Pages

Tuesday, April 19, 2011

Bertemu Ibu


Jakarta, 17 juli 2009

Kemeja putih yang dibalut jacket kulit berwarna hitam membuat penampilannya semakin terlihat gagah, sekarang dia tinggal memakai kaos kaki dan sepatu.
Setelah itu tangannya yang kurus mengambil sisir untuk menata rambut-rambut tipis yang masih klimis.
Kini dada dia busungkan, matanya tajam menusuk cermin.

Seorang gadis kurus berkulit coklat mengintipnya di balik pintu


Ayah sudah siap?”

Sudah, adik2mu sudah siap?” jawab lelaki paruh baya itu sambil mengalihkan pandangannya dari cermin.

Bima baru selesai aku mandikan, Yudha sudah siap daritadi” sahut perempuan mungil yang setengah tubuhnya tersembunyi dari balik pintu.

Bagus kalau begitu, kamu ko belum siap?

Iya, aku baru mau ganti baju

Pakai bajumu yang paling cantik ya nak” jawab sang ayah sambil menaikan resleting jacket-nya hingga leher.


*

Jakarta, 13 Mei 2009


Saya mohon pak, 1 minggu lagi pasti saya bayar!

TIDAK BISA!! Ini sudah yang ke tiga kalinya anda berjanji” seorang pria Tionghoa menaikan nada suaranya.

Saya mohon pak, saya sudah mengirim lamaran kerja. Minggu depan saya dapat jawabannya” dengan menahan tangis, pria berkumis tipis ini masih terus merajuk.

HEH, emang lo pikir di Jakarta yang ngirim surat lamaran cuman elo?? Ratusan orang jadi sarjana dalam sehari yang lagi ngirim surat lamaran. Jadi jangan berharap ketinggian!!” jawab sang pemilik kontrakan sambil mebelalakan matanya yang kecil. “Saya beri waktu 3 hari untuk beres barang2!!” pungkasnya.


*


Jakarta, 17 Juli 2009

Ayah, tempatnya bagus banget!” mata gadis yang hari ini bertambah 1 usianya berbinar melihat interior di sekelilingnya

Iya doonk,kan akhirnya ayah kita udh jadi bos!!” yudha kecil terlihat begitu bahagia, tawa tak pernah berhenti menghiasi wajahnya

Udah..udah..ayo mau pada pesen apa?

Wati bingung ayah mau makan apa, ayah aja yang pesenin” sembari sesekali membelai adik bungsunya yang masih berusia 3 tahun.

“Aku mau burger boleh ayah?” bocah berumur 7 tahun ini bertanya

Tentu boleh doonk, si bima kira2 mau makan apa ti?”

Bima paling nasi goreng aja yah,biar gampang nyuapinnya

Yaudh,pokoknya semua hari ini harus makan yang enak!!” sang ayah pun menatap satu per satu anaknya yang tampak tidak lagi bisa menghentikan senyum di wajah mereka.


*

Jakarta 18 Mei 2009

“Hallo…iya saya sendiri”

“……………………………”

Jadi permohonan saya diterima?

“……………………………….”

Kapan mulai pelatihannya?

“………………………………………………..”

Baik, besok saya kesana, terima kasih”




*

Jakarta, 17 Juli 2009

Ayaaahh, aku kenyaaaanng!!

Yaiyalah yudhaa, gimana ga kenyang, kamu makan burger segede itu trs makan mie goreng, tuh perut kamu kaya mau meletus

Yaudh wati ,gak apa-apa. Yang penting hari ini semua senang kan?” Senyum tipis terlihat sering keluar dari pria 37 tahun itu hari ini. Tubuhnya kurus, kulitnya hitam, matanya sendu dan kosong. “Sekarang ada yang mau pesen ice cream gaaaa?” lanjutnya kepada dua orang bocah dan seorang balita yang brau selesai mengunyah.

Hah,boleh ayah?

Boleh doonk, pesan sesukamu

Tak lama kemudian, seorang berkemeja putih, rok hitam selutut, dan memakai rompi hitam mendatangi meja yang sedang berpesta itu, dia membawa kue tart besar, lengkap dengan lilin 13

"Selamat ulang taun..kami ucapkan…selamat panjang umur, kita kan doakan, selamat sejahtera sehat sentaosa, selamat panjang umur, dan bahagiaaa…..tiiiiuuuuupp"

Banowati kini berusia 13 tahun setelah berhasil meniup lilinnya, masih dengan tangan menggendong bima kecil, gadis itu tidak berhenti memamerkan senyumnya
Semua memberi selamat, ciuman sayang dari sang ayah, cium tangan dari adiknya Yudha, dan tatapan lugu bima yang masih berusia 3 tahun.


Anak-anak apa kalian bahagia?

Ayah, hari ini adalah hari paling membahagiakan seumur hidupku!” yudha menjawab dengan riang.

Banowati, apa yang kau inginkan di hari ulang taunmu?

Aku ingin ibu ikut merayakannya, aku ingin ibu juga mencoba daging sapi yang tadi kumakan

OK, kalo begitu sekarang semua tutup mata dan bayangkan kita semua sedang bersama ibu, ayah hitung ya

1



2



3










------------DUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRR--------------


*

Jakarta, 16 Juli 2009


Tanah itu begitu lapang, hanya gudukan2 berisi tulang tanpa nyawa bersemayam.
Hari ini begitu gelap untuk hatinya…hati seorang pria yang bersimpuh pada 1 nisan

Istriku, ak mungkin belum sempat menjadi suami yang baik untukmu.Aku bahkan belum sempat membelikanmu perhiasan emas. Aku juga belum menjadi ayah yang baik, karena aku tidak bisa menyekolahkan anak-anakku. Memberi mereka makanpun rasanya semakin sulit, aku seakan tak mampu membuat mereka bahagia.
Dengan kondisi yang terus menerus begini, aku hanya menambah “aku-aku” di masa depan. Dan aku tak ingin anak2ku mengalami apa yang aku rasakan, yang kita rasakan. Maafkan atas keputusanku, aku hanya ingin mereka merasakan bahagia setidaknya 1x dalam hidupnya




*



Bom meledak di Hotel X pada pukul 12 siang, terhitung 15 orang meninggal dunia, 27 orang dalam luka parah, dan puluhan orang mengalami luka ringan…



**

1 comment:

  1. Sangat menyentuh sis Tasya...saya sangat suka dg tulisan2 sis Tasya

    ReplyDelete