Pages

Saturday, May 8, 2010

Selamat Datang :)


Hari ini begitu gelap.
Tidak hanya terpancar dari biasan langit yang menghitam, tapi juga dari emosi yang menggumpal. Keringat mengalir menuju pelipis tanpa sekaan hasil perjalanan 2 kaki dari pancoran hingga bundaran HI.
Melody langkahnya semakin cepat diiringi amarah mencekat. Angin malam yang meniup semilir tak membuat hatinya yang terlalu panas mereda, kedua kaki menghentak aspal-aspal kualitas 3 pada lahan ekor naga.

Kualitas 3?
Dimana kualitas 1 ?

Kualitas 1 sudah menjadi bahan export untuk diperdagangkan ke negara lain. Maka dari itu MAMPUSlah roda-roda kendaraan mewah di Jakarta yang terpaksa harus menerobos lubang-lubang sepanjang jalan!!

Kancing-kancing kemeja merah kotak-kotak buatan Bandung tak lagi terkait, membuat kaos dalam berwarna putih yang dibeli dari pasar tanah abang tak perlu mengintip dari kedua kancing teratas.
Langkahnya berhenti di depan kedua pasangan yang selalu menunjukan wajah bahagia…

“SIAPA YANG KALIAN SAMBUT???!!!”

Pasangan itu saling bertatapan lalu menoleh pada sosok pemuda 19 tahun yang merasa dewasa setelah mengantongi KTP selama 2 tahun

“KENAPA DIAM?? SIAPA YANG KALIAN SAMBUT DENGAN WAJAH BAHAGIA ITU?? PARA ATLET YANG BERTARUNG DENGAN KERJA KERAS DAN KERINGAT HINGGA INDONESIA MENDAPAT SEJARAH MEDALI EMAS TERBANYAK DITAHUN KALIAN DIBUAT PUN SUDAH DILUPAKAN WARGA SAAT INI. BUKAN TIDAK MUNGKIN MEREKA YANG BERKALUNG EMAS SAAT ITU KINI SEDANG TERLILIT HUTANG DAN TIDAK LAGI BISA MENGUYAH DAGING SAPI ATAU AYAM. UNTUK APALAGI KALIAN BERDIRI DIATAS SANA?TURUUUUUUNNN!!”

Nafasnya semakin tersenggal-senggal. Teriakannya menggema dibawah bilik awan yang menyaksikan kolam serapah laki-laki muda.

“Apa yang kau ingin kami lakukan apabila kami turun kebawah nak?”

Suara laki-laki diatas sana akhirnya membuat pemuda yang berjalan dari pancoran menuju bundaran HI tidak mengadakan perbincangan sepihak.

“Aku ingin kalian melihat anak-anak bernyayi tanpa alas kaki di samping kaca mobil-mobil mewah, aku ingin kalian melihat kaumku membunuh satu sama lain untuk bertahan hidup, aku ingin kalian melihat pemuda-pemuda meneguk minuman keras sambil merayu para pemudi untuk menemani tidur mereka 1 malam, aku ingin kalian melihat wanita-wanita cantik negri ini mempersembahkan tubuhnya pada laki-laki beristri demi materi, aku ingin kalian melihat pemimpin-pemimpin yang mengiba suara dan beralih muka saat berkuasa. Setelah itu aku ingin tau apakah kalian masih dapat mengatakan Selamat Datang dengan gembira.”

Kedua tangannya mengepal, membangunkan liku-liku urat syaraf

“Siapa namamu anak muda?”

laki-laki yang sekilas tampak mirip dengan mantan gubenur Jakarta dengan masa jabatan tersingkat (1964-1965) Henk Ngantung bertanya.

“Apa artinya sebuah nama rakyat kecil seperti saya yang hanya mengantungi ijazah Sekolah Menengah Atas karena harus mengakui Negara tempat saya berpijak adalah Negara dengan ANGGARAN PENDIDIKAN TERENDAH nomor 3 di dunia??”

“Tenang anak muda, tenang”
kali ini giliran wanita si pendamping laki-laki yang bersuara.

“TENANG?? KALIAN MINTA AKU TENANG?? Taukah kalian kalau disini jarang sekali dijumpai sekedar kursi-kursi pinggir jalan atau taman tempat duduk-duduk tenang? Bahkan kita tidak memiliki keran air minum gratis untuk menghapus dahaga para pejalan kaki yang keselamatannya terancam.

“Apa kau pernah berusaha untuk mencintai bangsamu?”

“Ha-ha-ha” tawanya meledek, “Kalian pikir kami bisa mencintai sejarah bangsa ini dengan melihat museum-museum yang tidak menawarkan eksibisi internasional? Tempat-tempat itu terlihat seperti berasal dari zaman baheula dan tak heran kalau Belanda yang membangun semuanya. Tidak hanya koleksinya yang tak terawat, tapi juga ketiadaan unsur-unsur modern seperti kafe, toko cinderamata, toko buku atau perpustakaan publik. Kelihatannya manajemen museum tidak punya visi atau kreativitas. Bahkan, meskipun mereka punya visi atau kreativitas, pasti akan terkendala dengan ketiadaan dana…cuuuiih!”

“Lalu untuk apa kamu tinggal di tempat yang tidak kau cintai?”

“KARENA AKU STUCK DISINI, AKU TIDAK PUNYA PILIHAN LAIN. TAUKAH KALIAN BETAPA SUSAHNYA MENCARI LAHAN PEKERJAAN DI KOTA INI? DARIMANA AKU MENDAPAT UANG UNTUK HENGKANG DARI NEGRI YANG SEBENTAR LAGI HANCUR BERANTAKAN? MENGAPA NURDIN M TOP TIDAK MEMBUAT BOM DENGAN SKALA YANG LEBIH BESAR UNTUK MENGHANCURKAN NEGARA INI??AKU MUAK DENGAN PERNYATAAN : JANGAN TANYA APA YANG NEGARA INI SUDAH BERIKAN PADAMU TAPI APA YANG SUDAH KAMU BERIKAN UNTUK NEGARA INI. APA YANG BISA KUBERIKAN BILA AKU TIDAK MEMPUNYAI APAPUUUNN???”

“Kami melihat kau mempunyai kaki-kaki yang kuat untuk sampai kemari melewati Dirgantara dan Sudirman”

“YA, KEDUA PATUNG BODOH ITU. SEKARANG AKU HARUS MEMASUKAN KALIAN BERDUA KEDALAM DAFTAR PATUNG-PATUNG BODOH!!!!!.”

“Nak, Dirgantara tetap menunjuk cita-citanya ke bandara pertama yang dimiliki Indonesia, KEMAYORAN. Agar bangsa ini dapat terbang tinggi dan dilihat bangsa lain, dia tetap menunjuk cita-citanya meski kini bandara kemayoran sudah tidak ada. Tidakkah kaummu dapat melihat semangatnya saat mereka sedang merasa tidak lagi dapat melihat cita-citanya?”

Lelaki itu kini terdiam, bara api di dadanya mulai memadam walau belum mati…, diapun menolehkan kepalanya kea rah kiri…

“Lalu bagaimana dengan Sudirman? Untuk siapa dia memberi hormat? Bangsa inii??!!”
Katanya sambil menunjuk patung pemuda yang mendapat gelar Jendral pada usia 31 itu.

“Sudirman menghormat kepada mereka yang menghormati bangsanya nak!!”

Pemuda itu kini menitikan air mata, menjatuhkan kedua lututnya diatas aspal kualitas 3. Tangannya masih mengepal, keringat dan air mata bersenggama lalu ber ejakulasi kesadaran akan cintanya pada Negara…

“Lalu kalian, kepada siapa kalian mengucapkan Selamat Datang dan tersenyum?” tanyanya dalam isak..


“Kami mengucapkan Selamat Datang pada Rasa Cinta yang mulai tumbuh di dada kalian, dan kami tersenyum karena selalu percaya kalau rasa cinta itu tidak akan pernah binasa…”


***


SELAMAT DATANG….

6 comments:

  1. loh loh lohhh,,
    kok airmataku ngalir..
    hatiku teriris..

    *ambil tisu*
    *keluarin ingus*

    ReplyDelete
  2. Asiikk...ada 2 pengunjung pertama yg komen....hiks #bagitissue #terharujuga

    ReplyDelete
  3. wah ini bagus sekaLi tante tasya..

    inikah jawaban kuis adriana waktu itu, versi mu?

    penuh emosi dan tamparan, tapi mengharukan di akhir nya..
    sukaa! *tanganmengepaLkeudara

    tampak nya harus segera beLi adriana nih. pasti keren. *cekdompet -.-'

    ReplyDelete
  4. Machaaaaaaaaaaa...hihihi
    eh eh ini uda pernah publish be,om seh? *dejavu

    ReplyDelete
  5. Cerita ini membuat Saya semakin ingin menumbuhkan rasa Nasionalis Saya.. Bahkan dengan tulisannya, Saya bisa merasa bangga terhadap patung-patung yang berdiri kokoh di Jakarta.. Wooowww...!!

    ReplyDelete