Pages

Thursday, July 8, 2010

jakarta, 8 juli 2010

Hari ini saya membuka mata dengan bahagia. Entah karena apa, mungkin tidur saya terlampau nyenyak tadi malam. Dimulai dengan rencana keluar untuk menjambangi bioskop Ibukota bersama seorang lelaki tampan : Raesaka (ahem) serta merta pilihan kami jatuh pada setiabudi 21. Secara kan yaaaaa, semua bioskop sibuk menghabiskan studionya untuk cerita seorang perempuan yang labil setelah di hadapkan dengan vampire (yang katanya) ganteng dan siluman serigala berperut kotak-kotak (ya labil la ya kalo pilihannya begitu?!?!!?)

Dengan segala pertimbangan (atau tak ada pilihan) kami akhirnya memutuskan untuk menonton CHLOE yang ternyata dapat mengobati kekecewaan saya terhadap Bella, edwad, dan juga jacob (kaya nama beo kakak saya). Amanda sumthing bla bla bla (ga tau namanya) itu bermain apik sekali . Film itupun menjadi topik pembicaraan kami sepanjang jalan kuningan sampai pada suatu sore, bola mata saya terpaku melihat spanduk yang terpampang tepat di muka Taman Menteng : PAMERAN SENI BENDA TUA.

Walau saya belum tua ( sumpah deh! ) tapi saya amat menggilai seni dan buah karya. Maka kami memutuskan untuk melibas senja disana. Diantara bangunan-bangunan kaca, Taman Menteng semakin cantik dengan tambahan tenda-tenda berwarna putih dimana didalamnya pula, terdapat berbagai macam rupa bongkahan batang kayu yang telah menjelma menyerupai hewan-hewan cantik seperti rusa, cendrawasih, dan sebagainya.

Yang tidak juga luput dari pandangan saya adalah banyaknya lukisan-lukisan tua yang mengantung di dalam ruang kaca salah satu ruang disana. Lukisan-lukisan itu mungkin telah lipatan kali keberadaan saya di dunia. Tapi mereka semakin indah beriring bertambahnya usia. Salah satu yang membuat saya mengeras di lantai yang sama adalah sebuah lukisan (DAMN, ga boleh difoto) sebuah pohon berakar besar di pingir danau. Dengan goresan lukis atas-bawah halus, saya seakan diajak masuk kedalam dunia penciptanya. Dia mengguratkan kuas dengan sangat berhati-hati, setiap warna nyaris tidak bersenggolan. Dibanjiri dengan warna pastel, membuat saya teduh berlama-lama menatapnya. Pohon tanpa dedaunan yang berdiri tua sendirian di tepi danau yang tenang itu terasa sepi sekali. Seperti ditingal sesuatu yang amat dicinta tapi terus berharap kuat dan tenang selamanya (lebay? gpp ya!)

Yaaaahhh..kira-kira gitu deh ya. Dan yang bersarang di otak saya seharian adalah tumpukan yang ada diatas meja antik dua setengah meter itu. Berbagai peta tua ada disana, dari mulai batavia sampai Eropa. Mungkin untuk menghindari rayap-rayap nakal memangsa, maka para peta tua itu telah berbalut laminating. Tangan saya serasa dioles perekat hebat sampai-sampai salah satu peta berukuran sekitar tiga meter enggan lepas dari genggaman. Saya bersikeras ingin membei peta tersebut (sebelum tau harganya). Harganya LIMA JUTA!!! Mak Nyaaaaakkk...... Ahirnya saya memutuskan untuk mencatat kata2 yg ada didalamnya. Terdapat kata S V M A T R A S yang saya kira itu : SUMATRA serta ada tulisan tambahan NOVA DELINEATIO AUTORE MARE. Sepertinya pembuat peta itu VISSCHER- 1675 karena namanya jelas tertera disana. Buat yang penasaran, slahkan datang langsung ke Taman Menteng (ga tau sih tepatnya sampai kapan ;p)

Ini cuma catatan iseng doang selagi menunggu teman saya yang tak kunjung datang. heheheh.....
Terima kasih untuk yang sempat membaca, saya coba cari-cari plus baca-baca tentang peta tersebut dulu yaa. Kalo ada informasi boleh lho bantu-bantu :) hihihi.....thank uuuuuu!!!

1 comment: