Pages

Sunday, February 6, 2011

Dia Tidak Menunggu


Bokongku masih terlalu betah beradu dengan kursi tiga bantalan yang bersender pada tepi jendela besar. Semacam tidak ingin bergerak, kalian tau "PeWe" kan? Manusia jaman sekarang menyebut istilah itu untuk menyingkat kalimat Posisi Wenak. Ya, kira-kira itu yang sedang aku rasakan.

Tidak terlalu sendiri, aku bersyukur memiliki teman yang sangat setia menemani sejak dua tahun lalu. Bahkan saat aku meninggalkan kesadaran, dia tetap ada. Bayangkan, dimana lagi bisa menemukan teman yang begitu setia disisimu bahkan saat make up-mu luntur karena menangis?

Mari kuperkenalkan pada kalian, namanya : WAKTU.

"Kamu ingin melewatkan malam ini dengan mata terbuka lagi?" dia membuka percakapan.

"Ah, aku cuma ingin bertemu bulan" jawabku sabil menghembuskan asap dari tembakau yang terbakar.

"Alasan" jawabnya dengan tawa ketus, "kamu hanya ingin menabung air mata dengan kenangan yang dipaksa untuk bersedih" tambahnya.

"Apaan sih? Dasar ga jelas!" balasku tak kalah ketus sambil melempar pandang pada kaca besar yang menembus langit dan pemandangan. Samar-samar dari pantulannya aku lihat, kantung mataku hampir menyerupai milik pemimpin negri yang negaranya terus tertimpa bencana lalu dihardik rakyat.

"Dia tidak akan datang" katanya lagi mengganggu diamku.

"Aku tau"

"Lalu?"

"LALU??? Daripada kamu banyak bertanya, lebih baik kau bantu aku!" akhirnya emosiku naik juga.

"Bantu bagaimana?" tanyanya bingung.

"Gimana sih? kamu kan waktu, harusnya kamu bisa dong bantu aku melupakan dia. Kamu pikir aku seneng apa kaya gini terus? Menangis setiap malam sambil mendekap pigura, sedangkan orang didalam foto ini mungkin sedang asik bercinta dengan kekasih barunya?!?" kutembaki dia dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah aku kandung selama ini. Seperti melahirkan prematur rasanya, karena semua seperti tidak cukup. Tabung ini masih terlalu luas untuk diroketkan.

Dia hanya diam, melihatku dengan pandangan kosong. mataku yang dihiasi air mata tidak lagi dia indahkan. Kulihat dia bergerak, dan aku mulai panik.

"Mau kemana?!?"

"Aku tidak menunggu, kamu mau disini sampai kapan?" dan waktu pun berlalu...


*******

1 comment:

  1. "kamu kan waktu, harusnya kamu bisa dong bantu aku melupakan dia. Kamu pikir aku seneng apa kaya gini terus? Menangis setiap malam sambil mendekap pigura, sedangkan orang didalam foto ini mungkin sedang asik bercinta dengan kekasih barunya?!?" --

    ah, been there a month ago! syukurnya sekarang sudah memilih berjalan bersama waktu. selalu suka tulisan(dan twit lucu)mu, mba! :))

    ReplyDelete