
<ul style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px; margin-bottom: 0cm; margin-top: 0cm;" type="disc">
<li class="MsoNormal" style="color: #212121; font-family: Calibri, sans-serif; font-size: 11pt; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><u></u></li>
</ul>
Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-34045299639190194262015-03-18T01:05:00.001+07:002015-03-18T01:05:32.792+07:00Patah Hati Sebelum Bertemu<br />
<br />
Hadirmu memang belum kami rencanakan, tapi bukan berarti tidak kami inginkan.<br />
Taukah kamu, bagaimana wajah ayah saat melihat garis dua pada alat tes itu?<br />
<br />
Senyumnya bahkan lebih rekah dari saat aku jawab iya ketika dia memintaku menjadi istrinya. Aku bahkan langsung sibuk berimaji, nama untuk kau sandang nanti.<br />
<br />
Setiap hari kami mengajakmu berdiskusi seolah kamu telah hadir nyata diantara kami. Menerka-nerka jenis kelamin hingga hobby.<br />
<br />
Kamu juga harus tau, photo hasil USG-mu juga selalu kami pandangi, berjanji akan selalu kami simpan dan cermati, walau ternyata itu hanya berlangsung dua kali.<br />
<br />
Pendarahan pertamaku, adalah saat dimana jantungku seperti berhenti. Tapi aku lebih takut jantungmu yang tidak berdetak lagi.<br />
Ayahmu membawaku pada beberapa dokter, dan kami memutuskan bersama dia yang setuju kau dipertahankan.<br />
<br />
Semenjak aku merebah dirumah sakit kala itu, setiap saat aku memohon padamu untuk jangan pergi. Karena aku telah jatuh cinta padamu setengah mati.<br />
<br />
Dua hari berlalu, pendarahan tidak juga berhenti, hingga dihari ketiga, dokter mengajakku bicara, kalau sesungguhnya kamu sudah tidak ada.<br />
<br />
Kalau kamu ingin tau perasaanku saat itu, jawabannya hanya satu, aku ingin ikut kamu. Sudah, hanya itu.<br />
Tapi ayahmu menguatkan aku, begitu juga kedua omamu, dan seluruh kerabatmu.<br />
<br />
Saat kau dikeluarkan dari tubuhku,<br />
aku seperti gelap sebelum malam. Mendengar suara bayi dari tetangga kamar, seperti belati yang dihunus tiap penjuru.<br />
<br />
<br />
<br />
Iya, aku patah hati sebelum bertemu.<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
Nak, jangan pernah beranggapan kau kami lupakan. Karena kamu selalu akan menjadi sulung bagi keluarga kami. Doa kami selalu untukmu, karena kami tau itu yang kau mau.<br />
<br />
Dan bila jiwamu sudi, pulanglah ke rahim ibu, karena siapa tau, kali ini kau akan menjadi adik bagi adikmu.<br />
<br />
******<br />
<br />
<span class="fullpost">
</span>Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-32028684548417445782014-11-25T01:35:00.001+07:002014-11-25T01:35:58.396+07:00Holla #RawatGigiku<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Huwaaaaa, udah lama banget gak nge-blog *bersihin jaring laba2 diblog*</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Pertama-tama, i want to say this proud and proud...</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">i'm a mommy now!</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Rasa bahagia jadi seorang ibu itu gak bisa dilukiskan lewat kata-kata. Segala hal yang dulunya jarang dilakukan, jadi rutin. Pokoknya demi anak memang apapun pasti dilakukan. i love being a mom 😍!</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Setelah melahirkan pastinya harus say good bye sementara sama waktu keluar rumah, otomatis sahabat baru itu adalah .....</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">BAPAK GOOGLE dan IBU YOUTUBE</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Karena merekalah setidaknya saya jadi gak begitu ketinggalan berita diluaran sana *soalnya jadi jarangpun nonton tv*</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Lewat internet-pun ternyata saya pengetahuan saya tentang beberapa hal-pun nambah. Ada yang link-nya tau dari path, atau twitter.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Salah satu yang nambah pengetahuan saya itu --> </span><a href="http://bit.ly/ciptadent" style="background-color: white; color: #1155cc; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" target="_blank">http://bit.ly/ciptadent</a><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Sekarang ini banyak orang makin concern sama yang namanya gigi ( yang bukan istrinya Raffi Ahmad ) *gak lucu*. Gimana engga, dulu kayanya yang kita ( Kita? lo kali tas ) tau soal perawatan khusus gigi itu behel. Sekarang ada yang nambahin berlian di gigilah, mutihin gigi, bahkan nambahin dikit panjang dua gigi paling depan biar kaya gigi kelinci. Alasannya, biar gemesin. Agak membingungkan, tapi paling tidak itu berhasil pada Ola ramlan</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">( iya, dia jadi semakin cantik dan menggemaskan ).</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Dari semua kecantikan gigi itu yang paling menggoda buat saya adalah mutihin gigi. Setelah liat Titi dj sampe Titi Rajo Bintang, kayanya kok mutihin gigi seru juga ya. Tapi....</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">.... Saya takut ke dokter gigi *Zonk*</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Gak tau kenapa dari dulu bulu tengkuk kaya berdiri gitu kalo ke dokter gigi. Mungkin karena peralatannya yang serem-serem kali yaa. Jadi saya mending pake pasta gigi yang katanya bisa mutihin deh. Cuma pas baca2 artikel katanya malah kalo bener2 jadi putih gitu malah pasta giginya mesti dipertanyakan. Jadi, nyari pasta giginya-pun mesti hati2. Setelah baca sana sini, dapetlah pasta gigi aman yaitu Ciptadent Maxi White \o/ karena bersihin gigi-nya maximal, otomatis putih naturalnya gigipun keluar.</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Kemarenan ini, nemu akunnya Ciptadent di TL twitter ( @CiptadentID ) dan dapet info website-nya dari sana. Yang seru, kita kaya bisa tanya jawab apapun tentang gigi di websitenya. Canggih!</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Dan setelah sering mention miminnya @CiptadentID jadinya dikirimin ini deeehh...</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlnIewVXfLCxgJz5vtTmFak5Oy8iPZpqzD5ld6l1zCAAosW6jKvRPSLGTpEEsIbS6Kf_VqRyrp-op6ZsO-LmmoOmzRM_67_tfs-2u4LCsx35Hhm7GdHpoB5lkG9OVrFzYAPUqwaGQufw/s1600/photo-3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhlnIewVXfLCxgJz5vtTmFak5Oy8iPZpqzD5ld6l1zCAAosW6jKvRPSLGTpEEsIbS6Kf_VqRyrp-op6ZsO-LmmoOmzRM_67_tfs-2u4LCsx35Hhm7GdHpoB5lkG9OVrFzYAPUqwaGQufw/s1600/photo-3.JPG" height="240" width="320" /></a></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;">Terima kasih Ciptadent *lope-lope diudara* saya dapat maxi white dan nyobain herbalnya-pun seger bangetttt :*</span><br style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;" /><span class="fullpost">
</span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #222222; font-family: arial, sans-serif; font-size: 13px;"><br /></span></div>
Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-18115956103517384352013-07-30T17:44:00.000+07:002013-07-30T17:53:21.170+07:00HOYSHIOK!!Huwaaaaaa...<span class="fullpost">
</span><br />
<div>
<br /></div>
<div>
Lama gak nge blog *cium2 blogspot* </div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sambil nunggu buka puasa, tadi saya lagi iseng-iseng liat photo-photo dihandphone. Sebagian emang mau saya pindahin ke laptop karena kayanya memorinya emang udah mulai kebanyakan. Eeeeeeh, sampailah saya dengan photo-photo liburan kemaren ke Singapore.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Perjalanan kemarin emang bukan yang pertama kalinya, apalagi jarak Indonesia dan Singapore emang tak lagi jadi masalah besar dengan kehadiran berbagai maskapai yang bersahabat sama tabungan X))</div>
<div>
Tapi kali ini pengalamannya berbeda dan sangat amat berkesan. Selain karena saya barengan sama sahabat-sahabat super seru : Alex, Abdi, Rahne, Joni, tapi beberapa tempat emang baru pertama saya datengin, dan mungkin gak kepikiran buat kesana kalo gak dikasih tau sama STB (Singapore Tourism Board).</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kami sengaja pilih penerbangan paling pagi (gak mau rugi dong, bow!) alhasil muka kami semua pas berangkat acakadut, cuman tetep aja gara-gara kebawa mood happy, sepanjang perjalanan malah gak tidur tapi malah cekikikan. Begitu sampai Singapore, kita dijemput sama Sam, driver yang nantinya akan nganterin kita keliling Singapore. Yihaaaaa~</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Perjalanan pertama, kita dikasih tau akan ngejemput sang Tour Guide yang bakal nemenin kita selama di Singapore. Pas Tour Guidenya masuk mobil, dia langsung menyapa kita "Halo semuanya, perkenalkan saya Yusuf yang akan bersenang-senang dengan kalian 3 hari kedepan" dan kita semua yang "Horeeeee, tournya orang Indo juga. Jadi kalo mau nanya-nanya gampang" dan ternyata dia jawab "Oh engga, saya orang singapore asli, cuma saya cinta Indonesia, jadi lancar bahasa Indo-nya". Dan kami semua bengong dulu dua detk. Gimana gak bengong, bahasa Indonesianya itu gak ada kaku-kakunya atau berlogat kebule-bulean. Udah Indonesia banget aja gitu, lebih Indonesia dari orang Indonesia yang suka ngomog kebule-bulean malah #EAAAA</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tujuan pertama adalah : RIVER SAFARI!</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgddhnkqemlUNDcmN5iSL4VFmKSP7k-SHVfLmzKBubye6vSjH3vF2dVux1zaRYvUgwBBjrBUGQJ5SS9m7MOt-a2A7XlOncIQp2sUeFq5DTdXFPtaQORHKysMTqyCqPURdWolyQdSHzScw/s1600/photo+1.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgddhnkqemlUNDcmN5iSL4VFmKSP7k-SHVfLmzKBubye6vSjH3vF2dVux1zaRYvUgwBBjrBUGQJ5SS9m7MOt-a2A7XlOncIQp2sUeFq5DTdXFPtaQORHKysMTqyCqPURdWolyQdSHzScw/s320/photo+1.JPG" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jadi River Safari ini semacam Sea World gitu, cuma jenis-jenis ikan yang ada disitu ya ikan-ikan sungai. Jadi bukan jenis mahluk laut. Didalem River Safari ini sejuk banget dan konsepnya saya suka banget. Semua teratur, bersih dan legkap dengan pejelasannya.</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBer8NlQ_0-XSmB3ldHJFSpwVjrZ7CacFtdrjhw5en_JIxAAI0hdFmTkeVtTNn14pnthq5XqspxY8Ykg8rQzyxXH0ZCMUfRpG8u6wllsvUa997Z5tHcn24l8pVEmjtsCrZ__4jLnGzWA/s1600/photo+2.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiBer8NlQ_0-XSmB3ldHJFSpwVjrZ7CacFtdrjhw5en_JIxAAI0hdFmTkeVtTNn14pnthq5XqspxY8Ykg8rQzyxXH0ZCMUfRpG8u6wllsvUa997Z5tHcn24l8pVEmjtsCrZ__4jLnGzWA/s320/photo+2.JPG" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Oia, River Safari ini mengingatkan adegan Leonardo d'caprio and Claire Danes di Romeo and Juliet pas pertama kali ketemu :")</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Buat yang suka sama jenis ikan-ikanan wajib banget sih kesini. Apalagi kalo punya adik atau keponakan. Bener-bener dapet pengetahuan tapi caranya nyenengin dan indah. Dan dari situ kita liat ....</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj87v2zW3Unf8-fy-6FJNUNeFG1R68-dTRKvkeSsgFW2umUORsuAvECM3SzRJNQUkndD4ZQEjtp9-WzHFUSwBvFWagXhxhDfTaHb-2YOd4u9ruk7Ll8Z4s2zkVrUyQp7W4wSFAXzyaX-Q/s1600/photo+3+(1).JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj87v2zW3Unf8-fy-6FJNUNeFG1R68-dTRKvkeSsgFW2umUORsuAvECM3SzRJNQUkndD4ZQEjtp9-WzHFUSwBvFWagXhxhDfTaHb-2YOd4u9ruk7Ll8Z4s2zkVrUyQp7W4wSFAXzyaX-Q/s320/photo+3+(1).JPG" width="240" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
PANDAAAAA!!!! Asli ya, ini binatang aslinya negemesin banget. Pengin saya bawa pulang. Cuma ngeliat dia ngemil bambu yang kerasnya minta ampun secara nikmat, gak kebayang kalo tulang-tulang saya yang dia kemil gimana, Akhirnya saya memutuskan untuk : Ngambil fotoya dari jarak aman aja X)))</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Yan paing saya suka kalo ke tempat-tempat kaya gini atau Museum di luar negri adalah : Toko Souvernir. Karena Suovernirnya lucu-lucu banget. Kemaren sempet beli bolpen sama note panda yang terus saya jadiin hadiah kuis. Hihihi...</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Ya namanya juga panggilan naluri, mulailah perut kita bunyi-bunyi dan kita diajak : MAKAN SIANG :D</div>
<div>
Cuma, ngeliat makanan kaya gini, yang ada bawaannya leih pengen motoin darpada dimakan :p</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuZ5rLUOQsWnxgOyF3KAWNgv3wnLDv7LoEQX2EswuQx3hFk70kOr7n4J_iJtpeSBt6PuSFuE1M_bhypgAHUPdj4-85gEpTG-UeEO6NKn3SGJG4BjPRicxgt9MdMxhL9jyuCESfGxYScQ/s1600/photo+4+(1).JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjuZ5rLUOQsWnxgOyF3KAWNgv3wnLDv7LoEQX2EswuQx3hFk70kOr7n4J_iJtpeSBt6PuSFuE1M_bhypgAHUPdj4-85gEpTG-UeEO6NKn3SGJG4BjPRicxgt9MdMxhL9jyuCESfGxYScQ/s320/photo+4+(1).JPG" width="240" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tapi yaudahlah yaa, lapar mengenyahkan semuanya. Jailah saya pemangsa panda imut siang itu. Cuman yang pasti, ternyata keseruan hari pertama gak berakhir disitu. Dari River Safari, kita diajak ke Sentosa. Selama ke Singapore, saya ke Sentosa ya cuma buat ke Universal Studio ( Kurang hipster apa coba? ) Tapi kali ini, kita diajak buat nyobain iFly. Pertama denger "iFly" gak tau keapa yang ada dikepala saya itu : BUNGEE JUMPING . Hoalaahh, NehiMokaTeteKeAbo!!! Sampe saya sepanjang mobil dipaksa-paksa juga emoh. </div>
<div>
Eeeeehh, gak taunya kok ...... instrukturnya ganteng #EAAA *lame* Tapi ternyata juga iFly itu kaya kita masuk kedalam tabung kaca yang diameterya kira-kira 30 meter, terus dari bawah dipasang angin super kenceng dan memungkinkan kita buat terbang dalam tabung itu. Serunya? Gak usah ditanya. BANGET!</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sebelumnya kita dikasih pelatihan dulu diruangan lain, gimana tips-tips supaya bisa terbang dengan sempurna. Dan belajar bahasa sandi sama instrukturnya buat komunikasi di dalam tabung. Soalnya nanti angin bakalan kenceng banget dan kita gak bisa ngomong atau denger apapun juga didalam. Kita juga diwajibkan pake baju khusus gitu dan udah disiapin disana</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU_EDp9RHwFxptsycIIhKKY8lFDJApbwh0FFlsrXPsOIw5H42V0GACaQo3Lqpk2c73q5EIUD00cxFotUoG_wE0OFCaWFA2ccsXFGPv3uR3RP2G8dCSAIMYyOsoMiQ2SYYPcK4wyfojJg/s1600/photo+4+(2).JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjU_EDp9RHwFxptsycIIhKKY8lFDJApbwh0FFlsrXPsOIw5H42V0GACaQo3Lqpk2c73q5EIUD00cxFotUoG_wE0OFCaWFA2ccsXFGPv3uR3RP2G8dCSAIMYyOsoMiQ2SYYPcK4wyfojJg/s320/photo+4+(2).JPG" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Sebelum masuk tabung, wajib dong foto-foto dulu. Apalagi saya udah gremet-gremet sama Alex karena liat contoh pas Instrukturnya terbang melayang layang dalam tabung bagaikan man of steel. Namun kenyataannya, semua yang dipelajari pas pelatihan tadi, tidak semudah itu.</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigyA51bvx6kD5nMGIoYV_oggd18AlpRluuogieHx3Sa3OfZ3lNHZAiyFD8fdcQGZVQuEsycxE3b7HYGLY4eXVZu5H0Q3fyCMi7XitUq8klx9uvORbs5hBN_tOG1xfKLF49qVUgVmiDyA/s1600/image.jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigyA51bvx6kD5nMGIoYV_oggd18AlpRluuogieHx3Sa3OfZ3lNHZAiyFD8fdcQGZVQuEsycxE3b7HYGLY4eXVZu5H0Q3fyCMi7XitUq8klx9uvORbs5hBN_tOG1xfKLF49qVUgVmiDyA/s320/image.jpeg" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
YAK, saya cuma terbang sekitar 1 meter kurang dari tanah, itupun dibantu sama instrukturya megangin karena kalo gak saya udah ngejedukin kaca kanan kiri karena badan gak seimbang, Soal Instrutur ganteng yang saya bicarakan diawal, ternyata intrukturnya itu beda-beda. Dan saya dapet yang mukanya kaya Joni X))</div>
<div>
<br /></div>
<div>
iFly ini emang salah satu yang palng beresan selama perjalanan kemaren. Bikin nagih dan penasaran soalnya. Gak heran banyak bule-bule nyobain naik berkali-kali. Apalagi buat saya yang biasanya ke Singapore menghabiskan waktu duduk di cafe sambil ngetik atau bolak balik toko di Orchard, dan belanja kaya orang kalap di Bugis, iFly ini WAJIB banget dicobain. GAk serem sama sekali kaya yang pertama saya pikirin. Lebih ke sensasi kena angin sampe ngambang terbang itu yang bikin sembriwing. Now i can say : I FLY!<br />
<br />
SHIOOOOKKK~<br />
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZL5yfysLFQgrGyKjqCBSmIsbfUGQZ8lpaWUytEqHnyX1M6V2dx_c6vQgVeOWzz8T0YmFUDV3-H8OsEy0kf5W3uEcqO_P6p9TmoAuoATxdeeFWx-EDTfjg1ikdRB8KUqUKs_Iu3HPjlA/s1600/image+(1).jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhZL5yfysLFQgrGyKjqCBSmIsbfUGQZ8lpaWUytEqHnyX1M6V2dx_c6vQgVeOWzz8T0YmFUDV3-H8OsEy0kf5W3uEcqO_P6p9TmoAuoATxdeeFWx-EDTfjg1ikdRB8KUqUKs_Iu3HPjlA/s320/image+(1).jpeg" width="320" /></a></div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Kalo ada disini pecinta tanaman, WAJIB HARUS KUDU ke GARDENS BY THE BAY :D<br />
Kayanya tempat yang satu ini termasuk baru ( apa saya aja yang gak nyadar sebelumnya? ) Tapi yang pasti, saya yang awalnya biasa aja saa tanaman bisa sampe nganga bengong-bengong di Garden Bay The Bay. Gimana engga, kita kaya masuk ke Hall yang eternitnya tinggi banget, tapi isinya semuanya berbagai jenis tanaman. Dan bunga-bunga super cantik menghiasi berbagai sudut disana. Sungguh amat sangat... INSTAGRAMABLE! XD</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Keren-nya lagi, konon katanya di Garden Bay the bay itu tanaman dan auranya ngikutin musim diberbagai belahan dunia. Jadi kalo di Belanda lagi musim tulip, di Garde by the bay ini juga bakalan dihiasin tulip-tulip persis kaya di Belanda. Kalo saya penasaran banget sih kalo lagi Musim sakura di Jepang. Karena katanya nanti di Garden by the bay-nya juga akan penuh dengan SAKURA *googling dari sekarang kapan musimnya*</div>
<div>
<br /></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDuVtoz3Porjzo1rOGKAbpLBJV5aNBJdzjAfOq5V0JIvD1Q7KjJptMquHKc-MkbLYkziTpV53sTAX718pvyFX1GSFOwCH6kab3EwQ06O9yIEwsdEpFn1nV8MP5u0xg5mHh1FcZGqxpug/s1600/photo+3.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDuVtoz3Porjzo1rOGKAbpLBJV5aNBJdzjAfOq5V0JIvD1Q7KjJptMquHKc-MkbLYkziTpV53sTAX718pvyFX1GSFOwCH6kab3EwQ06O9yIEwsdEpFn1nV8MP5u0xg5mHh1FcZGqxpug/s320/photo+3.JPG" width="320" /></a></div>
<div>
<br /></div>
<div>
Tips buat yang mau kesini, coba pake baju rada tebel atau bawa jacketlah paling engga. Karena ada di beberapa ruangan menurut saya dingin banget. Dan kalau saya pribadi, Garden by the bay jadi salah satu tempat yang pasti saya datengin lagi kalo ke Singapore.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Berhubung kita kesini sebelum pulang ke Jakarta, jadi emang waktunya agak terbatas. Kalo bisa sih, kita maunya tdur aja di pohon-pohon disini macam Tarzan, saking tempatnya uenaaakk banget *diusir*. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
By the way udah mau buka, jadi marilah kita tutup blogpost kali ini dengan foto narsis kami di Garden By the bay :D </div>
<div>
<br /></div>
<div>
THANK U SINGAPORE :*<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPlHsCdRvufSe-ZeuQ78aXUGcrU9SnCtTJZjgNG0i-Co1H3A4ulBvLETwx9-nVtLYn9Gi9ADVZ_87CUPYdJBs2UjkwXdzT2A_OSc223Eo-tKh8MJNNNrmthu5UWCSZ9dxNoPW4iQ7yBg/s1600/image+(2).jpeg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="320" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPlHsCdRvufSe-ZeuQ78aXUGcrU9SnCtTJZjgNG0i-Co1H3A4ulBvLETwx9-nVtLYn9Gi9ADVZ_87CUPYdJBs2UjkwXdzT2A_OSc223Eo-tKh8MJNNNrmthu5UWCSZ9dxNoPW4iQ7yBg/s320/image+(2).jpeg" width="240" /></a></div>
<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjg5iQkWYdJ6raPPVfU22pasoZLNDQpVty6-5eFbCHim7b-Ty46agD-YqpkikxsSmwgsmLTM8x_DJmjIT6df3pASBvu0OsScLDA4MXFRvRU0Es__DN1FcKDAHv5xiCK6R5gG05sLJrUw/s1600/photo.JPG" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjg5iQkWYdJ6raPPVfU22pasoZLNDQpVty6-5eFbCHim7b-Ty46agD-YqpkikxsSmwgsmLTM8x_DJmjIT6df3pASBvu0OsScLDA4MXFRvRU0Es__DN1FcKDAHv5xiCK6R5gG05sLJrUw/s320/photo.JPG" width="320" /></a></div>
<br />
<br />
<br />
*****</div>
Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-5661287026265504402012-08-03T19:42:00.001+07:002012-08-03T19:46:06.843+07:00Istiqlal dan Katedral<span class="fullpost">Hari ini saya hanya ingin berbagi, sebuah perasaan yang saya kira namanya "sedih".</span><br />
<span class="fullpost">Bukan tentang saya, tapi tentang dua orang yang sesungguhnya sangat saya sayangi. Kedua sahabat saya yang harus berpisah, hanya karena mereka memanggil Tuhan dengan cara berbeda.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">Klise, mungkin itu yang banyak orang katakan tentang kasus ini. Jika memang kalian mau lebih dalam menyikapi, hal ini adalah suatu masalah dalam kdalaman hati. Saat masing-masing sanggup memberikan hati, masa depan, rasa, segalanya. Satu-satunya yang tidak sanggup mereka berikan adalah Tuhan-nya. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Saya melihat keterpurukan dikeduanya. Kehancuran dimata mereka, dimana saat datang dua ruang yang tidak bisa dimasuki hanya dengan satu kaki, dan masing-masing dari mereka diminta untuk memilih. Manusia memang terlalu kompleks. Kita tidak mampu saling berdiri tegak, mengindahkan masing-masing kepercayaan, tanpa saling mengganggu, walau saya tau kita bukan batu. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Kita bukan Istiqlal dan Katedral, yang ditakdirkan berdiri berhadapan dengan perbedaan, namun tetap harmonis. Jika mereka punya nyawa, siapa yang tau kalau mereka berdua saling jatuh cinta?</span><br />
<span class="fullpost">masing-masing dar mereka begitu indah, setidaknya selama lebih kurang puluhan tahun bersanding, pasti ada saling puji diantara mereka. Mungkin terjadi saat malam hari, saat semua orang sedang sibuk bermimpi.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">Mereka mungkin saling menangis, saat tau masing-masing dari penghuni bersiteru. Saling menghakimi dan merasa paling benar. Padahal keindahan dari masing-masing kepercayaan tidak ada yang salah.</span><br />
<br />
<span class="fullpost">Saya mungkin hanya sedang terlalu sentimentil, sehingga apa yang saya lihat dari mereka begitu mengganggu sanubari saya. Mereka berdua sebenarnya terlalu indah, tapi tau apa saya tentang keindahan, jika diantara mereka kadang seperti neraka paling dasar, saat saling beradu tentang kepercayaan. hal yang sebenarnya adalah urusan manusia dengan Tuhan. </span><br />
<br />
<span class="fullpost">Sepertinya benar, saya hanya sedang terlalu sentimentil. </span>Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com19tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-84518795696742228812012-07-29T00:24:00.000+07:002012-08-03T19:46:43.132+07:00Sampah digantungan ranjang.Cerpen ini terinspirasi dari lagu "cobalah mengerti" Peterpan feat Momo #cerpenpeterpan<br />
<br />
Saat ini matahari sedang tertidur, langit gelap sekali. Jalanan ini terlalu sempit untuk dua motor dan seorang pejalan kaki, mungkin karena itu juga langkahku menuju pulang agak terhambat. Sepatuku sudah kenyang dengan air hasil semprotan ban kendaraan roda dua yang melewati genangan air dilubang jalan.
Angkasa tadi habis menangis, atau hanya aku dadanya terisak. Selama kaki-kakiku melangkah, dikepalaku hanya terbayang dimana lagi kami harus tinggal. Kehilangan pekerjaan memang bukan barang baru untukku, tapi kali ini bukan lagi tentang aku. Ini tentang sosok yang aku cinta, tidak hanya dengan kepala, tapi juga jiwa. Apa yang harus aku katakan jika kami lagi-lagi harus pergi dari tempat yang dua tahun ini sudah kami sebut "rumah"?
Aku mengerti, kau sudah lelah kalau harus terus berpindah. Aku juga tau sudah terlalu banyak mimpimu yang aku ganggu. Aku hanya belum menemukan cara, bagaimana agar kau bahagia.<br />
<br />
"<i>Aku tak kan pernah berhenti.
Akan terus memahami. Masih Harus berpikir. Bila harus memaksa. Atau berdarah untukmu. Apapun itu asalkan kau coba menerimaku</i>"<br />
<br />
Aku tidak pernah bosan memandanginya, sejak suara tangisannya membahana disela sesakku sebelumnya. Dia telah mengajarkan aku mengabaikan sakit, sejak tiba di dunia. Saat dia menangis dikedua lenganku, aku tau dia mendekap kalbuku lebih erat dari segala perekat.<br />
Hujan turun lagi, semakin deras. Datang begitu tiba-tiba. Seperti engkau yang mungkin tidak pernah kurencanakan kedatangannya.<br />
<br />
Aku ingat mata ayahmu yang membelalak saat kuberikan sebatang alat tes berwarna putih dengan garis dua. Dia langsung memegangi kepalanya, menendang pintu kamar kos-nya. Aku yang kala itu belum genap dua puluh tahun hanya bisa menangis. Entah apa kalimat yang akan aku lontarkan pada nenek kakekmu.
Aku ingat saat kami, orangtuamu akhirnya memutuskan pergi dari rumah masing-masing untuk mengagungkan cinta hanya berdua, sambil membawamu didalam perutku yang semakin membesar. Ayahmu yang awalnya sangat menyayangi aku, mulai berubah setiap kutanyakan soal tagihan kamar kost. Aku masih ingat jelas rasa nasi sisa kamar tetangga.<br />
<br />
Hari itu sepertinya kau sedang meraung-raung didalam perut, seperti menendang-nendang lambung. Aku tidak memberimu makan semalaman, dan ayahmu tidak pulang. Bungkusan coklat didepan kamar sebelah kiri kami rasanya sulit tak kuberi hirau. Hari itu kuberikan kau makanan yang tak layak. Aku tidak mengkonsumsi susu ibu mengandung, bukan karena aku tidak mencintaimu. Tapi karena lebam disekujur tubuhku, tiap aku menyebut kata rupiah ditelinga ayahmu.<br />
<br />
"<i>Dan kamu hanya perlu terima. Dan tak harus memahami. Dan tak harus berpikir. Hanya perlu mengerti. Aku bernafas untukmu. Jadi tetaplah disini. Dan coba menerimaku</i>"<br />
<br />
Sekarang tubuhku basah. Aku sendirian, memegangi kantung berisi bakwan dan beberapa jenis gorengan. Aku tau kau lebih suka pisang molen, tapi tadi tampaknya aku kehabisan. Maaf nak, aku mungkin tidak pantas disebut ibu. Seluruh tubuhku penuh dengan tangan laki-laki yang bahkan tak kutau namanya. Yang aku tau, kamu selalu menangis saat teman-temanmu membicarakan aku, atau pekerjaanku.
Aku mungkin telah salah menggunakan senyum yang kau ajarkan. Aku mengaplikasikannya kepada seluruh tamu yang datang, berharap mereka memberikan kepingan-kepingan uang, agar kau bisa merasakan susu yang tidak pernah mampu keberikan dulu.<br />
<br />
Hujan sudah mulai reda, aku kembali menuju pulang, menuju engkau yang sebelumnya aku lihat diingatan. Kau memiliki alis yang sama dengan ayahmu, tebal. Alisku tipis, jelas kau jauh lebih cantik. Ayahmu pasti akan sangat terkejut jika melihatmu, walau aku pernah berharap kalian lebih baik tidak pernah bertemu.<br />
<br />
Pintu kayu ini rasanya sudah menjadi sisa rayap. Perlu teknik khusus untuk membukanya, tidak semua orang bisa, hanya aku, dan dia. Meja kayu bundar dengan taplak kotak2 yang semakin menguning itu terisi piring kosong. Ada sisa kuah kaldu disana, aku tersenyum. Setidaknya aku tau, perutmu sudah terisi. Dan dengan alphanya cahaya lampu, aku juga tau kau telah terlelap. Ini pukul empat pagi. Setelah jacket hitam ini kuletakkan di kursi plastik putih, aku mengambil gelas, memberikan hujan pada kerongkongan, hingga aku melewati ruang dengan penutup kain kuning muda. Kusibakkan mereka hingga aku lihat jelas kamu. Kamu yang tangisannya bisa menusuk lambungku, kamu yang tawanya mampu membuatku percaya kehadiran surga didunia, kamu yang kucintai sampai nadi. Kamu...
Kamu tergantung dengan tali mengalungi lehermu. Kakimu tidak lagi menginjak tanah. Aku yang kehilangan udara, berteriak sekuat tenaga, lingkunganku gelap seketika.<br />
<br />
"<i>Cobalah mengerti. Semua ini mencari arti. Selamanya takkan berhenti. Inginkan rasakan. Rindu ini menjadi satu. Biar waktu yang memisahkan</i>."<i></i>Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com15tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-75739090411327309902012-06-12T03:37:00.001+07:002012-06-13T00:15:03.390+07:00Perjalanan MimpiBagaimana jika mimpi yang biasa ditemui saat menutup mata, sekarang justru menghampar ketika mata terbuka?
Segala letupan rasa yang tidak mungkin mampu saya ucapkan, tapi rasanya terlalu egois untuk disimpan. Mungkin sekedar berbagi pengalaman, atas apa yang sebenernya semua orang mampu lakukan.<br />
<br />
*<br />
<br />
Saya adalah pencinta tokoh Marie Antoinette dan entah kenapa rasanya jantung saya selalu berdetak lebih cepat ketika membaca kisah hidupnya. Dan betapa saya ingin menginjakkan kaki di tanah kelahiran beliau, Austria dan juga tempatnya kehilangan nyawa, Perancis. Dua negara itu adalah trmpat yang selalu saya impikan. Benua Eropa adalah dongeng yang menurut saya terlalu indah. Saya hanya membacanya lewat cerita atau buku-buku. Dongeng Anderson pun sepertinya banyak mengambil latar belakang Eropa. Saat duduk dikelas enam SD rasanya masih terlalu kecil untuk merengek menghampiri dua Negara impian saya itu. Walaupun rasanya Jerman dan Belanda sudah tinggal sejengkal (jengkal Dinosaurus?) dari Perancis dan Austria. Namun saat itu kunjungan keluarga kami ke Eropa adalah untuk pengobatan adik saya yang Tuna Rungu. Jadi rasanya untuk adegan menangis paksa orangtua ke dua negara tersebut rasanya tidak mungkin. Jadi sementara mimpi itu tertunda. ingat, TERTUNDA. Jadi suatu hari, saya akan menuju kesana. Pasti.
Waktu terus bertambah seiring dengan Jakarta yang semakin sesak. Dan saya lebih suka membuat kebisingan sendiri dengan buku-buku yang ceritanya bisa menyesaki kepala. Buku-buku tersebut menjadi seperti naskah, mata adalah kamera, dan kepala seperti dipenuhi lakon-lakon titisan atas apa yang saya baca. Seringkali kaca dikamar menjadi partner untuk sekedar menemani saya membaca puisi atau dialog-dialog cerita dari buku-buku tersebut. Kisah Mahabrata yang saya gilai sejak kecil juga sering menjadi cikal bakal permainan dialog solo dihapan cermin. Kamar saya, panggung saya.<br />
<br />
*<br />
<br />
Tahun 2003, saya tercatat menjadi mahasiswa jurusan psikologi Universitas Paramadina. Pada suatu sore, seorang teman seangkatan saya dengan jurusan filsafat sedang bercerita tentang teater yang sedang diikutinya. Seperti dihipnotis, saat itu juga saya langsung menyeletuk "Bagaimana cara mendaftar di teatermu? Aku mau ikut". Gayung bersambut, mahasiswa filsafat bernama mario itupun menyebut satu tempat "Bulungan". "Iya, Bulungan dimananya? GOR?" tanya saya. "Bukan, disamping wapres". Tidak ada bayangan tempat sama sekali dibenak saya. setau saya, bulungan itu SMU 70, dan GOR adalah gelanggang olahraga karena beberapa kali saat SMU, sekolah saya mengikuti kejuaraan basket disana. Atas penjelasan Mario yang menurut saya singkat, padat, dan tidak jelas itu, akhirnya saya membulatkan tekad untuk mendatangi tempat yang masih samar-samar tersebut.<br />
<br />
Sesampainya dirumah, saya dengan antusias bercerita kepada mama "Mam, aku mau ikut teater. Besok aku mau daftar?". Sebelumnya, orangtua saya sama sekali tidak ada yang berlatar belakang seni, jadi saat pernyataan itu saya kelakarkan, mama saya hanya menaikan alis kirinya, dibarengi dengan dua huruf : H dan A, dibaca = HA?<br />
<br />
Karena tampang yang pasang malam itu cukup serius, akhirnya mama mengiyakan dengan syarat "Tapi mama yang anter ya". Dan saya hanya menganggukkan kepala saat itu. Keesokan harinya, dikampus sewaktu matahari sedang lucu-lucunya (baca : panas banget) Mario ternyata tidak saya temukan batang hidungnya dikampus. Ponselnyapun berkali dihubungi hanya dijawab oleh mesin bersuara wanita atau wanita bersuara mesin. Berhubung saya kadung bilang mama nanti malam akan diantar ke bulungan jadi show must go on.<br />
<br />
Sepulang dari kampus pada waktu sore, kami menanti pukul 7 tiba di kediaman nenek saya didaerah wijaya. Pukul setengah tujuh saya mulai memberika kode-kode kepada mama yang sedang asik mengobrol bersama tante-tante saya yang lain. Setelah ribuan kode saya layangkan, akhirnya mama sadar juga setelah kode yang entah sudah keberapa juta.
"Kak, yang mana tempatnya?" tanya mama yang saat itu mengemudi. "Gak tau, sebelahnya itu kali" jawab saya sambil menunjuk GOR basket bulungan.<br />
<br />
Sejauh mata memandang kok ya gak ada penampakan anak-anak teater. Akhirnya kami memutuskan bertanya pada seorang lelaki dibalik sebuah gerobak minuman "Mas, wapres dimana ya?". "Ooh, wapres mah disebelah neng. pas disebelah gedung ini. Parkir sini aja". Akhirnya kami menurut, memarkir mobil di GOR bulungan, lalu berjalan kaki mengikuti arah telunjuk lelaki tadi.
Perjalanan kaki kami menuju wapres melewati banyak rupa yang belum pernah saya lihat sebelumnya (maklum, saya katro berat) dari mulai lelaki dengan cincin yang disematkan diantara ramnbut gimbalnya, lelaki gondrong berkeliaran dimana-mana, sampai orang bertato dengan tindikan mungkin lebih dari lima di satu telinga. Mama cuma berbisik "kak, yakin kak?" sedangkan saya malah senyum-senyum sendiri dalam hati "Waaah, tempat ini keren sekaliii".<br />
<br />
Sejak keluar pintu gerbang GOR dengan berjalan kaki menuju wapres, mulai terdengar alunan gitar dan drum menyanyikan lagu yang belum pernah saya dengar sebelumnya (Saya pendengar setia radio) jadi saya pikir "waaa itu pasti lagu karangan mereka sendiri, keren!). Sekali lagi kami bertemu dengan seorang penjual minuman tepat didepan gerbang bangunan setelah GOR "Mas, bulungan tempat teater dimana ya?" tanya saya dengan lebih jelas. Dan sang penjual minuman itupun mengeluarkan ibu jarinya kearah dalam gerbang "tuh". dan sayapun berhambur masuk, meninggalkan sedikit langkah mama yang memstung.<br />
<br />
*<br />
<br />
Sebuah meja kecil menghampar. Kenapa kecil? meja itu berukuran sekitar 2x 2 meter dengan tinggi tidak lebih dari 80 cm. kursi-kursi mungil pun melingkari meja itu. mama yang mematung membuat saya harus segera mengambil keputusan langkah apa yang harus saya amnbil, hingga akhirnya saya memutuskan menjejakan kaki saya kearah kumpulan orang-orang yang sedang melingkari meja tersebut 'Permisi, apa benar disini tempat latihan taater?". Seorang lelaki berkulit sawo matang dengan rambut setengah memutih memegang cangkir mungil mendongak "Kamu cari siapa?" saya mendadak bingung juga "Cari siapa? Cari tempat latian teater sih mas. Saya dikasih tau temen saya namanya Mario." Tiba-tiba dia menjawab 'Oh mariooo, kamu siapa?" saya buru-buru menjulurkan tangan "TAsya mas, saya mau ikut teater" dia lalu tersenyum sambil menyeruput tehnya "Teater apa? disini banyak lho teater" dan saya yang berdiri mati gaya akhirnya berkata "Apa aja mas. Mas kenal mario?". "kenallah, bentar lagi juga orangnya dateng" kemudian mama mendekat, ikut memperkenalkan diri, lelaki setengah tua itu menyebut namanya : Aji.Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-41518149067529843812012-03-13T23:08:00.005+07:002012-03-19T13:11:47.823+07:00Rusak<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBdIwvOadeY8HpXjBlrhIj3i7YFOXUbTIFn3jBlSTkFXcoyxlNu3gniNV7FmGhVpDIksmFr5WzEf2l6Apgd8oL5nQMWqGAdDi_m9GYltwcETIg7QVhvOOVPJ0K5VbpVz588ILm-VSsaQ/s1600/symphonium.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 183px; height: 275px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBdIwvOadeY8HpXjBlrhIj3i7YFOXUbTIFn3jBlSTkFXcoyxlNu3gniNV7FmGhVpDIksmFr5WzEf2l6Apgd8oL5nQMWqGAdDi_m9GYltwcETIg7QVhvOOVPJ0K5VbpVz588ILm-VSsaQ/s320/symphonium.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5719416104355570642" /></a><br />Suatu malam, sebuah kotak musik yang terbuka. Sebilah boneka cantik dengan gaun berwarna gading melekat di tubuhnya dengan sempurna. Dia begitu cantik, berputar dengan satu kaki terangkat. Rambutnya diikat keatas, menambah keindahan lehernya yang jenjang. Siapapun akan terpikat. Dia terus berputar, dipandangi puluhan pasang mata yang memandang kagum.<br /><br />Pengemudi-pengemudi Lego tak mampu mengalihkan mata, segala macam action figure pun bependapat sama. Dalam kamar bernuansa biru dan abu-abu, dialah sang maha cantik yang selalu mempesona. Berputar tanpa lelah dengan senyum yang selalu menghiasi wajah. Namun kedua bola matanya belum pernah lelah, memandangi satu sosok pemilik ruangan itu. Seseorang yang dengan ukuran tubuh puluhan bahkan ratusan kali lipat darinya.<br /><br />Masih lekat di ingatannya, saat ibunda Edward pertama kali membelinya dari suatu toko mainan terbesar dikota itu untuk putra pertama dan semata wayangnya. Si cantik itu selalu setia bernyanyi dan menari, mengiri lelaki yang kala itu masih berupa bongkahan daging mungil hingga kini, beranjak menjadi pemuda yang begitu ia puja.<br /><br />Pandangan di berbagai sudut dari puluhan pasang mata yang juga merupakan koleksi Edward tak digubrisnya. Kedua penglihatannya hanya tetuju pada seorang pemuda yang memiliki jiwa, dimana dia masih belum sadar jua. Mereka berbeda. Si cantik ini adalah idola, yang tidak mengindahkan sekelilingnya. Dia hanya begitu buta, pada sosok yang amat dia cinta.<br /><br />*<br /><br />Suatu malam, Edward pulang dengan mimik yang tidak biasa. Wajahnya lebih cerah dari langit biru yang dicumbui awan putih, matanya lebih terang daripada matahari yang selalu menyapanya tiap pagi. Seluruh penghuni kamar itu bertanya. Apa yang terjadi pada bos kesayangan mereka.<br /><br />Si cantik merasakan hal yang sama, sesuatu telah terjadi pada Edward. Meski hari itu lelaki pujaan tersebut tidak lupa untuk menatap dan memutar tongkang dibawah kakinya agar si cantik ini benyanyi dan menari, namun tetap, kali ini pandangannya berbeda. Si cantik menari sambil bertanya-tanya. Matanya tidak lepas dari lelaki yang tersenyum dalam lelap.<br /><br />Sudah lebih dari sepekan, Edward tidak seperti biasa. Waktu bermain bersama para koleksinya semakin sedikit. Laki laki yang beranjak dewasa itu kini jarang ada dirumah. Setelah menyisir dan tersenyum didepan kaca, Edward biasanya bergegas pergi. Dan sudah berapa hari ini, Edward tidak lagi memintanya bernyanyi. Jam pulangnya yang terlalu larut, membuat Edward tidak lagi sempat menyapa si cantik yang berdiri diatas meja pada sisi kanan tempat tidurnya. Si cantik kini begitu lesu. Tiga hari ini dia hanya terbujur kaku.<br /><br />Para penghuni ruangan itu merasakan apa yang tejadi pada si cantik. Mereka berusaha menghibur dengan segala bentuk lelucon yang mana semua gagal menciptakan senyum dibibirnya.<br /><br />Pada suatu siang, tidak seperti biasa, Edward pulang lebih awal. Seluruh penghuni kamarnya merasa janggal, begitu juga si cantik. Pria tesebut dengan tergega-gesa merapikan beberapa koleksi dan baju tidurnya yang berserakan, lalu kembali berlari keluar kamar. Si cantik, sekumpulan lego, para action figure saling bertatapan heran. Tak lama setelah itu, pintu kembali terbuka "Kamarku agak berantakan gapapa ya?". Suara Edwin terdengar lebih jelas setalah kaki-kakinya melangkah masuk, namun setelah itu sepasang kaki cantik milik seorang perempuan berambut pirang turut hadir "Waw, kamarmu nyaman sekali". Mereka kemudian masuk dalam kamar tesebut.<br />sang wanita tampaknya begitu tepesona dengan koleksi-koleksi Edward. Dipandangi bekali-kali para action figure di setiap sudut ruangan tersebut. Tampak master yoda yang sebenarnya salah tingkah karena kedatangan tamu asing yang tak segan meraba-raba dirinya.<br /><br />Si cantik yang masih tertegun dengan kehadiran perempuan tesebut berusaha menahan rasa yang bekecamuk didadanya. Hingga akhirnya, wanita tersebut berlari menghampiri dirinya "Edward, action figure apa ini? Cantik sekali!" katanya sambil memandangi boneka penari tersebut. Edward kemudian mendekat "itu kotak musik kesayanganku. Aku harus memutarnya setiap malam agar bisa tetidur". Jawabnya sambil mengangkat si cantik, memutar skrupnya, memintanya bernyanyi dan menari. Melenggoklah si cantik setelah sekian lama tubuhnya kaku dan tak lagi tejamah tangan Edward. Wanita disamping pujaannya itu kini menatap kagum, memandangi si cantik yang menari. Hingga saat sicantik dan perempuan itu berhadapan, Edward mendaratkan bibirnya di bibir si wanita yang sedang terpana oleh tarian si cantik. Siang itu adalah suatu kenyataan yang harus si cantik terima, menari dan bernyanyi, mengiringi kekasih pujaan bercinta, dengan wanita yang bukan dirinya.<br /><br />Hari itu matahari seperti bersekutu dengan udara. Mereka menghilang untuk membunuh mata dan nafas si cantik. Begitu gelap dan sesak, tariannya menggejolak, tangisannya tak tedengar.<br /><br /> Sejak kejadian siang itu, si cantik merasa sebagian dirinya sudah mati. Dia tidak lagi menari, apalagi benyanyi. Tubuhnya seperti tebujur kaku. Edward tak lagi menyapanya, dia terlalu sibuk dengan kekasih barunya. Para action figure dan anggota lego pun kini kehilangan kata-kata. Melihat si cantik yang semakin lama semakin kuyu.<br />Kotak musik yang dipijaknya kini sesak oleh debu, tidak ada lagi tangan yang mengusapnya. Dia begitu rapuh, tidak lagi ada senyum, apalagi kata-kata.<br />Waktu berlalu, Edward kini akan pergi, meninggalkan rumah untuk melanjutkan perguruan tinggi di kota lain. <br /><br />Lelaki itu duduk seorang diri diatas tempat tidur, memandangi seluruh koleksinya semenjak kecil, bernostalgia dengan ingatannya. Diangkatnya si cantik, dia kembali memutar skrup dibawah kakinya. Kali ini, si cantik tak lagi bernyanyi. Edward yang sempat bingung meniup-niup bagian bawah kotak musik tersebut, namun tetap, si cantik tak lagi bersuara, apalagi menari. Mimik Edward berubah sedih, namun suara dari luar kamar memecah hening dikamarnya "Edward, semua sudah siap dimobil. Jangan sampai ketinggalan kereta!". Edwardpun bersiap. Meletakkan sicantik kembali diatas meja kamarnya.<br /><br />"Aku rusak".Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-17250412172436212202012-01-20T23:50:00.002+07:002012-01-20T23:58:10.471+07:00Hujan di JanuariHujan di bulan Januari itu aku.<br />Bersikeras menjatuhi kamu yang kini menanti cahaya.<br /><br />Lalu aku marah. Menyusup di gumpalan awan, membuatnya hitam.<br />Kemudian menciptakan kilatan-kilatan serta halilintar, membanjiri kamu dengan tangisan.<br /><br />Hujan di bulan Januari itu aku.<br />Tak diharapkan lagi datang, tapi tetap tegas menantang.<br /><br />Aku terlalu takut kamu beyemu sinar, yang akan membawamu pada panas berkepanjangan.<br />Dan aku menggelegar, sampai khatulistiwa di nadimu terbakar.<br /><br />Hujan di bulan Januari itu aku, yang merajuk karena cemburu.<br />Rasa yang turun rintik-rintik didadaku, menjelma deras saat kamu tetap membatu.<br /><br />Jika kau lihat hujan deras diluar sana, itu adalah rinduku yang tak kau tengok kala gerimis..Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-82443940107750387892011-12-22T01:57:00.003+07:002011-12-22T02:02:16.374+07:00kosongAku mungkin tanaman rambat.<br />Menghinggap, merambati kamu, dinding yang mengeras.<br />Aku, terlambat.<br />Mendatangi kamu, yang baru saja bergegas.Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-11528191927781761332011-12-17T01:39:00.005+07:002011-12-17T01:54:26.111+07:00Wanita yang pernah kusinggahi rahimnya.<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJ1WIcw5VTNnnuB826a_phMuppRxR6nrpyH32ZgbXzV9IY4o47tsPEVOMvqxNr-0rBm1F7MQlLtX6yJ00jnK9o8Ok24YHzqg05BdOe4euqydHvvvR-wvjc-RhuohZD-fxpW1ykLWquhQ/s1600/20111210_191829.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 240px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiJ1WIcw5VTNnnuB826a_phMuppRxR6nrpyH32ZgbXzV9IY4o47tsPEVOMvqxNr-0rBm1F7MQlLtX6yJ00jnK9o8Ok24YHzqg05BdOe4euqydHvvvR-wvjc-RhuohZD-fxpW1ykLWquhQ/s320/20111210_191829.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5686801227812900450" /></a><br />Debat kusir.<br />Kira-kira itu yang akan terjadi jika saya dan kembaran saya yang lahir 24 tahun sebelum saya itu berbicara tentang panti jompo. Kembaran saya alias bunda alias ibu alias mama itu seringkali berpesan : Kak, kalo mama tua nanti, mama mau masuk panti jompo sama papa juga ya.<br /><br />Saat itu saya begetar bukan kepalang. Kenapa panti jompo?<br /><br />Kata "Panti Jompo" begitu lekat dengan orang tua ( yang seakan-akan ) telantar. Anaknya malas mengurus ibu bapak, jadi dititpkan di panti jompo. Saya juga tidak akan sampai hati melihat wanita yang saya hinggapi rahimnya selama 9 bulan dan lelaki yang memeras keringatnya agar saya mendapat kehidupan layak, hanya teronggok di panti jompo.<br /><br />Akan tetapi di suatu malam menjelang tidur, wanita yang melahirkan saya ke dunia itu berbagi pikiran yang mengusiknya.<br /><br />"Kak, rumah itu idealnya terdiri dari keluarga inti. Ada bapak, ibu, dan anak. Jadi kalo semua anak-anak sudah menikah nanti, terus mama sama papa tua, kita mau masuk panti jompo aja"<br /><br />Melihat saya mengerutkan dahi, mama segera menambahkan,<br />"Kebanyakan orang berpikir terlalu sibuk untuk membalas jasa orang tua. Mereka lupa, jika orang tua itu begitu bahagia menerima karunia yang disebut anak. Jadi apa yang kami lakukan itu tidak terhitung sebagai jasa, tapi preview surga"<br /><br />Mama berhasil membuat saya berkaca-kaca saat itu. Lalu dia berkata lagi "Karena adat kita seakan mengasuh orangtua di dalam rumah itu kewajiban anak, padahal kami beraktualisasi sebagai manusia, yaitu bayi, balita, kanak2, remaja, dewasa, tua, lalu mati. Dan setiap fase, kami ingin semua memiliki arti."<br /><br />"Mama liat mami ( sebutan untuk nenek saya ) dan teman-temannya yang sudah pikun. Matanya jadi kosong, karena masing-masing kegiatannya terhambat karena melakukan hal yang itu-itu saja dirumah. Kalo di panti jompo kan banyak teman. Ada banyak orang tua yang se-frekuensi, berarti kita kan bisa terus bersosialisasi."<br /><br />Saya sempat mengajukan penawaran, beliau dan papa bisa tinggal dirumah, dan pasti anak-anaknya akan rajin berkunjung. Apa jawabannya?<br /><br />"setiap orang hidup, apalagi yang waras pasti punya kegiatan. Anggap kalian weekend pasti kerumah, lah hari kan ada 7. Yang 5 hari kita ngapain? Pasangan udah renta, kelamaan berdua doang juga korslet kali kak kalo gak ada kegiatan. Kalo di panti jompo, kita ga tergantung siapapun. Jadi tiap hari kita punya kegiatan yang jadinya gak ngerecokin anak-anak. Bisa ikut kelas dansa, menanam, catur, dan lain-lain. Seru kaann?"<br />Katanya dengan wajah sumringah dan suara riang.<br /><br />Mama juga menambahkan "Pokoknya gak usah denger kaya orang. Yang penting kita orang tua tau kalo kalian sayang banget sama kita, dan kalian juga harus tau kalau melihat kalian menjadi manusia utuh juga adalah goal kami sebagai pasangan yang dipercaya untuk memelihara kalian".<br /><br />Dan kamipun berpelukan :')<br /><br />Tak lama, buru-buru mama melanjutkan kalimatnya "tapi kak, kita gak usah pusing-pusing mikirin ini dulu sih. Kan aku<br />Tua. Hahaha, masih lama yaa. <br /><br />Kembali kutatap wajahnya.<br /><br />Masih lama.<br /><br />Ya, masih lama. Wanita dihadapanku masih terlalu cantik untuk menuju ke kata "tua". Ukuran celana kami masih sama, jeans masih menjadi pakaian favoritnya. Keriput tidak membuat beliau kehilangan pesona, atau bahkan lipatan-lipatan tidak berani hinggap diwajahnya.<br /><br />Dia ibuku, wanita yang sangat, sering, dan selalu aku banggakan. Love you mom!Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com6tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-55929297178025260752011-10-30T22:48:00.004+07:002011-10-30T23:03:24.095+07:00Dikeroyok tujuh sepatu. Apa yang lebih menyenangkan dari itu?<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEgvr7tOKsYCUTKyyZIuuAzkiQ61QekTb7rwBEt4BKm6m1yBMRdYg8QIx5-vutBYteOvvy07KrFDQcmfzkHY78lSoxpsiRnRU5WryFFeGeCxp2UWwRWBD7dh-QQCWxuKMkndy2Kwg-9Q/s1600/Wondershoe+Tasya+.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 280px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjEgvr7tOKsYCUTKyyZIuuAzkiQ61QekTb7rwBEt4BKm6m1yBMRdYg8QIx5-vutBYteOvvy07KrFDQcmfzkHY78lSoxpsiRnRU5WryFFeGeCxp2UWwRWBD7dh-QQCWxuKMkndy2Kwg-9Q/s320/Wondershoe+Tasya+.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5669316417137891938" /></a><br />kejutan manis? <br />Siapa yang tidak suka?<br /><br />Berbicara tentang sesuatu tak terduga, adalah saya yang tetiba menjadi periang luar biasa saat datang suatu paket berbungkus coklat.<br />Sa;ah seoang teman kantor saya sempet melontar candaan "Tas, tuh ada paket. menang apaan lagi lo?"<br />Tampaknya seisi kantor ( atau mungkin timeline ) tau, jika saya memang hobby banget mengikuti kuis didunia. Tapi kali ini, sepengingatan otak semut saya, tidak ada satupun kuis yang saya menangkan.<br /><br />Dengan antusias, saya buka kotak tersebut.<br />Tanpa kehalusan seni seorang perempuan, bukngkusan coklat yang membungkus paket tersebut saya sobek-sobek. dan ternyata...<br /><br />SURPRISE!!!!!<br /><br />Tujuh pasang sepatu cantik seakan tersenyum lebar pada calon pemiliknya, SAYA!!!<br /><br />Huwaaaa, rasanya kepala saya ingin terbang dari bahu, mulut wajah saya mendadak terlalu sempit untuk senyum yang terlalu lebaaarr. AAAAAAAKKKK, INI GAK MUNGKIIN!!!<br /><br />Saya pecinta sepatu, melihat tujuh pasang sepatu yang masing-masing tertidur cantik berselimut plastik membuat saya kehilangan kendali.<br /><br />uniknya, sepayu-sepatu tersebut dapat melekuk (seperti sepatu balet) tapi sol bagiannya bawahnya tebal dan kokoh untuk memikaj aspal Jakarta. Melihat logo dari para sepatu tersebut, saya tersenyum makin lebar.<br /><br />WONDERSHOE!!!!<br /><br />Hampir setiap hari, website sepatu ini selalu saya buka. Puluhan model sepatu terpampang disana, semuanya cantikk.<br />Bagaimana saya mengusir rasa girang? septu imipian saya datang bergerombol. TUJUH SEPATU *pingsan*<br /><br />Sekarang kayanya gak akan bingung menentukan baju mana yang akan saya kenakan setiap harinya, karena apapun pakaiannya, WONDERSHOE sepatunya!!<br /><br />Thank u WOndershoe :')Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-33201878630616124502011-10-10T20:31:00.003+07:002011-10-10T20:43:52.785+07:00AbuOnggokan kayu yang saling tindih, kelak akan mengabu dalam tungku.<br />Api sedang mengunyah mereka perlahan.<br /><br />Kesengsaraan, atau kebersamaan? Entah..<br /><br />Dihadapan mereka sebuah piano berdiri.<br />Angkuh tapi terpahami, dia begitu anggun.<br />Tubuhnya dari mahoni, kepalanya mendongak.<br /><br />Kita, sepasang kekasih yang bercinta dihadapan mereka.<br />menghilangkan dentingan, menggantinya dengan desah sempurna.<br /><br />Tidak ada suara biduan, hanya erangan.<br />Bisik beradu dengan api yang menggemercik.<br />Udara begitu cerdik, seakan tau urat nafsu yang harus dibidik.<br /><br />Suasana panas dan kita semakin ganas.<br />Mengadu setiap jengkal kulit, menjelajah tiap bukit.<br />Dengan peluh bercucuran, yang lebih deras dari hujan.<br /><br />Kita bercumbu, membunuh waktu seakan dia tidak pernah lahir.<br />Menghidupkan gairah seolah dia tidak akan mati.<br /><br />Sayang, kamu ingat?<br />Itu Desember.<br />Dimana semua menanti waktu berganti, sedangkan aku berupaya setengah mati agar kamu tidak pergi.<br /><br />Ini Desember, seharusnya aku akan meniup lilin diatas kue besar dan kamu akan menjadi pemilik potongan pertamanya.<br />Sebelum akhirnya kau pergi, bersama dia.<br /><br />Semoga kau akan melihat aku dimatanya, saat kalian bercinta.<br /><br /><br />******Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com5tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-74347442782959838452011-09-30T23:36:00.002+07:002011-10-01T00:36:04.746+07:00Ada hal yang tidak biasa di Jakarta saat hari Lebaran tiba : Maraknya kendaraan yang tiada. Jalanan begitu lenggang dan bersahabat, kadar karbondioksida pada udara juga berkurang.<br /><br />Selepas senja, saat beberapa keluarga masih asyik menikmati liburan dirumah, seorang lelaki berjubah putih tanpak kebingungan. Keringat menyembul dari pori-porinya yang besar. Matanya begitu awas akan sekeliling. Pria itu sadar, dirinya akan menjadi santapan hangat para pewarta berita kelak. Jasadnya akan menjadi musuh masyakarat, kasusnya akan memenuhi kepala para polisi, namun sekali lagi, dia sudah tidak perduli.<br /><br />Jalan layang malam itu begitu kosong, namun hati dan pikiran laki-laki tersebut terlalu penuh. Keputusan memanjat kaki bangunan setinggi dua puluh tujuh meter pun ia lakukan. Sekali lagi, pria ini merasa terancam, dia merasa diikuti hingga perlu tempat untuk bersembunyi.<br /><br />"Apa kamu tidak punya cukup kata untuk bilang permisi?" suara yang cukup berat sontak membuat pria yang merasa seorang diri ini kelabakan. Bagaimana mungkin dari ketinggian dua puluh tujuh meter dari tanah, ada juga manusia gila macam dirinya yang bersembunyi. <br /><br />Bibirnya bergetar, suaranya tak mampu keluar, keringatnya semakin berpencar<br /><br />"Selain tidak mampu bersuara, ternyata kamu juga tidak punya etika ya?" kali ini suara itu menyerangnya lagi.<br /><br />Pria berkulit sawo matang itu kini mengacungkan senapannya<br /><br />"Siapa disana? Keluarkan batang hidungmu kalau berani!!" suaranya berusaha menjadi lantang, padahal nyalinya bagai plastik dibakar api, mengkerut.<br /><br />"Lah kamu gimana sih? Naik ke tempat saya, misuh-misuh, terus minta liat hidung. Absurt sekali kau anak muda" jawab suara itu sekenanya.<br /><br />Seketika jantung pemuda berusia kirasan dua puluh tiga tahun seperti berhenti. Ternyata dia telah tiba di tempat sebuah patung yang berdiri sejak 1963. <br /><br />"Ka ka ka kamu ko bi bi bi sa ngomong?" tanya si pria berjubah putih dengan terbata-bata.<br /><br />"Nah kamu, kenapa bisa sampai disini?" patung itu kembali bertanya.<br /><br />"Ah, ini pasti mimpi. Mana mungkin patung ko bisa ngomong" lirih si pria berjenggot tebal.<br /><br />"Ah, ini pasti mimpi. Manusia ko kurang kerjaan amat manjat-manjat kesini" lirih patung itu juga.<br /><br />Laki-laki dengan rompi dan tas ransel hitam itu semakin carut marut. kejadian ini sungguh diluar nalarnya sebagai manusia. Giginya bergetar, lelaki itu, takut.<br /><br />"Nak, tolong mukamu jangan bengong. Aku berdiri sambil menunjuk sejak tahun 1963, tak pernah melihat dari dekat begini wajah manusia. Tega sekali kau suguhkan mimik yang tak enak dipandang mata begitu"<br /><br />"Tapi tapi tapi, tapi saya...."<br /><br />"Ssstt, sudahlah. Ayo duduk, ceritakan apa yang terjadi"<br /><br />"Jadi begini om, saya sedang dikejar-kejar orang" jawab si pemuda<br /><br />"Maaf, belum pernah ku kawinkan tante-mu, jadi jangan panggil saya om. by the way, siapa yang mengejarmu?"<br /><br />"Banyak sekali oarangnya. Atau mungkin justru seluruh rakyat Indonesia"<br /><br />"Eh ya ampun, memang apa yang kau lakukan?"<br /><br />"Anu om, eh pak...." lelaki ini tak berani melanjutkan kata-katanya.<br /><br />"Anu-nya siapa? ngomong jangan berbelit-belit. Kamu bukan anggota dewan kan?"<br /><br />"iya pak bukan. Anu, saya sebenernya..... teroris pak" saat menucap kata terakhir, sang lelaki ini langsung menutup mata. dia belum siap mendapat pengadilan dari sosok seberat sebelas ton ini.<br /><br />"teroris?" tanya sang patung dengan mata terbelalak.<br /><br />"iya pak" jawabnya sambil menunjuk.<br /><br />"teroris itu apa ya?" tanya dirgantara dengan polos.<br /><br />"Tugas kami menteror seluruh kelompok yang berbeda pendapat. Tidak sama, kami sikat?"<br /><br />Patung itu diam dan mulai berpikir, "Sejak kapan kita semua hidup harus seragam?"<br /><br />"maksud bapak?" tanya si pemuda.<br /><br />"Sejak saya bediri disini, saya tidak melihat persamaan dari penampakan luar bangsa ini. SEmua berbeda, baik gaya maupun kata. dan itu yang selama ini membuat saya Percaya diri mengabarkannya ke dirgantara, bahwa Negara kami ini negara kaya. dengan ketidak saam penampilan, dunia harus tau, dalam hati para penduduk Indonesia itu sama, merdeka.Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-14504873775069695802011-09-16T12:23:00.002+07:002011-09-16T13:08:14.844+07:00i love u marchiHari ke-empat saya bersama si cantik march yang saya panggil Marchi. Saya menyempatkan diri untuk memandikan teman kencan seminggu saya ini. Tanpa terasa, sebentar lagi Marchi akan pergi dari garasi. Tempatnya selama empat hari belakangan.<br /><br />Hari ini, perjalanan Nissan March akan sedikit berliku. Saya dan partner siaran saya Hilbram Dunar mendapat undangan dari suatu toko sepatu di Plaza Indonesia. Kebetulan saat ini, kendaraan pribadi Hilbram sedang diurus asuransi. Kebetulan, Hilbram sangat penasaran untuk menjajal rasanya menghuni Nissan March. <br />Hal ini tidak akan menjadi begitu rumit, jika saja supir pribadi saya tidak izin. Karena (lagi-lagi) saya tidak bisa menyupir, maka langkah pertama adalah memikirkan bagaimana caranya nissan march dapat tiba dikantor bersama saya?<br />R<br />Entah kenapa seketika saya merasa begitu jenius saat akhirnya menemukan jalan keluar. Jadi, hari ini adik dan kekasih saya akan bermain futsal di kuningan. Saya akan diantar adik saya dengan Nissan March sampai dikantor. Kekasih saya akan datang menjemput adik saya dikantor dengan kendaraan pribadinya. Setelah siaran saya selesai, maka saya dan Hilbram sebagai pengemudi segera menuju plaza indonesia untuk menghadiri undangan. Sepanjang jalan, hibram selalu bergumam "lo adalah orang yang paling merugi tas. Mobil seenak ini dan lo gak bisa nyetir". Saya sedikit mengangguk-angguk. Dalam pikiran sih kebayang "iya juga ya". G<br /><br />Hilbram juga bilang "tarikannya enak banget. Apa gue ganti march aja ya? Irit kayanya". Hilbram memang penggemar dan pemerhati otomotif. Mungkin itu yang membuat dia bertahan menjadi icon host F1. Sampai di Plaza Indonesia, tak sulit mencari parkir, penata parkir di mall tersebut tampak memanggil-manggil. Akhirnya kami tiba tepat waktu, dan acara berlangsung cukup seru. Saya dan Hilbram mendapat hadiah sepasang sepatu. Senang sekali rasanya!<br /><br />Nah, sekarang kami kembali memutar otak untuk rute pulang. Saya, Hilbram, March, dan ketidak mampuan saya menyetir. Kami putuskan, Hilbram akan mengantar saya menuju tempat adik dan kekasih saya bemain futsal. Tibalah kami di kuningan dan Hilbram pulang dengan membawa marchi. Setelah usai permainan futsal, saya dan adik menumpang salah seorang teman yang memang tinggal di kawasan Bintaro, dimana disitulah pula kawasan Hilbram bemukim. Kami diantar menuju rumah hilbram.<br /><br />Tiba dirumah hilbram, partner siaran saya itu sudah lengkap dengan pakaian tidurnya. Memberikan kunci pada adik saya sambil berkata "petualangan keliling Jakarta begini gak akan terjadi kalau kakak lo bisa nyetir". Adik saya dan Hilbram terbahak. Saya akhirnya berkata "iyaaaa, ntar gue belajar nyetir!!". Saya bertekad, saya akan belajar nyetir setelah acara #7dayswithmarch! !<br /><br />Tapi ngomong-ngomong, acara putar-putar Jakarta itu gak akan seseru itu, tanpa marchi! :DArtasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-31893067411824428042011-09-14T01:39:00.003+07:002011-09-14T09:39:05.410+07:00hemat?Hari ini berbagai hal indah menjelujur dihadapan saya. <br />SENYUM, adalah hal terindah yang dapat dilakukan dengan bibirmu, dan hari ini mereka tidak berhenti merekah.<br />Dengan perasaan riang, ditemani adik tercinta, saya menuju salah satu mall di jakarta selatan untuk membeli sepatu bola. Bukanlah saya yang akan akan mengenakannya, tapi sepatu bola tesebut akan menadi sebuah hadiah bagi seseorang yang sangat spesial dimata saya.<br /><br />Si hitam manis, nissan march menemani dengan setia dan kami tidak membutuhkan waktu lama untuk mencari parkir. Setiap tempat akan terasa lega jika si mungil march yang akan menempati. Saya pun mulai menyelusurui setiap toko olahraga yang ada.<br /><br />Perjalanan mencari sepatu bola tidaklah mudah. Sejujurnya, saya adalah wanita normal yang awam serta asing dengan segala hal yang berkaitan dengan sepak bola, futsal, atau saudara-saudara olahraga mereka yang lain. Demi cinta ( tsaaaahh ) saya putar melukar mall lebih dari tiga lantai itu.<br /><br />Toko pertama, pilihan luar biasa banyak sampai proses eliminasi menentukan tiga terbesar. Satu dari kontingan sepatu itu saya suka. Akan tetapi adik saya lagi-lagi membuat steatment kecil yang membuncahkan ranah kelabilan saya : "kalo aku sih, gak suka yang itu". Nah yang gini-gini yang buat saya ragu, akhirnya saya putuskan : LIAT-LIAT YANG LAIN DULU.<br /><br />Toko kedua, kalo ini kami berdua hanya menyerngitkan dahi, tidak ada sepatu yang menggoda untuk disentuh. Adik saya bahkan hanya melipat tangan didada atau terkadang menaruh kedua tangannya di belakang. Saya hapal mati, pasti itu terjadi karena menurutnya tidak ada yang menarik.<br /><br />Toko ketiga, NAH! Ditoko ini banyak yang menurut kami berdua bagus, hingga akhirnya kami jatuh cinta pada sepatu yang kami sepakat untuk berkata : keren. Namun sayang beribu sayang, NOMORNYA GAK ADA.<br /><br />Dengan kecewa dan lunglai kami pun berjalan dan memutuskan kembali ke toko pertama. Disanalah akhirnya sepatu bola siap saya tenteng dengan hati riang, dan otot kaki yang tidak segembira hati. Dengan jalan terburu-buru karena mengejar pukul empat dimana waktunya saya siaran, maka kami bergegas menuju parkiran. <br /><br />Ditengah-tengah perjalanan menuju parkiran, seluruh etalase toko seakan memanggil-manggil. Padahal saya sudah berjanji pada diri sendiri, tujuan ke mall ini hanya membeli hadiah, bukan mencari hal-hal yang tidak saya butuhkan. Tapi tetap saja, sepasang sepatu cantik seperti merajuk ingin saya tengok. Tidak selesai sampai disitu, etalase berikutnya juga seperti menarik paksa (siapa yang maksa? Masuk sendiri ko xp ) sepotong gaun putih dengan renda kecil dibagian dada juga menggoda.<br /><br />Setelah (akhirnya) saya menenteng beberapa kantong plastik, kami segera kembali menuju march. Mesin menyala dan ac terpasang, tiba-tiba adik saya bengong dengan tatapan menuju kanan dashboard. Dengan bibir yang tak terkatup, dia berkata "ka, ni mobil parah. Iritnya ga manusiawi. Kita ambil hari sabtu, sampe hari ini, bensinnya cuma kurang 3 bar!!". Saya sempat melongo, memandangi apa yang adik saya lihat. Dan akhirnya saya baru tersadar, dari sejak pengambilan Nissan March ini, saya belum pernah mengisi bensin. Iritnya memang luar biasa, padahal saya termasuk mobile dan sementara march sudah saya pakai tiga hari berputar-putar.<br />Mobil aja bisa begitu hemat, harusnya kita juga bisa ya mengatur keuangan? Setidaknya, untung ada MarchArtasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-89910819384193771392011-09-12T02:45:00.004+07:002011-09-12T14:59:49.679+07:00Keindahan yang nyaman<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHTn4TnXpmUCvzR0JfQb5-D8wZE2VH5PuSKbIAP4Z8e5p1ps8EaI1qREmWHrcUaCXKZmUhzZaG9g8tPNJwEPoQDwh9Asr6WOhJZoI5gtDGWa-SSbBGX4jyILHgOAQYivXH-Bcsan-TiA/s1600/1315791720538_wonder.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 229px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhHTn4TnXpmUCvzR0JfQb5-D8wZE2VH5PuSKbIAP4Z8e5p1ps8EaI1qREmWHrcUaCXKZmUhzZaG9g8tPNJwEPoQDwh9Asr6WOhJZoI5gtDGWa-SSbBGX4jyILHgOAQYivXH-Bcsan-TiA/s320/1315791720538_wonder.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5651200484065212050" /></a><br />Minggu ceria, hari cerah dimana march hitam menginap dirumah saya hari pertama. Pukul sebelas siang, saya putuskan untuk memandikan si hitam manis ini tanpa bantuan pekerja rumah. Ternyata membersihkan prodak keluaran Nissan ini sangat menyenangkan, tubuh mungilnya membuat saya dengan mudah menjangkau serta menghilangkan debu-debu jalanan yang menempel padanya.<br /><br />Dengan pancuran air plus sabun pencuci mobil, cahaya matahari membuat teman kencan saya selama seminggu ini begitu berkilau. Tubuhnya begitu elok dibawah sinar mentari disiang hari. Setelah march hitam selesai mandi, kini giliran saya yang akan bersiap-siap membersihkan diri. Rencananya, siang ini saya dan adik bungsu saya akan menuju salah satu pusat perbelanjaan dikawasan Pondok Indah. Saya sedang mencari sebuah dress yang rencananya akan dikenakan untuk undangan perkawinan salah seorang teman di bangku SLTA dulu.<br /><br />Lelah berkeliling dan tidak menemukan gaun yang saya idamkan, adik saya dan march yang begitu setia kembali menemani perjalanan menuju mall berikutnya di bilangan gandaria. Hampir dua jam saya habiskan untuk mengelilingi toko tersebut hingga hari semakin larut. Pencarian tidak sia-sia, sebab akhirnya baju impian kini telah ditangan. Waktunya untuk mengisi perut dan kami pun jalan menuju Bintaro dimana saudara-saudara saya menunggu untuk makan malam bersama. Pilihan matuh pada nine walk. Suatu tempat dimana berbagai makanan dari mulai ayam, bebek, hingga sushi tersedia disana.<br /><br />Tiga saudara saya tiba lebih awal, hingga saat march hitam diparkirkan, kata pertama mereka setelah saya turun dari mobil adalah : PARAH, KEREN BANGET! <br /><br />Saya dan adik saya saling bertatapan, seperasaan kami berdua, tidak ada yang spesial dengan penampilan kami hari ini. Ke-tiga saudara saya tampak memahami ke-GRan kami di situasi tersebut. "MOBILNYA KALEEE!" . Saya dan adik sekali lagi melempar pandang, kali ini sambil terbahak. "gue kira, gue yang keren" kataku sambil mengangkat dagu. <br />Pertanyaan pun terlempar : "Nemu gak bajunya?", sayapun menjawab "setelah setengah hari tawaf di dua mall, Alhamdulillah dapet". Sambil diwarnai tawa dari saudara-saudara saya, salah satunya menyeletuk tiba-tiba : "Sebenernya bukan tuh baju susah dicari,baju mah dimana-mana ada. Tapi mana yang cocok dan lo rasa nyaman di badan lo".<br /><br />Well, disitu saya menangkap. Fashion adalah kenyamanan, dimana apa yang kita kenakan dengan perasaan tenang dan senang, maka akan berefek menjadi sesuatu yang indah dan dinamis. Saat Nissan march memberikan kenyamanan luar biasa hari ini, apa yang lebih stlyish dari dia?Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-32699322010452512222011-09-11T02:33:00.004+07:002011-09-11T03:18:08.676+07:00Jatuh Cinta Dalam 20 detik<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYmaCsiwvMnbO8cpYCyoO0reC86_M9n-PNhvPyNKrdoImVf58gUbE4A_-V529KRTrnNcBwnF8bxHCViZD2XJuOoEczO24u9MVn4qW6Ie3rFnnh_ur0bVyD3zZ3yGbadeg8GwqYiAiYeg/s1600/20110911_013913.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjYmaCsiwvMnbO8cpYCyoO0reC86_M9n-PNhvPyNKrdoImVf58gUbE4A_-V529KRTrnNcBwnF8bxHCViZD2XJuOoEczO24u9MVn4qW6Ie3rFnnh_ur0bVyD3zZ3yGbadeg8GwqYiAiYeg/s320/20110911_013913.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5650826558450727058" /></a><br />Hari ini, matahari tesenyum begitu ramah dan menyenangkan sambil mengiringi hati saya nan riang untuk menjemput Nissan March yang akan menemani selama tujuh hari. Tampaknya pula, hari ini rumah saya berlimpahan cinta, mengingat sepuluh september dua puluh sembilan tahun yang lalu, kedua orang tua saya mengikat janji setia mereka, dan pagi ini, mereka berdua seakan membanjiri senyum sedari terbit mentari. Begitu juga saya yang tampak menato bulan sabit di bibir sejak bangun pagi, karena pukul satu, saya akan bertatap muka dengan calon pasangan kencan selama seminggu, Nissan March!<br /><br />Saya memberikan kedua orang tua saya hadiah berupa "kupon dinner sekeluarga" yang saya buat sendiri dengan kertas gambar. Sebagai anak yang (akhirnya) sudah berpenghasilan, mentraktir keluarga makan bersama itu rasanya luar biasa. Sebagai tambahan, saya akan merayakan acara tersebut bersama NISSAN MARCH :D<br /><br />Setelah lewat 1 jam dari pertengahan hari, tibalah saya ditemani adik lelaki saya di showroom Nissan yang berada dikawasan MT Haryono. Akibat tingkat traumatis pengalaman diajari mengemudi oleh sosok yang galak dan (menurut saya) cerewet yaitu ayah saya sendiri, maka hingga detik ini, saya tidak bisa menyetir. Jadilah adik saya Audri bertugas mengendarai Nissan March tersebut.<br /><br />Awalnya saya mendapat jatah Nissan March berwarna kuning, namun dikarenakan adik tercinta tidak begitu piawai dengan kendaraan manual, maka seorang peserta Billy menjadi telihat begitu heroik dimata saya saat dia akhirnya menawarkan untuk betukar kendaraan. Akhirnya, si hitam manis yang super cantik ini berhasil saya gondol pulang.<br />Pertama kali mendaratkan tubuh kedalam Nissan March, sungguh magis. SAYA JATUH CINTA DALAM DUA PULUH DETIK!!<br /><br />Dengan tubuh mungilnya (jika dilihat dari luar) ternyata bagian dalam Nissan March cukup luas. Bagasi mereka juga bukanlah hanya sekedar bagasi basa-basi. Sekitar satu koper besar dengan satu koper kecil mampu mereka tampung. Dan sebagai penumpang yang menempati kursi pendamping pengemudi, tidak saya rasakan sempit sedikitpun. Hingga akhirnya saya tiba dirumah untuk menjemput kedua orang tua dan seorang lagi adik laki-laki saya. Luar biasa, 5 orang (termasuk pengemudi) tidak merasa kesempitan sama sekali. Kami sekeluarga menghabiskan banyak sekali tawa dalam perjalanan.<br /><br />Tidak hanya kenyamanan kelima orang penghuni dalam satu waktu, Nissan March telah menampung tawa, dan cinta kami hari ini. Pertanyaannya : Apa lagi yang lebih luas dari itu? :DArtasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-64471613309246580032011-09-02T18:08:00.002+07:002011-09-02T18:10:03.895+07:00....Sekiranya bisa, sekali saja aku menjelma menjadi hujan. Akan kuderasi, tubuhmu dengan pelukan..Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-12139354322345080582011-09-02T12:24:00.002+07:002011-09-02T12:31:28.912+07:00....Ada awan di lautan langit biru, ada rekahan bunga merah jambu, ada pusaran waktu. Yang tidak ada, hanya kamu...Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-23750696614828210352011-09-02T12:17:00.001+07:002011-09-02T12:20:27.667+07:00....Kamu yang terang, membunuh aku yang baru membuka mata. Kamu matahari, membuat aku sang embun, tiada...Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1160127959159275667.post-58218320700403361712011-07-31T14:54:00.001+07:002011-07-31T19:33:19.439+07:00Bintang Paling JalangBintang jalang yang serampangan. Bintang jalang paling keparat.<br /><br />Hitungannya sudah lebih dari 12 bulan dia menggusur akal sehat, lahan paling vital dalam sejarahku sebagai manusia. Satu-satunya tempat dimana aku akan menjadi lebih spesial daripada anjing-anjing liar tanpa tuan atau babi-babi gemuk yang siap menjadi santapan. <br /><br />Buah-buah pikiran di kepalaku dilahap habis dengan rakus. Lahan itu sekarang tandus, lebih kering daripada gurun tergersang. Makam bagi para musafir yang kehausan.<br /><br />Kadang dia berjalan, dengan kaki yang sudah dirambati tangkai mawar, menginjak dengan Bintang beban yang lebih berat dari binatang paling besar sekalipun. Dari dalam kepala, perlahan menuju mata, menusukkannya, menuju hidung, menusukkannya, menuju mulut, menusukkannya, menuju kerongkongan, menusukkannya, terakhir, menuju dada, lalu memporakporandakannya. <br /><br />Selalu begitu, setiap hari.<br /><br />Saat hari sudah terlalu renta dan akan bereinkarnasi, dia pasti datang, setelah terpejam, bahkan mata terbuka. Pasti datang, selalu begitu, setiap hari.<br /><br />Mimpi, adalah saat dimana dia mampu keluar dari tubuh, dan aku dapat melihatnya. Bercinta dengan dia, yang bukan saya.<br /><br />Pagi hari dia kembali bersembunyi, dikerajaannya. Karena dikepalaku dia telah membangun, Neraka rahasia...<br /><br />Hanya secuil terang dalam pekat gelap, kamu memang bintang yang paling jalang.Artasya Sudirmanhttp://www.blogger.com/profile/15514466228914732376noreply@blogger.com1