Pages

Showing posts with label Celoteh Harian. Show all posts
Showing posts with label Celoteh Harian. Show all posts

Friday, August 3, 2012

Istiqlal dan Katedral

Hari ini saya hanya ingin berbagi, sebuah perasaan yang saya kira namanya "sedih".
Bukan tentang saya, tapi tentang dua orang yang sesungguhnya sangat saya sayangi. Kedua sahabat saya yang harus berpisah, hanya karena mereka memanggil Tuhan dengan cara berbeda.

Klise, mungkin itu yang banyak orang katakan tentang kasus ini. Jika memang kalian mau lebih dalam menyikapi, hal ini adalah suatu masalah dalam kdalaman hati. Saat masing-masing sanggup memberikan hati, masa depan, rasa, segalanya. Satu-satunya yang tidak sanggup mereka berikan adalah Tuhan-nya. 

Saya melihat keterpurukan dikeduanya. Kehancuran dimata mereka, dimana saat datang dua ruang yang tidak bisa dimasuki hanya dengan satu kaki, dan masing-masing dari mereka diminta untuk memilih. Manusia memang terlalu kompleks. Kita tidak mampu saling berdiri tegak, mengindahkan masing-masing kepercayaan, tanpa saling mengganggu, walau saya tau kita bukan batu. 

Kita bukan Istiqlal dan Katedral, yang ditakdirkan berdiri berhadapan dengan perbedaan, namun tetap harmonis. Jika mereka punya nyawa, siapa yang tau kalau mereka berdua saling jatuh cinta?
masing-masing dar mereka begitu indah, setidaknya selama lebih kurang puluhan tahun bersanding, pasti ada saling puji diantara mereka. Mungkin terjadi saat malam hari, saat semua orang sedang sibuk bermimpi.

Mereka mungkin saling menangis, saat tau masing-masing dari penghuni bersiteru. Saling menghakimi dan merasa paling benar. Padahal keindahan dari masing-masing kepercayaan tidak ada yang salah.

Saya mungkin hanya sedang terlalu sentimentil, sehingga apa yang saya lihat dari mereka begitu mengganggu sanubari saya. Mereka berdua sebenarnya terlalu indah, tapi tau apa saya tentang keindahan, jika diantara mereka kadang seperti neraka paling dasar, saat saling beradu tentang kepercayaan. hal yang sebenarnya adalah urusan manusia dengan Tuhan. 

Sepertinya benar, saya hanya sedang terlalu sentimentil.

Thursday, June 16, 2011

Wanita perkasa itu, ibu dari ayahku..

Tulisan ini khusus saya dedikasikan untuk wanita dengan kulit keriput, mata yang tidak lagi muda, namun pernah membuat seorang pria jatuh cinta. Rasa mereka telah mengundang saya hadir di dunia. Perempuan hebat yang selalu saya banggakan : Nenek saya tercinta.

Saya terbiasa memanggilnya dengan sebutan mami. Beliau adalah wanita yang sangat mandiri. Kakek saya ( Papi ) telah meninggalkan kami semua saat saya berusia sekitar tiga tahun. Dan mami selalu mengabarkan kepada semesta bahwa papi adalah cinta matinya.

Saya kagum pada bagaimana beliau mengemas cintanya dengan luar biasa, karena menurut papa, mereka dulu bukan termasuk pasangan yang romantis. Nenek saya awalnya berprofesi sebagai seorang perawat, hingga akhirnya menikah dengan papi dan memutuskan menjadi ibu rumah tangga.

Mami selalu setia mengikuti pekerjaan suaminya, hingga saat papi menjabat sebagai ketua PBSI selama 22 tahun, mami tidak pernah luput memberikan papi support. Mami juga sangat mencintai bulutangkis karena itu tidak jarang jika para atlit berlatih, nenek saya itu bertugas membuatkan makanan untuk mereka dan kebetulan juga, mami sangat mahir dalam urusan dapur.

Kemampuan memasak mami diatas rata-rata. Masakannya mempunyai citarasa yang luar biasa. Beliau adalah putri padang sejati, jadi berbagai santapan minang mengalir dengan lezat ditangannya.

Sejak papi tidak ada, mami yang saat itu juga tidak lagi muda menjadi wanita karier. Beliau selalu cantik dengan rambut yang rapih, harum, dan sangat memperhatikan Fashion. Setiap pakaian yang dia kenakan selalu serasi. Tidak hanya itu, beliau juga masih aktif dalam urusan per bulu tangkisan. Maka dari itu, kami para cucunya telah diperkenalkan pada raket sejak dini. Namun sayang, kenyataannya tidak ada satu-pun dari cucu-nya yang menjadi atlet.

Tapi mami tidak pernah memaksakan kehendak, dia selalu membebaskan para cucunya menjadi apa yang kami suka. Dari sejak kecil, setiap saya memandangnya saya selalu ingin, suatu hari nanti, aku akan menjadi seperti dia. Untuk saya, wanita super itu ya dia.

Mami punya kebiasan unik, dia selalu enggan untuk dibantu.

"Minta bantuan itu kalau memang sudah dicoba, tapi tidak bisa. Kalo belum dicoba terus minta tolong mulu, namanya males"


Itu salah satu kata yang paling sering keluar dari mulutnya. Di usianya yang ke 83, dengan jalan yang amat sangat sulit, beliau bahkan menolak jika diambilkan minum. Padahal kadang saya gemas melihat gerakannya yang sudah sangat lambat dan terlihat kesusahan. Jadi saya langsung ambilkan gelasnya dan beliau langsung berteriak

"MAMI BISA SENDIRI. ARTASYA. LETAKKAN KEMBALI KE TEMPATNYA". Kwak kwaannggg, akhirnya saya mengalah. Meletakkan gelasnya kembali diatas meja dan menunggu dia sampai untuk meraihnya. Setelah gelas sampai ditangannya, dia akan minum dengan tampak sangat nikmat dan menoleh ke arah saya sambil tersenyum nakal
"Tuh, mami bisa kaaaann?" dan saya hanya mengangguk sambil tertawa.

Saya belum lupa di usia yang sudah berkepala tujuh, dia masih mampu membawa cucu-cucunya pergi ke DUFAN, tanpa PRT dan tanpa SUPIR. Saya yang saat itu duduk dikelas 1 smp juga belum terlalu dewasa menjaga sepupu2 saya yang rata-rata masih SD saat itu. Saya tidak tahan untuk tidak berlari mengantri kora-kora dengan Dinda (saudara sepupu yang seumur) lalu mengabaikan sepupu-sepupu kecil kami yang sudah berhamburan entah kemana. Dan mami saat itu hanya sibuk menelp orang tua kami masing-masing sambil panik karena cucu-cucunya menyebar entah kemana.

Seorang perempuan berusia 70-an, membawa sekitar 5 orang cucunya ke dufan tanpa asisten rumah tangga plus MENYETIR SENDIRI. Kurang perkasa apalagi Nenek saya?

Dalam perjalanan pulang dimana telah lewat senja, kami seperti pulas tanpa suara di mobil karena keletihan. Saat itu saya duduk tepat dibelakang kursi kemudi. Seluruh penghuni kendaraan roda 4 itu senyap. Saya sendiri terjaga malam itu, dan mata kami bertemu dalam kaca spion. Saya masih ingat raut wajahnya saat berkata

"Tasya gak bobo?" dan saya menggeleng
"Cape gak?" Saya menggeleng lagi
"Happy gak?" lalu saya menggangguk.

Disitu saya melihat senyumnya merekah dari kaca spion dan matanya terus menatap saya sambil tetap menyetir

"Alhamdulillah kalo kamu happy" begitu katanya.

Saya balik bertanya saat itu padanya "Mami, are you happy?"

dan dia menjawab "Im so happy"

"Tapi kan mami ga naik apa-apa" jawab saya.

dia menjawab "Im happy because i have u all" dan disitu saya yakin, wanita perkasa yang sedang mengendarai Mercy Jeep pukul 8 malam ini sangat mencintai kami, cucu-cucunya.

Saya punya sejuta kenangan dan cerita tentang beliau yang tidak akan pernah habis bila diceritakan. Namun lagi-lagi waktu memiliki peran yang kuat, menyangkut ingatannya. Alkhir-akhir ini mami mulai terserang pikun parah.

Puncaknya hari ini, kami mengantarnya ke Rumah Sakit Pelni karena mendadak gula darah beliau naik. Spontan kami para cucu dan juga anak-anaknya membawanya untuk diperiksa.

Sebenarnya saya cukup terkejut, terakhir kami berkumpul saat ulang taunnya 2 bulan lalu, beliau masih baik-baik saja. Bercanda dan berkumpul seperti biasa. Hari ini air mukanya berbeda, seperti kosong.

Yang membuat saya semakin sedih, kini dia total tidak dapat mengingat siapapun dari kami, bahkan ayah saya yang merupakan anak laki-laki-nya. Dia hanya berkali-kali tersenyum. Setiap ditanya "Hayo mami, ini siapa?" dia selalu menjawab diiringi tawa "Hehehe, gak tau".

Kami tidak terluka karena dilupa, kami hanya terlalu bersedih membayangkan jika suatu saat dia tidak ada. Karena dia begitu berharga, itu saja.

Aku adalah kenangan diujung memorinya yang mungkin terlupa, namun dia adalah dasar ingatan, bagaimana aku bisa sampai didunia.

i love u mami, we love you. Cepat sembuh...

Wednesday, April 20, 2011

Selamat dari Masa lalu


Hari ini mungkin adalah hari bahagia untuk seseorang. Apalagi dia yang bertambah satu usia dan meniupkan lilin-nya tadi malam ditemani senyum seorang gadis.

Jangan berpikir gadis itu aku. Karena wanita cantik itu adalah masa depannya, sedangkan aku perempuan dari masa lalu yang memiliki sejuta kenangan dengannya.

Disini aku tidak bicara tentang cemburu, tapi tentang rasa yang terlalu asing untuk memiliki nama atau istilah. Aku menyayanginya, jelas. Dia salah satu pria terbaik yang pernah dianugrahkan Tuhan.Tapi dulu aku terlalu tuli untuk mendengar perintah-NYA untuk memberinya cinta yang layak.

Dimulai dari kedatangan April, aku ingat lewat 5 hari dari pertengahan bulan adalah hari yang istimewa untuknya. Dia, yang telah diperintahkan Tuhan juga alam untuk memberiku pelajaran.

Aku telah lama untuk tau sekarang, kini malam minggunya tak lagi sendiri, seorang gadis cantik telah menemaninya. Begitu juga aku, yang telah diberikan lagi hadiah indah berupa kekasih yang begitu hebat. Aku yakin masing-masing dari kami bahagia. Disini aku hanya mencoba berbagi, tentang perasaan yang namanya tidak aku ketahui.

Dibuka dengan ucapan "Heeeeyyy, happy birthday!! wish u all the best" dan dibalas dengan kata "hai kamu, terima kasih" dengan nada canggung. Ya, mungkin dia masih canggung untuk kembali berkomunikasi dengan aku yang pernah membanting hatinya dari atas angkasa.

Pembicaraan kami lalu berlanjut dengan sederhana, membicarakan kehidupan sehari-hari. Dia juga bercerita kalau hari ini adalah hari istimewa bagi gadisnya karena kini resmi lulus dari kuliah. Aku bahagia, mereka sungguh pasangan dengan aura terbaik di dunia.

Rasa asing yang aku sebut-sebut itu justru saat pembicaraan mengarah ke arah "katanya mau menikah ya?" dan dia menjawab "Doain ya, InsyaAllah akhir taun atau awal taun depan". Aku merasa udara sempat bersembunyi dariku selama satu detik, dan ini bukan cemburu ( setidaknya aku kira begitu ) karena aku tau, dia sangat pantas mendapatkannya.

Selama bersamanya aku tau, jika nanti dia tersesat di Neraka, para setan disana akan segera mengusirnya. Karena dia terlalu suci untuk disiksa, disini aku hanya ingin berbagi tentang apa yang aku rasa. Sebongkah rasa bahagia yang belum aku tau takarannya, tentang seseorang yang pernah berjasa, menyambut hari istimewanya dengan dia yang bukan lagi saya.

Tanpa mengecilkan posisi siapapun disini, aku bahagia dengan sangat. Untuk dia, dan untuk kekasihku yang selalu bertangan terbuka dan membiarkan aku menghambur dalam peluknya.

Tidak ada yang lebih baik, karena hari ini, adalah yang terbaik. Masa lalu tidak mampu kita ubah, tapi masa depan selalu dapat kita perjuangkan.

Selamat Panjang umur, dan bahagia :))

Monday, April 11, 2011

Untuk kalian yang tidak merasa Indah..




Dari judul diatas, saya akan mengakui bahwa saya adalah salah satu yang dituju untuk tulisan yang diketik oleh tangan saya sendiri.
Tulisan ini mungkin akan mewakili satu dari ketidak puasan manusia atas apa yang dia punya.

Berawal dari masa kecil saya yang sangat berbahagia (sangat) dimana Ibu saya selalu mengkonsumsikan susu hingga makanan terbaik yang dapat mereka berikan saat itu. Jelas masa itu, saya seperti bongkahan daging yang siap menggelinding.

Bagi sebagian orangtua mungkin akan merasa sangat bangga saat buah hatinya yang berusaha 5 tahun di suguhi kata "Aduh, gemuknyaaa" sambil mencubit gemas. Tapi apa yang terjadi jika kalimat yang serupa diulang saat sang anak menginjak usia 12 tahun?

Adalah saya yang selalu berjalan dengan kepala tertunduk saat teman-teman satu angkatan, memanggil saya dengan sebutan "TURBO" atau TURnunan keBO. panggilan itu tercetus saat menduduki kelas 6.

Namun saat masih sekolah dasar, saya yang berbekal ilmu bela diri pencak silat dapat menghajar siapapun anak laki-laki yang menyebut saya TURBO. Kala itu saya berambut keriting, kulit coklat terbakar, dan tubuh tambun. Penggaris kayu untuk papan tulis pernah saya daratkan ke arah punggung seorang murid karena menyebut kata itu tepat dimuka saya.

Namun kembali, saat panggilan itu dilakukan ulang saat menginjak Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTA/SMP) saya seperti lumpuh. Tidak ada tendangan atau pukulan yang bisa saya lancarkan. Pertama kali, karena kata itu, saya menangis.

Saat pelajaran kesenian yang mengharuskan para siswa membawa seruling. Seruling saya hilang, tidak tau siapa yang menyembunyikan. Saya menuduh salah satu murid yang memang sering sekali menjahili saya, dan dia mengelak dengan kembali menyerang saya dengan kalimat-kalimat seperti : Dasar GENDUT, JELEK, TURBO, dll dan diiringi oleh pengulangan kata yang sama oleh teman-temannya.

Pojok kamar mandi lantai 4 gedung lama Al-azhar pusat dijalan sisingamangaraja adalah saksi, dimana saya menangis terisak, sampai udara rasanya sulit saya temukan. itu juga kali pertama, saya menggigiti lengan saya sendiri. Saya benci, oleh lemak-lemak yang tertimbun disana. Saya ingin daging lebih itu pergi, saya ingin anak-anak lelaki itu mengerti, bahwa saya sakit hati.

Saya sadar, memiliki gangguan cemas sejak dini. Saat anak seusia saya mulai melirik dan dilirik oleh lawan jenis, saya tidak mengalaminya. Lelaki yang selalu menyita perhatian saya ternyata lebih memilih sahabat saya untuk pacar pertama. Hal itu mungkin dapat saya terima, tapi saat kata "TURBO" keluar dari mulutnya, luka pertama saya rasa, dan terus ada didalam kepala.

Hari itu adalah kamis (saya ingat karena berbatik). Saya turun dari masjid selepas sholat Dzuhur yang dilaksanakan berjamaah di Masjid agung Al-azhar. Saya kembali menuju kelas karena masih ada 2 mata pelajaran lagi. Dengan masih menginjak sendal jepit, sesampainya dikelas saya tidak menemukan sepatu L.A GEAR edisi Michael jackson kesayangan saya. Seperti menghilang dan saya kelabakan mencarinya.

Sambil setengah menahan tangis (karena beberapa butir air mata terlanjur tumpah) saya mencarinya "SENDIRIAN". Karena teman-teman asik menertawakan aksi saya saat itu. Akhirnya pecah tangis saya ketika Pak ceceng (Pak rachmat) masuk kedalam kelas dan mempertanyakan saya yang masih beralas sendal, sedang teman-teman sudah berganti dengan sepatu mereka.

Akhirnya seluruh kelas dipaksa untuk mengaku dan 3 orang murid laki-laki mengambil sepatu saya dari LOTENG. Seketika sepatu saya yang berwarna dasar putih berubah menjadi coklat ke abuan. Sepanjang pelajaran PPKN yang dipimpin Pak Rahmat, saya tidak mampu meredam betapa bencinya saya pada anak-anak itu. Hingga waktu pulang sekolah, saya putuskan untuk mendatangi mejanya lalu meninju mukanya. yang masih terekam dikepala saya adalah saat saya memukulinya dengan membabi buta lalu dia bangkit dan memukul balik. Itulah pukulan pertama saya dari seorang laki-laki, saat 1 SMP.

Saya terdiam dan menangis,dia terus mendorong saya dengan umpatan-umpatan. Kata yang masih sangat menyakiti hati saya hingga sekarang adalah "GENDUT" karena itu adalah kenyataan, yang belum mampu saya lawan.

Hari itu, pertama kalinya saya tiba dirumah dan langsung masuk kekamar mandi. kembali menangis mengamati diri sendiri dihadapan cermin. Lalu menjadi hari pertama, saya resmi menjadi bulimia. Saya memasukkan telunjuk dengan paksa menuju kerongkongan. Berharap segala jenis makanan yang sudah saya telan akan keluar, dan saya tidak perlu khawatir akan menjadi GENDUT.

Itu adalah rahasia, saya dapat melakukannya dimana saja. Kata perangsangnya cukup satu : GENDUT. Jika hal tersebut mampir ditelinga, maka kamar mandi langsung menjadi sasarannya. Tidak jarang saya menangis setelah itu, lalu mengkasihanin diri sendiri.

Saya Bulimia hampir 10 tahun tanpa menaruh peduli pada efek sampingnya. Hal itu padahal jelas tidak membuat saya menjadi lebih langsing, tapi saya sedang membohongi diri sendiri dengan mengurangi perasaan bersalah atas apa yang sudah saya makan.

"Big is beautifull"

"Be yourself"

"Syukuri aja apa yang dikasih Tuhan"


Itu semua adalah kalimat yang selalu saya pakai untuk menenangkan diri, hingga ada satu masa dalam diri saya berkata, CUKUP!!

Saya akui : Saya tidak nyaman. Tuhan tidak memberikan tubuh gemuk! Tuhan memberikan kita nyawa, tubuh, dan KEHENDAK. Kuncinya adalah pada kalimat terakhir. Saya sadar, saya punya pilihan.

Ada saat saya mencoba berdamai dengan diri sendiri. Mencoba untuk menerima bentuk tubuh saya, dan lain-lain. Tapi kenyataan itu hanya berlangsung 2 tahun. Saya belum legowo saat orang berkata "gendut lo" atau bercanda terkekeh "Alaaaahh, dasar gendut". Untuk saya, "GENDUT" adalah kata terburuk juga pedang tertajam dari apapun. Saya trauma.

Satu-satunya agar kata itu tidak lagi mampir ditelinga saya adalah : TIDAK GENDUT.
Dan saya sadar, mereka tidak meledek, tapi berkata sebenarnya. Seperti salah satu teman saya yang cukup dekat, namanya Adit. Saat saya menjalani program diet, ada saja kalimatnya "kalo Rahne gue percaya, kalo Tasya mah apa tuh" sambil menunjuk perut saya. Bahwa sesungguhnya itu adalah hal yang sangat membuat saya terluka dan saya harus akui, dia mengatakan yang sebenarnya. Tidak ada jalan untuk saya kecuali berubah, bila saya memang tidak ingin kata itu mampir lagi ditelinga.

Diet secara sehat adalah pilihan saya, daripada saya harus terus menangis dalam hati dan tidak terima bahwa "gendut" itu memang kenyataan saya.

Sekarang saya menangis, membenci diri sendiri, tapi tidak mau melakukan perubahan. Saya terus menangisi dan mengutuk kegemukan saya dengan tetap melahap mie, junkfood, ice cream dengan porsi berlebihan, lalu membenci mereka yang mengatakan kenyataan?

Dalam diet ini saya lebih mengedepankan terapi atau meditasi ringan untuk diri sendiri. Seperti taat pada aturan yang saya buat sendiri. Sarapan saya hanya susu (non fat), siang saya boleh makan apa saja secara bebas sebebas-bebasnya tapi hanya 1 kali makan. Jadi saya hanya memperbolehkan diri saya mengunyah makanan selama 1 jam. Itupun setiap kunyahan saya nikmati pelan-pelan. Saya makan dengan "sadar" dan kenikmatannya luar biasa. Belum lagi, kita seakan mampu mendengat tubuhmu sendiri. karena kadang kita mengkonsumsi makanan yang "KITA MAU" bukan yang "TUBUH KITA BUTUHKAN". Malam, susu non fat kembali beraksi, dan tidak ngemil :))

Diet saya ini telah berlangsung selama 6 hari, dan lumayan sudah turun 2 kilo. Hehehehe, biasanya saya rutin diet sekitar setahun sekali. Cuma biasanya tidak sampai "langsing". Jadi sekarang tubuh saya nanggung. Dulu saya GENDUT sekali, maka itu diet sekarang ini, semoga aja bener-bener bisa sampai "langsing" hehehe.

Tapi disini saya benar-benar menggaris bawahi, bahwa semua itu pilihan. Dan tidak ada yang "lebih baik daripada". Saat siapapun dapat berdamai dengan dirinya sendiri dan menikmati apa yang dia punyai, itu pasti akan sangat menyenangkan.

Karena sesungguhnya, Indah adalah selaras : antara kamu, dan apa yang nyaman menurutmu....

Hallo Cantik :))



************

Thursday, December 30, 2010

Lukisan Garuda Dijiwa Bangsanya

Hari ini tiga puluh desember dua ribu sepuluh. Berarti besok, seluruh dunia akan merasakan detik-detik pergantian tahun. Kemarin, Tim Nasional sepak bola kami, INDONESIA berlaga dalam Final liga AFF. Lawan kami saat itu adalah negara yang sedang panas dibicarakan oleh penduduk kami. Dimana ratusan atau bahkan ribuan TKI kami mencari suapan nasi disana, Malaysia. Kita mungkin sekarang ini sedikit melupa, bahwa mereka memiliki label "Negara Serumpun". Saya yakin bukan tanpa alasan predikat itu melekat pada mereka, ada suatu ikatan yang mungkin tidak generasi kami tau. Sesuatu energi yang melintas diantara kami. Yang dimana energi itu telah berubah menjadi udara panas yang tidak lagi memiliki angin.

Adalah saya, seorang anak bangsa yang begitu cinta pada tanah airnya. Tak bisa saya sebut atau jelaskan kenapa, namun saya selalu yakin bahwa keberadaan saya di negeri ini adalah mutlak pilihan saya sendiri sebelum dilahirkan. Saya juga memberi kepastian pada seluruh komponen disetiap sisi dari jiwa-jiwa yang bersemayam dalam diri saya sebelumnya bahwa saya telah memberi proposal permohonan kepada Tuhan untuk memberi kehidupan kembali di Negara pilihan saya, INDONESIA.

Begitu banyak air mata yang tidak seharusnya saya keluarkan atas apa yang tejadi pada nusantara tercinta. Kehilangan, bencana alam, atau apapun yang membuat jutaan air mata menetes karena kehilangan sebagian primer dari jiwanya.

Namun saya kadang dihentak oleh alam, yang berbisik : Sesuatu yang terbaik akan terjadi. Karena itu hadapilah dengan terus berjalan, karena jika kits berada dalam titik keputus asaan, maka berhentilah menjadi manusia, lalu masuklah ke dalam tanah! Sekali lagi bukan saya menolak terkubur bersama alam, saya hanya ingin bersatu dengan mereka, dengan cara yang berbeda. Bagaimana jalannya? tidak tau. Saya rasakan saja.

Dengan adanya kekalahan ( setidaknya rata-rata masyarakat menyebutnya begitu ) atas tim nasional kami kemarin adalah kutukan atas kesombongan, ataulah peringatan. Bagi saya itu adalah sebuah jalan, tanpa kata "hanya" atau sesuatu yang berlebih. Hal itu memang harus terjadi. Tanya kenapa? sekali lagi jawaban bukan milik saya.

Entah kemana Timnas akan berjalan. Tapi yang pasti mereka membuka mata jutaan nyawa, bahwa bulu kuduk bangsa masih dapat berdiri. Dan air mata masih dapat datang, saat "Indonesia Raya" berkumandang.

Bukan sesuatu yang memalukan apalagi menyedihkan, karena apabila tahun ini adalah tahun kerusakan, maka kita akan mendapat sesuatu yang lebih dari kata membanggakan. Ada sebuah diskrepasi antara kerusakan dan keindahan dan kata yang paling tepat untuk berdiri diantaranya saya rasa adalah "proses".

Secara pribadi yang masih dikelilingi dan dialiri darah, saya pastikan kita yang tersisa adalah bagian dari jiwa-jiwa pilihan yang mendapat penawaran. Akankah kita terlibat dalam suatu "proses" tersebut.

Saya rasa belum ada seseorang yang dapat secara pasti dapat menerjemahkan bahasa Tuhan. Karena keterbatasan otak manusia yang masih terlalu bayi untuk mencapai bahasa yang kuasa. Lalu mengapa harus mencipta stigma ?

Tapi sekali lagi, malam kemarin saya melewati malam dengan tersenyum. Timnas Indonesia telah membuat saya merasa menjadi manusia utuh. Yang diciptakan dengan rasa senang, sedih, marah, gemas, dan berapi-api. Tidak ada satupun yang dapat dikurangi. Bukankah manusia akan menjadi sempurna karena memiliki kelebihan, dan juga kekurangan? saya rasa hanya dengan memiliki lebih, ataupun hanya memiliki kurang tidak dapat membuat para partikel terkecil dimuka bumi pun sepakat untuk menyebut Manusia adalah mahluk Tuhan paling sempurna.

Apalagi tulisan ini hanya terketik dari tangan seorang saya, seorang perempuan dengan darah Indonesia yang juga masih saja salah dalam bersikap serta berkata dan berprilaku. Apa itu sempurna? bahkan ketika saya berdosa yang membuat jengkel beberapa raga, Tuhan masih saja menyebut saya manusia, mahluknya yang sempurna.

Jika penutup tahun ini Sekelompok pemuda yang disebut Timnas telah memberi saya begitu banyak rasa, maka saya yakin nanti mereka akan berlari lebih dari cepat.

Dan sekali lagi, apabila harimau pulang membawa kemenangan dengan berjalan, maka kita semua tau : Berselimut kemenangan ataupun kekalahan, Seekor garuda pasti tetap akan terbang !!

Tuesday, December 28, 2010

Jakarta dan Aku



Saya sangat mencintai sejarah, sekali lagi sangat.
Hal ini kental terasa sejak saya berusia enam tahun, jelang libur panjang kenaikan kelas menuju Sekolah dasar.

Saat itu Ayahku memiliki sebuah pabrik di kawasan Tanjung priuk, dan karena kesibukannya, hampir setiap weekend kami sekeluarga menghabiskan waktu di Horison ( sebuah nama hotel di kawasan Ancol yang sekarang mercure ) atau di Putri Duyung cottage. Semua dikarenakan agar ayah dapat dengan mudah sewaktu-waktu menge-chek pabriknya karena rumah kami terbilang jauh dari pabrik.

Dalam perjalanan menuju Ancol ataupun tanjung priuk, saya jatuh cinta pada sebuah bangunan. Yang mana puluhan rengek saya tidak terhiraukan, saya justru tidak lagi tertarik pada permainan di dalam Dunia fantasi kala itu, keinginan saya hanya satu : Menuju puncak Monumen Nasional.

Entah kenapa saya selalu merasa bangunan itu memanggil-manggil. Suatu energi yang begitu kuat dan memaksa saya untuk menginjakkan kaki disana. Sejak itu saya selalu menyebutnya "Golden Woman Fire" semacam kekuatan atau inspirasi yang tidak pernah padam datang dari seorang wanita.

Sekolah dasar berhasil saya duduki dan satu pelajaran favorit saya adalah : PSPB atau Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa. Tampak jelas bangunan yang sempat menjadi yang tertinggi di asean itu ada, lengkap dengan pendirinya : F. Silaban dan juga Soekarno.

Sejak itu saya putuskan : SAYA PASTI AKAN MENUJU MONAS, dengan atau tanpa diantar MAMA.

Ternyata benar, bagai gayung bersambut, karya wisata tingkat dua sekolah dasar adalah MONUMEN NASIONAL. Kalian tau, mungkin terdengar berlebih tapi saya tida bisa tertidur hari itu. Seperti menjemput mimpi yang terlalu nyata, dan membuatmu enggan memejamkan mata. Hingga pada akhirnya hari itu datang.

Kalau kalian pernah lihat sekitar 18 tahun lalu seorang anak perempuan berseragam batik al-azhar dengan rok hijau, mulutnya menganga sepanjang Monumen Nasional, itu saya !! Sepanjang museum saya tak abis menebar senyum sendirian.

Saya sempat juga terpisah dari rombongan saking terlalu asyik sendiri melihat pahatan-pahatan milik orde baru di bagian dinding luar. Sampai ahirnyaaaaaaa, saya terlewat rombongan yang menuju puncak monas. kalo dulu Senayan city udah ada, pasti yang lompat dari atas pertama kali itu saya !! RrrrRr...., tapi akhirnya ya itulah yang membuat saya selama 14 tahun terus menggilainya dan juga sejarah-sejarah lainnya.

Video diatas itu sebagian dari perjalanan saya yang dibuat sedemikian indah oleh teman saya Alman saat mengitari kota tercinta saya, kota tercinta kita semua, Jakarta :))

Thursday, July 8, 2010

jakarta, 8 juli 2010

Hari ini saya membuka mata dengan bahagia. Entah karena apa, mungkin tidur saya terlampau nyenyak tadi malam. Dimulai dengan rencana keluar untuk menjambangi bioskop Ibukota bersama seorang lelaki tampan : Raesaka (ahem) serta merta pilihan kami jatuh pada setiabudi 21. Secara kan yaaaaa, semua bioskop sibuk menghabiskan studionya untuk cerita seorang perempuan yang labil setelah di hadapkan dengan vampire (yang katanya) ganteng dan siluman serigala berperut kotak-kotak (ya labil la ya kalo pilihannya begitu?!?!!?)

Dengan segala pertimbangan (atau tak ada pilihan) kami akhirnya memutuskan untuk menonton CHLOE yang ternyata dapat mengobati kekecewaan saya terhadap Bella, edwad, dan juga jacob (kaya nama beo kakak saya). Amanda sumthing bla bla bla (ga tau namanya) itu bermain apik sekali . Film itupun menjadi topik pembicaraan kami sepanjang jalan kuningan sampai pada suatu sore, bola mata saya terpaku melihat spanduk yang terpampang tepat di muka Taman Menteng : PAMERAN SENI BENDA TUA.

Walau saya belum tua ( sumpah deh! ) tapi saya amat menggilai seni dan buah karya. Maka kami memutuskan untuk melibas senja disana. Diantara bangunan-bangunan kaca, Taman Menteng semakin cantik dengan tambahan tenda-tenda berwarna putih dimana didalamnya pula, terdapat berbagai macam rupa bongkahan batang kayu yang telah menjelma menyerupai hewan-hewan cantik seperti rusa, cendrawasih, dan sebagainya.

Yang tidak juga luput dari pandangan saya adalah banyaknya lukisan-lukisan tua yang mengantung di dalam ruang kaca salah satu ruang disana. Lukisan-lukisan itu mungkin telah lipatan kali keberadaan saya di dunia. Tapi mereka semakin indah beriring bertambahnya usia. Salah satu yang membuat saya mengeras di lantai yang sama adalah sebuah lukisan (DAMN, ga boleh difoto) sebuah pohon berakar besar di pingir danau. Dengan goresan lukis atas-bawah halus, saya seakan diajak masuk kedalam dunia penciptanya. Dia mengguratkan kuas dengan sangat berhati-hati, setiap warna nyaris tidak bersenggolan. Dibanjiri dengan warna pastel, membuat saya teduh berlama-lama menatapnya. Pohon tanpa dedaunan yang berdiri tua sendirian di tepi danau yang tenang itu terasa sepi sekali. Seperti ditingal sesuatu yang amat dicinta tapi terus berharap kuat dan tenang selamanya (lebay? gpp ya!)

Yaaaahhh..kira-kira gitu deh ya. Dan yang bersarang di otak saya seharian adalah tumpukan yang ada diatas meja antik dua setengah meter itu. Berbagai peta tua ada disana, dari mulai batavia sampai Eropa. Mungkin untuk menghindari rayap-rayap nakal memangsa, maka para peta tua itu telah berbalut laminating. Tangan saya serasa dioles perekat hebat sampai-sampai salah satu peta berukuran sekitar tiga meter enggan lepas dari genggaman. Saya bersikeras ingin membei peta tersebut (sebelum tau harganya). Harganya LIMA JUTA!!! Mak Nyaaaaakkk...... Ahirnya saya memutuskan untuk mencatat kata2 yg ada didalamnya. Terdapat kata S V M A T R A S yang saya kira itu : SUMATRA serta ada tulisan tambahan NOVA DELINEATIO AUTORE MARE. Sepertinya pembuat peta itu VISSCHER- 1675 karena namanya jelas tertera disana. Buat yang penasaran, slahkan datang langsung ke Taman Menteng (ga tau sih tepatnya sampai kapan ;p)

Ini cuma catatan iseng doang selagi menunggu teman saya yang tak kunjung datang. heheheh.....
Terima kasih untuk yang sempat membaca, saya coba cari-cari plus baca-baca tentang peta tersebut dulu yaa. Kalo ada informasi boleh lho bantu-bantu :) hihihi.....thank uuuuuu!!!