Pages

Thursday, December 30, 2010

Lukisan Garuda Dijiwa Bangsanya

Hari ini tiga puluh desember dua ribu sepuluh. Berarti besok, seluruh dunia akan merasakan detik-detik pergantian tahun. Kemarin, Tim Nasional sepak bola kami, INDONESIA berlaga dalam Final liga AFF. Lawan kami saat itu adalah negara yang sedang panas dibicarakan oleh penduduk kami. Dimana ratusan atau bahkan ribuan TKI kami mencari suapan nasi disana, Malaysia. Kita mungkin sekarang ini sedikit melupa, bahwa mereka memiliki label "Negara Serumpun". Saya yakin bukan tanpa alasan predikat itu melekat pada mereka, ada suatu ikatan yang mungkin tidak generasi kami tau. Sesuatu energi yang melintas diantara kami. Yang dimana energi itu telah berubah menjadi udara panas yang tidak lagi memiliki angin.

Adalah saya, seorang anak bangsa yang begitu cinta pada tanah airnya. Tak bisa saya sebut atau jelaskan kenapa, namun saya selalu yakin bahwa keberadaan saya di negeri ini adalah mutlak pilihan saya sendiri sebelum dilahirkan. Saya juga memberi kepastian pada seluruh komponen disetiap sisi dari jiwa-jiwa yang bersemayam dalam diri saya sebelumnya bahwa saya telah memberi proposal permohonan kepada Tuhan untuk memberi kehidupan kembali di Negara pilihan saya, INDONESIA.

Begitu banyak air mata yang tidak seharusnya saya keluarkan atas apa yang tejadi pada nusantara tercinta. Kehilangan, bencana alam, atau apapun yang membuat jutaan air mata menetes karena kehilangan sebagian primer dari jiwanya.

Namun saya kadang dihentak oleh alam, yang berbisik : Sesuatu yang terbaik akan terjadi. Karena itu hadapilah dengan terus berjalan, karena jika kits berada dalam titik keputus asaan, maka berhentilah menjadi manusia, lalu masuklah ke dalam tanah! Sekali lagi bukan saya menolak terkubur bersama alam, saya hanya ingin bersatu dengan mereka, dengan cara yang berbeda. Bagaimana jalannya? tidak tau. Saya rasakan saja.

Dengan adanya kekalahan ( setidaknya rata-rata masyarakat menyebutnya begitu ) atas tim nasional kami kemarin adalah kutukan atas kesombongan, ataulah peringatan. Bagi saya itu adalah sebuah jalan, tanpa kata "hanya" atau sesuatu yang berlebih. Hal itu memang harus terjadi. Tanya kenapa? sekali lagi jawaban bukan milik saya.

Entah kemana Timnas akan berjalan. Tapi yang pasti mereka membuka mata jutaan nyawa, bahwa bulu kuduk bangsa masih dapat berdiri. Dan air mata masih dapat datang, saat "Indonesia Raya" berkumandang.

Bukan sesuatu yang memalukan apalagi menyedihkan, karena apabila tahun ini adalah tahun kerusakan, maka kita akan mendapat sesuatu yang lebih dari kata membanggakan. Ada sebuah diskrepasi antara kerusakan dan keindahan dan kata yang paling tepat untuk berdiri diantaranya saya rasa adalah "proses".

Secara pribadi yang masih dikelilingi dan dialiri darah, saya pastikan kita yang tersisa adalah bagian dari jiwa-jiwa pilihan yang mendapat penawaran. Akankah kita terlibat dalam suatu "proses" tersebut.

Saya rasa belum ada seseorang yang dapat secara pasti dapat menerjemahkan bahasa Tuhan. Karena keterbatasan otak manusia yang masih terlalu bayi untuk mencapai bahasa yang kuasa. Lalu mengapa harus mencipta stigma ?

Tapi sekali lagi, malam kemarin saya melewati malam dengan tersenyum. Timnas Indonesia telah membuat saya merasa menjadi manusia utuh. Yang diciptakan dengan rasa senang, sedih, marah, gemas, dan berapi-api. Tidak ada satupun yang dapat dikurangi. Bukankah manusia akan menjadi sempurna karena memiliki kelebihan, dan juga kekurangan? saya rasa hanya dengan memiliki lebih, ataupun hanya memiliki kurang tidak dapat membuat para partikel terkecil dimuka bumi pun sepakat untuk menyebut Manusia adalah mahluk Tuhan paling sempurna.

Apalagi tulisan ini hanya terketik dari tangan seorang saya, seorang perempuan dengan darah Indonesia yang juga masih saja salah dalam bersikap serta berkata dan berprilaku. Apa itu sempurna? bahkan ketika saya berdosa yang membuat jengkel beberapa raga, Tuhan masih saja menyebut saya manusia, mahluknya yang sempurna.

Jika penutup tahun ini Sekelompok pemuda yang disebut Timnas telah memberi saya begitu banyak rasa, maka saya yakin nanti mereka akan berlari lebih dari cepat.

Dan sekali lagi, apabila harimau pulang membawa kemenangan dengan berjalan, maka kita semua tau : Berselimut kemenangan ataupun kekalahan, Seekor garuda pasti tetap akan terbang !!

1 comment:

  1. mudah-mudahan tahun yg akan datang mendatangkan kebahagiaan dan Indonesia berjaya selamanya! :)

    ReplyDelete